Sebelum membaca Aku mengingatkan!!
Jangan sangkut pautkan versi baru dengan versi lama!!!
Langit di sini sudah di rombak sedemikian rupa!!
Judulnya masih sama tapi ceritanya berbeda!!
Endingnya pun akan berbeda!!
Bagi yang udah baca sampai selesai, jika kalian bertanya kenapa Aku merubah seluruhnya? karena di versi sebelumnya aku merasa ada yang kurang.
Jadi dimohon untuk tidak melanggar aturan!!
Happy Reading new version!!
"S-sakit, B-bang."
"Sabar, Dek. Bentar lagi sampai rumah sakit." Laskar berjalan mengangkat tubuh Langit yang bersimbah darah.
"S-sakit," Langit melirih dengan mata sayu menatap Abangnya sudah menangis. "G-gue udah gak bisa."
"Lo harus bisa! Gue janji bakal bujuk Mami buat meluk lo, gue janji!" sentak Laskar terus berjalan. Sesekali menoleh berharap ada kendaraan yang lewat. "Argh!! Ke mana semua orang!! Tolongin kami!!"
"C-cukup, B-bang. U-udah c-cukup." Langit berucap dengan nafas tersegal. Ia tak bisa lagi bertahan terlalu lama.
"Berhenti ngomong! Sisain tenaga lo buat bertahan demi gua!! Sumpah jangan tinggalin gue, Langit!!"
"Be-berhenti, B-bang. G-gue gak b-bisa."
Gemuruh mulai terdengar bersahutan mengejutkan Laskar. Petir menyambar membentuk seperti urat menghiasi langit malam. Laskar mendongak dengan mata basah. "Jangan! Tolong jangan hujan dulu!!" teriaknya memohon tapi alam seolah tak peduli.
Gerimis mulai turun disusuli hujan deras. Tangisan Laskar pecah melihat tubuh adiknya dibasahi oleh derasnya hujan. Darah yang tadinya mulai kering di kepala Langit kini kembali cair. Laskar terpaksa menurunkan tubuh Langit dan melindunginya menggunakan jaketnya.
"D-dingin, Bang."
"Tolong, Ya Allah! Jangan sekarang!!" Laskar berteriak menggenggam tangan adiknya. "Argh!!" teriaknya mulai putus asa. Ada apa dengan semua orang? Kenapa tidak ada yang ke sini saat ia sangat membutuhkan bantuan.
"J-jagain, Mami, B-bang."
"Ngapain lo masih pikirin orang yang gak pernah peduli sama lo, hah!? Bahkan dia tega bikin lo kaya gini!"
Langit tersenyum memilih tak menanggapi. "Talqin, g-gue b-bang."
Laskar menggeleng tapi tatapan Langit yang sangat lembut tak bisa ditolak. "Laa ilaaha illallah!"
"Laa ilaaha illallah."
"Muhammadarrasulullah."
"Muhammadarrasulullah," ucap Langit dengan nada sangat pelan dan nafas tersegal. Ia tersenyum, memejamkan matanya dan saat itu juga tangisan Laskar pecah di bawah hujan lebat.
Baru prolog nih!!
Jang lupa tinggalin jejak ye say!!
Vote, komen dan share ke temen-temen kalian.
Aku bakal up malam ini jadi tungguin, ya!! Tapi kalau ada waktu bakal up cepet kok🤗🤗
Kalo ada yang kurang tolong kasih komentar, ya!👍👍😊
Bye semua🤗
YOU ARE READING
LANGIT {NEW VERSION}
Teen Fiction"Orang tua? Apa mereka bisa disebut orang tua setelah menyuruh orang untuk membunuh anak sendiri?" "Jangan asal menilai, yang terlihat belum tentu sebenarnya. Gak ada orang tua yang tega nyakitin anaknya sendiri." "Lo masih ngomong gitu setelah meli...
