O3 | MEDICUS, RAMUAN PENYEMBUH LUKA

214 129 221
                                    

☘☘☘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘☘☘

"Hei! Coba lihat apa yang aku temukan di sini!" pekik Lavey dengan tangan kanannya yang terus-terusan menunjuk ke arah belakang pembaringan.

Arashel membeku di pijakannya. Tidak ingin berbalik badan untuk melihat apa yang Lavey temukan di belakangnya karena ia sudah dapat menebak apa yang Peri Bunga Lavender itu temukan.

"Oh, ya ampun! Aku belum pernah melihatnya ada di negeri ini. Sepertinya memang bukan berasal dari sini, ya?"

Demi barisan kuncup bunga yang berada di Kebun Selatan! Jantung Arashel seolah jatuh dari tempat semestinya. Aliran darahnya seakan-akan berhenti. Dan wajahnya kini pucat pasi seperti vampire di negeri sebelah. Dia benar-benar tidak siap untuk menoleh ke belakang dan mengecek apa yang ditemukan Lavey di sana.

Tentu saja karena--hei, ayolah! Untuk apa ia mengecek? Sudah jelas bahwa Satria tertangkap basah oleh Sang Panglima Perang di belakangnya. Dan Arashel sangat ketakutan sekarang.

"Lihat, Arashel! Aku menemukan benda ini di rerumputan di belakang pembaringanmu!" pekik Lavey sambil menunjukkan sebuah benda kecil di atas telapak tangannya.

"Apakah ini punyamu?" Lavey menatap pada Arashel, lalu keningnya mengerut. "Hei, kau baik-baik saja? Wajahmu tampak begitu pucat, keningmu juga banjir oleh keringat. Apa kau sedang tidak enak badan, Arashel?"

Tunggu. Tunggu sebentar. Arashel sedang memproses sesuatu di otaknya. Oh God! Jadi bukan Satria yang tertangkap basah oleh Lavey? Huftt ... syukurlah. Degup jantungnya yang memompa gila-gilaan perlahan mulai kembali normal. Tapi, jika Satria tidak ada di sini, ke mana lelaki itu pergi?

"Oh? Tidak. Ah--maksudku iya. Iya, aku sedikit merasa pusing. Mungkin karena sepanjang hari selalu mengejar Meelo yang sering kabur dari kandangnya." Arashel memaksakan senyumnya untuk mengelabui Lavey.

"Apa kau butuh sesuatu? Ramuan herbal pereda rasa pusing misalnya? Aku bisa membuatkannya untukmu jika kau mau," ucap Lavey menawarkan. Dari sorot matanya terlihat bahwa ia begitu khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

Bagus, Peri Bunga Lavender itu mengiranya sedang tidak enak badan alih-alih gugup. Setidaknya Arashel bisa bernapas lega untuk saat ini.

Mendengar tawaran Lavey, Arashel menggeleng pelan. "Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat dan akan bugar kembali esok hari. Tapi terima kasih tawarannya, Lavey. Kau memang sahabat terbaikku!"

"Ah iya, aku hanya terlalu mengkhawatirkan kondisimu. Semoga cepat pulih ya. Rasanya tidak seru jika melihatmu tak bersemangat seperti biasanya."

[✔] Dominic's WorldWhere stories live. Discover now