18

1.5K 159 1
                                    

Jangan lupa pencet ⭐ nya ya!

Happy reading
.
.
.
.
.

Pria berkacamata dan berjas putih itu terlihat melepaskan stetoskop itu dari telinganya dan membiarkan benda itu tergantung di lehernya. Ia berjalan mendekati pria yang berdiri cemas tapi tidak kentara sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas dokternya.

"Bagaimana keadaannya hyung?" Tanya Taehyung yang sudah mengarahkan atensinya pada dokter itu.

"Anak itu demam. Sepertinya ia terlalu banyak terkena udara dingin. Dan aku rasa stamina Hana belum pulih sepenuhnya setelah pesta pernikahan kalian tempo hari." Jelas pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Min Yoongi, si dokter berkulit pucat.

Mendengar penjelasan Yoongi, ingatan Taehyung kembali pada perdebatannya dengan Hana pagi tadi. Ia menyesal sudah membiarkan Hana pergi sekolah seorang diri. Seharusnya ia mengantar gadis itu dan bukannya malah menyuruhnya berjalan kaki ke halte yang lumayan jauh.

"Kau tidak perlu khawatir. Dia akan baik-baik saja, kau hanya perlu mengompres kepalanya satu malam ini." Ujar Yoongi saat melihat raut kekhawatiran di wajah Taehyung.

"Aku tidak khawatir!" Sergah Taehyung menolak ucapan Yoongi.

"Benarkah? Lalu ada apa dengan raut wajahmu itu?" Tanya pria Min itu dengan nada jenaka.

"I-itu... baik-baik, aku khawatir. Tapi bukan khawatir seperti kau pikirkan." Taehyung melirik kesal pada Yoongi.

Rasanya Yoongi ingin tertawa mendengar ucapan Taehyung. Dia jelas khawatir tapi tidak mau mengakuinya.

"Lalu kekhawatiran seperti apa yang kau maksud Kim Taehyung? Mengaku saja apa susahnya,"

"Tentu aku khawatir. Karena jika sesuatu terjadi pada Hana, orangtua gadis itu akan membunuhku." Balas Taehyung lagi.

Yoongi memutar bola matanya malas. Teringat akan sesuatu, Yoongi pun kembali bertanya pada Taehyung.

"Apa tadi Hana menangis? Aku melihat matanya sembab dan memerah." Yoongi melirik ke arah Hana.

Mendengar hal itu Taehyung juga ikut melirik ke arah Hana lalu berdehem mengiyakan pertanyaan Yoongi. Merasa bahwa Yoongi tengah meliriknya dengan tatapan yang aneh, Taehyung berbalik ke arahnya.

"Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Taehyung dengan raut wajah bingung.

Yoongi pun melipat kedua tangannya di dada sambil memicingkan mata pada Taehyung. "Kau tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya kan?"

Taehyung tergelak. Hatinya terasa seperti baru saja tersentil batu. "Woah, kau menuduhku? Aku tidak melakukan apapun padanya."

Yoongi mengangkat sebelah alis matanya, "Lalu kenapa dia menangis?" Tanya Yoongi lagi.

"Tadi aku tidak sengajaㅡ

... membentaknya." Balas Taehyung pelan diujung kalimatnya.

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kau tidak melakukan itu lagi Taehyung-ah. Dia itu masihlah anak remaja yang pasti ketakutan jika kau memperlakukan mereka terlalu keras."

"Aku tau," Jawabnya singkat.

Pria jas putih itu menghela nafas panjang. "Baiklah, sepertinya aku harus pulang sekarang."

Mendengar hal itu Taehyung menoleh ke arah Yoongi. Ia melepas kacamatanya lalu menenteng tasnya.

"Kau hanya perlu mengompres kepalanya. Lalu beri dia obat saat dia sudah bangun nanti."

Our Destiny - K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang