Note : karena cerita ini telah tenggelam lama dalam peredaran waktu. Mungkin jika lupa bisa dibaca ulang.
I want kill my ex
No the best idea
Happy reading
###
"Baiklah akan ku bantu masalah kalian. Dengan satu syarat yaitu kalian tidak boleh menaruh dendam kepada siapapun pelakunya." Mendengar permintaan Itachi raut wajah Naruto tampak berubah, terlihat dari dahinya yang mengernyit.
"Ha?! Kenapa? Gara-gara dia lah aku tidak mengingat Hinata-ku lagi. Dan kami pun berpisah, tidak ada alasan untuk aku tidak memukul dia," ujar Naruto dingin. Hinata meletakkan tangannya di atas tangan Naruto yang mengepal, seolah memberi pengertian.
"Naruto-kun," panggilan Hinata seperti memohon, agar pria pirang itu mau menerima persyaratan Itachi.
"Tapi Hinata..."
"Lebih baik Tuhan yang menghukumnya bukan?" sambung Hinata lagi yang ternyata mulai membuat Naruto goyah.
"Kau yakin tidak menerima persyaratanku? Tuhan akan menghukumnya, dan perundang-undangan yang akan menjalankan hukumnya. Bagaimanapun itu semua masa lalu, Naruto. Lagian kau juga mau mengetahui kebenarannya bukan? Atau aku tidak perlu membuka kasusnya?"
Pertanyaan Itachi yang menuntut dan binar mata Hinata sekarang membuat Naruto semakin tersudut. Dengan hati yang diikhlaskan ia akhirnya menerima persyaratan dari kakak Sasuke tersebut. "Baiklah," setuju Naruto dengan wajah yang sangat ikhlas. Membuat Hinata menahan senyum karena wajah sebal Naruto sangat lucu untuk dilihat.
"Tunggulah beberapa bulan dan kalian akan mengetahui kebenarannya."
***
Syarat yang di berikan Itachi adalah agar Naruto dan Hinata tidak menaruh dendam kepada siapapun pelakunya ternyata disanggupi oleh Naruto dan Hinata. Bagaimana pun juga semua itu adalah masa lalu. Menemukan dan menghukum pelaku adalah keputusan akhir namun bukan berarti harus menyesali masa lalu berlarut-larut.
Itachi mencoba membuka kembali kasus yang telah tertutup rapat, akankah Naruto dan Hinata mendapatkan keadilan? Dan selama dua bulan lebih Itachi mencoba membuka kembali kasus yang telah tertutup rapat.
Salah satu bukti yang sudah di dapatkan oleh Itachi adalah mobil Naruto yang berada di gudang rumah Naruto. Itachi dan Naruto saat itu sedang memperhatikan mobil tersebut. Keadaan mobilnya sudah berdebu. Lalu Itachi mengambil beberapa sampel sidik jari. Namun nihil mobil itu sudah lama berdebu dan Itachi tidak dapat menemukan satu sidik jari pun.
"Anda yakin ini adalah bukti yang dapat menjelaskan dan membongkar kebenaran kasus ini?"
"Ayolah Itachi, jangan formal kepada temanmu sendiri."
"Aku tidak mengakui pecinta hiu ini sebagai temanku."
"Ah kau ini, sungkan sekali. Aku tidak malu menjadikanmu temanku, sungguh." Sekalem-kalemnya wajah Itachi kini, sungguh hatinya sangat kesal mendengar perkataan kisame. Sangat menjengkelkan.
Menyadari hawa yang mulai memanas, kisame berdehem. "Hekhem, baiklah. Ini bukti rekaman di depan rumah Hinata."
"Bukannya cctv-nya rusak?
"Rusak atau dirusaki? Mana kita tahu," imbuh kisame dengan penuh makna.
"Petinggi di prefektur itu selalu waspada, apalagi untuk keamanan. Mereka memasang alat modern yang sangat kecil di dekat cctv, sebagai kewaspadaan jika cctvnya rusak atau sengaja dirusaki. Nah ternyata pembayaran alat canggih ini tak sia-sia." Sarkas Kisame sambil melihat foto dari alat canggih tersebut.
YOU ARE READING
A Stored Feeling | END
FanfictionCollab with Hamnari19 Jika waktu dan tempat memisahkan Aku mungkin akan tersingkir dari ingatan Dimakan oleh keadaan Tapi kisah manis kita akan mengingatkan Bahwa kita punya cerita yang tak pernah terlupakan. They have a stored felling If you don't...
