1O | BERKELANA DI ORIONIS

153 102 143
                                    

☘☘☘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘☘☘

Perjalanan selama satu jam ditempuh oleh ketiganya. Kini mereka telah sampai di perbatasan Orionis, yaitu sebuah gerbang besar yang membatasi kerajaan tersebut dengan kerajaan lainnya. Dan Lavey, Arashel, serta Satria harus melewati gerbang ini terlebih dahulu sebelum memasuki area kerajaan bintang tersebut.

"Akhirnya aku bisa mengistirahatkan sayapku," gumam Lavey sambil mengelus sayapnya yang terasa kebas karena terus mengepak selama satu jam lamanya.

"Maafkan aku, Lavey. Karena mengangkut kami, kau jadi kelelahan. Sayapmu pasti sakit sekali ya? Coba sini biar ku lihat," Arashel mendekati Lavey lalu melihat pada sayap ungu yang tampak sedikit kaku di punggung Peri Bunga Lavender itu.

Arashel tidak memiliki sayap, jadi ia tidak tahu bahwa kondisi sayap yang kaku menandakan bahwa itu adalah hal yang tidak begitu baik.

"Tidak apa-apa, Arashel. Nantinya juga sayapku akan kembali membaik seperti semula. Sayapku hanya kelelahan saja," ungkap Lavey sambil mengembangkan senyumnya. Ia lalu memberi isyarat agar Arashel dan Satria mengikutinya masuk ke dalam area Kerajaan Orionis. Tempatnya menuju pasar yang menjual banyak makanan olahan yang tampaknya lezat dan menggugah selera.

"Hmm ... saya bisa nyium aroma daging panggang yang dioles dengan saus barbeque. Enak banget baunya, saya laper," gumam Satria saat indera penciumannya mencium aroma daging barbeque yang dijual di pasar depan sana.

"Sabarlah, Satria. Sebentar lagi kita sampai di pasar dan aku akan membelikanmu apapun yang kau mau," ucap Arashel. Walau dirinya tidak bisa melihat wujud Satria saat ini, tapi Arashel dapat menebak ekspresi lelaki itu saat ini. Dia pasti sedang tersenyum senang karena sebentar lagi ia bisa makan sepuasnya.

Ketika membayangi wajah bahagia Satria, terkadang Arashel merasa tidak bersyukur dan terlalu menuntut banyak untuk dirinya sendiri. Ia selalu merasa rendah dan kurang sebagai seorang peri, apalagi ia juga merupakan putri tunggal Kerajaan Dominica. Arashel merasa dirinya harus memiliki kemampuan yang lebih atau setidaknya setara dengan peri lainnya, bukan malah tidak bisa apa-apa seperti peri yang tak sempurna.

Tapi Satria? Lelaki itu bahkan memiliki kebahagiaannya sendiri yang begitu sederhana. Walau begitu, hal sederhana itu mampu membuat Satria terlihat seperti orang paling bahagia sedunia. Seperti halnya saat Satria meminum teh melati racikan Arashel, wajah lelaki itu begitu sumringah ketika meminumnya. Juga ketika Satria memakan apel yang sebenarnya tidak disukainya, ia tetap berusaha menelan buah itu. Satria begitu bersyukur atas apa yang ia dapat, berbeda dengan Arashel yang selalu berpikir mengapa ia tidak mendapatkan hal yang seharusnya ia punya.

"Itu pasarnya di depan sana!" seru Lavey dengan telunjuk yang mengarah ke depan sana. Terlihat kumpulan pedagang pasar bergaya Amerika kuno yang menjual berbagai macam makanan khas kerajaan.

[✔] Dominic's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang