That's Me

22 7 39
                                    


Hoseok mengacak rambutnya. Sial, perdebatan itu masih terngiang dalam kepalanya. Ucapan Aera kemarin benar - benar menusuk benaknya. Bahkan ia merutuki dirinya sendiri.
Kemarin ia hilang kendali. Entah apa yang memicunya namun ia juga menyadari bahwa setiap ucapan kemarin sangat begitu menyakitkan. Pemuda itu menyalahkan dirinya sendiri. Harusnya ia tidak berkata seperti itu.

Padahal Aera sudah menerimanya dengan begitu baik. Tapi ia tetap saja kesal setiap mengingat Yoongi menyentuhnya. Perasaan apa ini. Apa mungkin ia menyukainya.

Hoseok pun menjadi gusar. Semalaman ia terjaga karena memikirkan hal ini. Awal yang buruk untuk mengawali pernikahan itu. Bahkan Hoseok juga tak sekali pun meminta restu pada kedua orang tua Aera. Padahal sebelum pernikahan, Aera pergi bersama Yoongi untuk pergi ke pusara ibunya lalu setelah itu meminta restu pada ayahnya.

Hoseok memegang kepalanya kasar. Apa yang sudah ia perbuat. Pada akhirnya ia hanya bisa menyesal.

***

Langit yang gelap kini berganti pagi yang cerah. Hari ini Aera merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit. Gadis itu berpikir mungkin kemarin ia sangat kelelahan.

Ingin rasanya gadis itu membenamkan dirinya sekali lagi ke dalam bantalnya yang empuk. Tapi hari ini ia harus berangkat ke kampus. Tidak ada bulan madu atau apa pun. Yang ada hanya aktivitas seperti biasanya.

Aera berusaha menarik tubuhnya dari ranjangnya yang empuk. Tapi ranjang itu seakan menahannya untuk beristirahat. Entah mengapa hari ini ia merasa lelah dan lemas. Bahkan saat ini ia memandang dirinya dalam cermin. Terlihat begitu pucat dan kurang sehat.

Sepertinya tekanan darahnya turun. Gadis itu berjalan ke arah lemari pakaian. Kopornya baru tiba semalam. Beruntung sebelum hari pernikahan ia sudah menyiapkan seluruh perlengkapannya yang akan dia bawa di sini.

Saat hendak membuka tas besar tersebut, gerakannya terhenti saat melihat cincin yang melingkar di jari manis. Cincin pernikahan yang indah. Gadis itu menghela napas berat dan kembali mencari sesuatu yang ia cari.

Obat anemia nya. Ia meletakkan obat itu di atas meja riasnya lalu mulai bersiap. Berendam di air hangat sejenak pasti memulihkan kondisinya. Satu jam kemudian ia telah siap dengan penampilannya yang rapi.

Udara di luar tidak terlalu dingin. Jadi Aera memutuskan untuk mengenakan kaus berkerah berwarna putih dengan luaran jaket berwarna pink. Dengan sengaja ia menggerai rambutnya yang panjang dengan jepit di samping kanannya berbentuk bunga.
Lalu ia mengambil obat yang ia letakkan di meja riasnya lalu bergegas pergi ke dapur. Gadis itu hanya sarapan selembar roti dengan selai nanas untuk syarat minum obat saja.

Setelah selesai ia beranjak pergi. Aera mengambil kunci mobilnya yang semalam di antarkan Seokjin. Langkahnya terhenti ketika ia berpapasan dengan Hoseok.

Terjadi kecanggungan diantara keduanya. Namun mereka berdua memilih diam hingga Hoseok membuka mulut.

"Kau mau kemana?"

"Ke kampus." Jawabnya datar tanpa menatap ke arah Hoseok.
Gadis itu pun pergi membiarkan Hoseok yang masih berdiri di sana. Pemuda itu hanya menghela napas. Suasana pagi yang terasa aneh.

***

Setelah pernikahan tidak ada yang berubah. Sikap Jungkook masih sama. Hanya saja kini pemuda itu lebih terlihat sering bersama Taehyung. Aera tersenyum saat Jungkook menyambutnya.

"Kau baik - baik saja?" jungkook bertanya kala melihat Aera yang terlihat lelah. Bahkan lipstik pun tidak bisa menutupi wajah pucatnya.

Aera menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Begitu tipis hingga tidak terlelu terlihat. "Hanya kelelahan." Jawab gadis itu sekenanya.

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang