14

1.5K 140 11
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Pagi ini langit begitu cerah dengan suara burung yang bersahut-sahutan. Matahari seolah sedang tersenyum pada semua makhluk hidup di bumi.

Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku untuk si gadis cantik berambut panjang yang sedang berjalan sembari menggerutu dan mengumpat. Baju sekolah yang digunakannya menambah kesan menggemaskan saat ia sedang marah.

Sepanjang perjalanan menuju halte, Hana terus menggerutu kesal. "Kim sialan Taehyung." Umpatnya geram dengan bibir mengerucut.

Pagi ini, sebenarnya Hana sedikit telat bangun. Pasalnya, semalam ia begadang menonton drama kesukaannya. Alhasil ia bangun pukul setengah tujuh pagi. Hana melebarkan matanya seraya melompat dari tempat tidur. Ia segera bergegas ke kamar mandi dan mengenakan pakaiannya dengan cepat. Belum lagi, karena ia juga harus membuat sarapan.

Dengan tergesa-gesa Hana keluar dari kamarnya dengan tas yang ia sampirkan di pundak. Namun, langkahnya segera terhenti tatkala menangkap presensi Taehyung yang sudah duduk manis di meja makan sembari menikmati roti lapisnya. Pria itu bahkan sudah rapi dengan pakaian kantornya.

Bahkan saat ia melihat kehadiran Hana, pria itu hanya melirik sebentar lalu melanjutkan sarapannya.

"Sejak kapan kau bangun?"

"Sudah sejak tadi." Balasnya cuek tanpa melirik Hana.

Mendengar hal itu Hana mendengus kesal. "Kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Kenapa harus?" Suaranya terdengar tidak terima

"Y-ya, karena kau bangun lebih dulu. Setidaknya kau memiliki hati untuk membangunkanku agar tidak telat." Ia memelankan suaranya di akhir kalimat.

Taehyung tertawa dengan nada mengejek. "Apa kau tidak terbalik? Seharusnya kau yang bangun lebih dulu. Mana ada suami yang membangunkan istrinya."

Mendengar hal itu Hana menggembungkan wajahnya kesal. Ia tidak bisa mengelak, karena apa yang Taehyung katakan itu benar. Seharusnya ia yang bangun lebih dulu.

Dengan perasaan kesal dan sedikit malu, Hana melangkahkan kakinya ke meja makan. Ia meletakkan tasnya di kursi kosong di sebelahnya. Baru saja gadis itu hendak duduk, Taehyung sudah beranjak dari tempat duduknya. Melihat hal itu, Hana mengerutkan keningnya.

"Kau mau kemana?"

Mendengar pertanyaan itu Taehyung berdecak. "Tentu saja bekerja, memangnya kemana lagi."

Taehyung segera mengenakan sepatu dan mengambil tas kerjanya.

Gadis itu sedikit membulatkan matanya. "Lalu, aku bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Aish, maksudku, jadi kau tidak mengantarku ke sekolah?"

Taehyung menyeringai. "Maaf nona, tapi aku harus pergi sekarang. Lagipula, aku ini bukan supirmu."

Hana semakin melebarkan matanya. Sialan. Umpatnya dalam hati.

Lalu ia berdiri dari tempat duduknya dan dengan tergesa berjalan mengikuti Taehyung dari belakang.

"Tapi aku sudah hampir terlambat Kim Taehyung," Sungutnya.

Taehyung lalu memutar tubuhnya saat sudah di dekat pintu. "Itu salahmu dan yaㅡaku tidak menerima tumpangan. Jadi untuk kedepannya kau harus pergi sendiri."

Hana mendengus keras. Pria ini benar-benar kejam dan tidak punya hati, rutuknya dalam hati.

Gadis itu melipat tangannya di dada sambil menatap Taehyung tajam. "Kau tau, kau pria yang sangat angkuh dan menyebalkan Kim Taehyung." Desisnya.

Our Destiny - K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang