Chapter 13 ~ What are you filling your heart with?

Start from the beginning
                                    

Empat jam berlalu, prosedur bedah pun akhirnya terselesaikan. Seusai membersihkan diri, Eren mengganti jubah operasi di ruang loker, tidak sadar bahwa Levi berada di ruang yang sama dan memblokir pintu keluar.

"Kenapa kau menghindariku?" tanya Levi to the point, membuat Eren kaget. Ia baru tersadar Levi berdiri di depan pintu keluar, membuatnya tidak dapat mengelak lagi.

"Dr.Ackerman, sebaiknya kita keluar karena tidak enak dengan yang lain." jawab Eren yang ditanggapi dengkusan oleh lawan bicaranya.

"Nah, kau mencoba untuk lari lagi kan? Tenang saja, kalau ada kejadian darurat yang membutuhkan bantuan kita, pager akan berbunyi. Sekarang kau tinggal menjawab saja pertanyaanku lagi, 'kenapa kau menghindar dariku?'"

Eren mulai geram karena terpojok, "Aku bukan pengganggu hubungan orang, aku tak mau merusak kebahagiaan orang lain." Ia lalu melipat tangan di depan dada dan membuang muka tak senang.

Levi mengerutkan dahi heran, "Penganggu hubungan orang? Aku sedang tidak berhubungan dengan siapa pun."

Sekarang giliran Eren yang bingung, lalu bertanya memastikan, "Mrs. Rall bukan pasangan anda?"

"Bukan! Saat ini aku menjalani status mengejar cinta seorang bocah." Sindiran Levi membuat rona merah menghiasi wajah Eren.

"Bagaimana mungkin kau bisa berkesimpulan Petra Rall adalah kekasihku?"

"Ehm...so..soalnya anda dan Mrs. Rall dekat."

"Ho...jadi kau cemburu?"ejek Levi.

"Tidak!" tolak Eren dengan air muka cemberut.

Levi mendengkus kemudian bercerita, "Petra adalah teman dekatku. Kami berkenalan ketika kami mengikuti ujian susulan di sekolah. Petra terpaksa mengulang karena saat itu dia sedang memiliki masalah dengan ayahnya. Karena hanya kami berdua yang mengulang, Petra tentu mengetahui apa yang terjadi padaku di tahun-tahun terakhir sekolah. Namun Petra lebih protektif karena dia bersama Isabel mengurusku di saat aku benar-benar terpuruk."

"Ma.maaf." respons Eren. Ia kembali teringat dengan cerita Isabel mengenai masa-masa gelap Levi.

"Sudahlah, itu cerita lama dan apa yang terjadi hanyalah salah paham. Petra memang pernah menyatakan perasaan padaku dan aku selalu berkata bahwa aku tak bisa membalas perasaannya karena sebagian hatiku sudah dibawa oleh seorang bocah."

Eren memalingkan muka karena malu. Levi lalu menatap tajam Eren dan bertanya, "Jadi, bocah. Apakah kau sudah membuka hatimu untuk memaafkanku dan menerimaku kembali?"

Belum sempat Eren menjawab, pengeras suara berbunyi 'Code blue (10). Code blue. Unit Kardiothoraksik. Code blue. Code blue..Unit Kardiothoraksik.' Pager Eren turut bergetar menampilkan inisial ruangan tempat pamannya berada. Sontak mereka berdua berlari menuju ruangan yang dimaksud. Sesampainya di sana, Eren tergamang di pojok ruangan ketika melihat Connie tengah melakukan resusitasi jantung paru dengan menekan dada pamannya. Ia berucap lirih "Paman, jangan pergi."

🎶Mohon memutar video di atas untuk mendapatkan alur cerita yang pas🎶

Levi segera mengambil alih dengan melakukan prosedur intubasi endotrakeal (11). Ia menyuruh Sasha yang juga berada di sana untuk memeriksa nadi pasien lalu meminta betadine pada perawat untuk dioleskan pada leher Hannes.

"Berapa kali kau memberi Epinephrine (12)?"tanya dokter Ackerman itu.

"Kuberikan tiga kali."jawab Connie yang masih melakukan penekanan dada.

"Jarum hipodermis." pinta Levi. Dia kemudian menusukkan jarum tersebut ke pembuluh darah di area leher yang sebelumnya sudah dioles betadine kemudian memasukkan cairan ampoule epinephrine ke selang.

Apple and Cinnamon [RIREN]Where stories live. Discover now