11 | RASA CEMBURU SATRIA

158 99 186
                                    

☘☘☘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘☘☘

"Jadi ini sebabnya mengapa adikku pulang dalam keadaan linglung? Kau tahu, Arashel? Eric pulang seperti orang yang kebingungan. Dia terus bertanya padaku mengapa ia bisa berada di area istana Kerajaan Dominica, padahal aku sendiri tak paham. Ketika pergi, dia hanya bilang ingin mengunjungimu sambil membawa satu bungkusan besar yang aku tak tahu apa isinya."

Arashel mendengarkan Eran berbicara sambil memainkan jemarinya. Sungguh, ia merasa tidak enak pada Eran karena lelaki itu tahu bahwa kemarin adiknya sempat ia mantrai dengan mantra pelumpuh ingatan. Tapi Arashel melakukan itu karena terdesak. Ia tak ingin Satria kenapa-kenapa. Lagi pula sikap Eric juga membuatnya kesal sampai ke ubun-ubun.

"Jadi namanya Satria?" tanya Eran.

Arashel mengangguk pelan. "Rasatria Dewangga Nabastala lengkapnya," ucap peri itu sambil menoleh pada Satria yang tengah menyantap hidangan tamu kerajaan yang disuguhkan oleh pelayan istana. Mereka semua kini sedang berada di dalam istana Kerajaan Orionis.

"Kamu hafal nama saya," celetuk Satria sambil terkekeh geli. Tak menyangka bahwa Sang Peri mengingat nama lengkapnya yang panjang bak gerbong kereta api.

"Namamu unik, kurasa tidak ada yang memiliki nama seperti itu di dunia peri," ucap Arashel, kembali fokus pada Eran yang ternyata sedang menatapnya tanpa kedip.

Oh astaga!

Oke. Oke tenang, jangan salah tingkah, jangan gugup. Raja itu hanya menatapmu, Arashel. Lagipula dia memiliki sepasang bola mata yang berfungsi dengan normal. Jadi wajar-wajar saja jika ia menatapmu saat ini.

"Maafkan adikku," ucap Eran pelan. Entah sadar atau tidak, tapi tangannya terangkat dan mengusap pipi Arashel dengan lembut.

Usapan lembut yang begitu terasa nyaman hingga Sang Peri spontan menutup pelan matanya. Merasakan kulit jemari Eran mengusap pipinya hingga akhirnya tangan itu menyelipkan helaian rambut putih Arashel ke belakang telinga runcingnya.

"Eh, sembarangan pegang-pegang pipi Arashel! Modus kamu ya?!"

Keduanya terkejut mendengar suara Satria yang merusak momen. Arashel membuka matanya cepat, Eran juga menarik tangannya dari wajah Arashel. Mereka kompak menoleh pada potongan daging barbeque yang seolah melayang di udara itu. Tidak, bukan melayang dalam artian yang sesungguhnya. Satria tadinya hendak memakan daging itu, namun matanya tiba-tiba melihat aksi modus Eran yang langsung membuat dirinya ke-trigger. Jadilah kini daging itu terlihat seolah melayang karena wujud Satria yang masih belum kembali. Manusia itu masih tak kasat mata bagi para peri.

"Husss, biarkan saja!" Lavey menaruh telunjuk di depan bibir merahnya. Mengisyaratkan agar Satria tidak berisik dan mengganggu Arashel yang sedang menikmati waktu bersama Eran.

[✔] Dominic's WorldWhere stories live. Discover now