part 2

1.5K 166 58
                                        

Aku hujan dan kau matahari.
Nanti cahaya akan datang membiasi cinta kita menjadi pelangi.

~Rainbow_Aleabee

🍃🍃🍃

Hinata berjalan anggun menelusuri lorong-lorong sekolah. Seperti biasa rok Midi berwarna merah muda dan tentu saja blaser hitam yang terpasang untuk melengkapi penampilannya. Ditunjang dengan surai indigo yang kadang membaur dengan angin yang mendayu dengan lembutnya. Sekarang ia ada jam mengajar di kelas X1 Ipa 4. Di tangannya terdapat beberapa buku pelajaran biologi. Itulah tugasnya setiap hari. Beralih dari kelas ke kelas lain. Seperti daur hidup rantai makanan yang terus berulang ulang tanpa henti kecuali suatu masalah telah terjadi. Maka hancurlah susunan yang tertata rapi.

Namun saat di perjalanan menuju ruang kelas, ia seperti mendengar keributan di sekitar lorong. Dan mengundang sikap tegas dari dalam dirinnya. Perlahan detakan sepatu high heels berwarna putih salju itu berjalan ke asal suara ribut.

"Wahh dia sangat mempesona!" Seorang siswi dengan mata hazel. Tatapan itu tergagum kagum seperti melihat dewa poisedon turun ke bumi.

"Kyaaaa tampannya!" Di susul dengan teriak histeris dari temannya yang lain. Tangan ditangkupkan ke pipi dan matanya terus menatap ke arah seseorang.

"Aku mau sekolah setiap hari jika dia masuk ke kelasku dan tentu tidak bolos lagi." Ujar seseorang di sebelahnya. Melakukan hal yang sama dilakukan temannya.

"Bolos aja kamu Sara, biar aku bisa menatapnya seorang diri." Balas temannya lagi. Pernyataan itu membuat perasaan seseorang bereforia tak jelas.

"Hey siapa kamu, kantong kresek!! Ngak kamu aja yang ada disini"

Hinata menyerngitkan alisnya seraya menggelengkan kepalanya heran kala menyadari siswi-siswi yang tengah teriak histeris. Kini ia bersedekap dada. Sambil menatap tajam siswi itu dengan amethyst-nya.

"Hekhem ...." sontak pembicaraan itu terhenti. Perlahan kepala kepala itu memutar pada arah suara. Lalu mata mereka menangkal seseorang guru yang sedang menatap dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa kalian masih disini?" Suaranya terlihat tegas mampu membuat mereka tidak berkutik. Namun walaupun begitu itu tidak mampu mengusir kecantikan yang begitu kentara di wajahnya.

"E-eto sensei ... hmm i-itu..."

"Sudah sudah tidak perlu di jelaskan, sekarang masuk ke kelas." Ucapnya. Masih dengan ketegasan yang sama.

Para siswi itu pun terhentak kala mendapat teguran dari guru yang paling cantik di sekolah mereka. Akhirnya mereka pun berlarian masuk ke kelas masing-masing.

"Haduh... anak-anak itu selalu saja"

Hinata kembali berjalan ketika sudah memastikan para siswi-siswi itu masuk kedalam kelas mereka. Namun saat akan melangkahkan kakinya kembali untuk memasuki ruangan kelas, ia melihat seorang pria berjalan ke arahnya dengan jarak yang lumayan jauh.

Hinata tidak mengenalnya, mungkinkah ia orang yang di bicarakan Shino tempo hari. Mungkinkah benar pria itu guru baru yang akan mengajar disini.

Wajah itu...

Wajahmu begitu ayu, menyapa kalbuku.
Hingga sinar matahari mencoba menyentuhmu untuk bercumbu.
Sorot matamu menusuk mutiara pengelihatanku.
Dan tatapan itu menyiratkan sesuatu yang telah berlalu.
Siapakah dirimu wahai pendatang baru?

A Stored Feeling | ENDWhere stories live. Discover now