Chapter 1. Cuek tapi Perhatian

280K 19.4K 1.5K
                                    

Selamat membaca

"Mau kemana?" tanya Ara saat melihat Arkan berjalan menuju pintu utama.

"Pulang," jawab Arkan tanpa menoleh.

"Main pergi aja, pamit dulu kek." sindir Ara. Arkan hanya meliriknya sekilas lalu kembali melanjutkan langkahnya, yang diikuti Ara dari belakang.

"Hati-hati pulangnya, jangan kelayapan mulu," nasehat Ara.

"Bacot!" ucap Arkan sambil menggunakan helmnya.

"Lah ... aku kan kasih tau, nasehat itu didengerin jang--"

"Pulang." pamit Arkan, memotong ucapan Ara dan mulai melajukan motor trail nya meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Ara yang mendapatkan perlakuan seperti itu pun hanya menggelengkan kepala.

_______

Seorang gadis manis yang saat ini mengenakan seragam sekolah dengan rambut di kuncir kuda itu berlari kecil menuruni tangga menuju meja makan.

"Pagi, Bi," sapanya kepada Bi Inem yang sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi juga non, dijemput den Arkan?" tanya Bi Inem saat melihat Ara yang sudah rapi dengan pakaian sekolahnya.

"Iya." jawab Ara yang kini sudah duduk di meja makan. Saat sedang asik memakan sarapan, tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk dihadapan nya dan langsung mengambil piringnya.

"Eh ... eh ... itu kan punya aku, kalo kamu mau, ambil sendiri dong." ucap Ara kepada Arkan.

Arkan tidak memperdulikan ucapan Ara, dia terus saja memakan makanan yang ada di piring itu, membuat Ara mendengus kesal.

"Aku nggak mau makan," ucapan Ara mampu membuat Arkan langsung menatapnya.

Dia menatap Ara tajam sedangkan yang ditatap hanya memalingkan wajahnya. "Terserah," ucap Arkan lalu kembali melanjutkan makannya.

Ara yang mendengar itupun semakin kesal, gadis manis itu berjalan keluar dari dapur, membuat Arkan kembali menghentikan makannya.

"Kemana?" tanya Arkan.

"Sekolah." jawab Ara ketus.

Arkan mempercepat makannya lalu mengejar Ara yang sedang memasang sepatu di teras.

"Ngapain ngikutin? Makan aja sana." ucap Ara saat melihat sang kekasih.

Arkan tak mendengarkan ucapan kekasihnya itu, dia menghampiri motor nya. "Buruan." ucapnya datar.

Ara berjalan menghampiri Arkan sambil menghentakkan kaki kesal. Belum sempat Ara membenarkan duduknya, tapi motor Arkan sudah melaju kencang, membuatnya sedikit terjengkang ke belakang.

"Bawa motor itu yang benar." ucap Ara sambil memukul pundak Arkan.

Selama di perjalanan, hanya ada keheningan yang terjadi, hingga beberapa menit kemudian mereka tiba di SMA Permata yang sudah ramai.

Setelah memarkirkan motornya, Arkan langsung menarik Ara menuju kantin di sekolah mereka.

"Arkan, kita ngapain ke kantin?" tanya Ara ketika mereka baru saja duduk di salah satu kursi yang ada disana.

"Lo masuk IPA 1 nyogok?" tanya Arkan dengan sebelah alis terangkat.

Ara menatapnya heran, lalu menggeleng. "Enggak kok, aku nggak nyogok," jawabnya.

"Ternyata orang bego bisa masuk IPA 1 juga," ucap Arkan tanpa ekspresi.

Ara yang mendengar itupun melotot, gadis manis itu menarik telinga Arkan, berharap sang kekasih akan merintih kesakitan, tapi realita tak seindah ekspektasi. Arkan malah terlihat biasa-biasa saja, walaupun telinganya memerah.

Possesive and Cold BoyWhere stories live. Discover now