◇ ; kukuh kembali. . .

683 145 120
                                    

Cie jarang-jarang kan ada yang ganda" gini

( ʘ̆ ╭͜ʖ╮ ʘ̆ )

Anggap aja hadiah dariku untuk kalian yang sudah berbaik hati menyemangati♥♥♥

Terimakasih & salam hangat

I love y'all

Still 60 votes untuk kedua part hari ini

Bole ko nyalain mulmednyaa, bole banget

Selamat menikmati



💐💫💗







"Makasih ya, pak. Kembaliannya ambil aja." Ucap Jenira, memberikan selembar uang biru pada driver yang tersenyum tulus.

"Makasih ya, mbak. Semoga rejekinya lancar."

"Amin."

Tanpa menunggu lama Jenira segera masuk melewati gerbang tinggi dari kayu jati kokoh seraya tersenyum pada Pak Antoㅡsekuriti di rumah Eron. Ia menaiki tiga anak tangga kecil untuk dapat sampai ke depan pintu, mengetuknya.

Di tangannya ia sudah membawa bubur kacang ijo madura yang ia beli di depan komplek blok sebelah, bubur itu kesukaan Eron. Saking sukanya, kadang Eron lebih milih makan itu daripada makan nasi dan pernah suatu hari saat bubur itu tidak berjualanㅡdia rela-relain bayarin tukangnya bayar kontrakan dan ngasih uang buat jadi modal. Katanya, 'kalo aku pengen itu artinya aku harus modalin dan tanggung jawab. Nggak mungkin aku paksa suruh jualan sedangkan dia nggak ada duit untuk beli bahan-bahan.' Untungnya tadi tukang itu berjualan dan Jenira tidak hanya membawa dirinya ke hadapan lelaki itu. Meski memang kehadirannya lebih bermakna dari apapun bagi Eron.

Tak lama pintu terbuka, menampakkan wajah murung Julia yang berubah gembira hanya dalam satu kedipan mata ketika ia melihat Jenira. "Ya ampun, ternyata si cantiknya aku." Katanya, memeluk Jenira.

"Eron udah baikan, tan?" Tanya Jenira seusai melepaskan pelukannya.

"Udah, lagi ada di kamar. Tadi tengah malam tante terpaksa harus telpon dokter karna dia panasnya tinggi banget makanya tante paksa dia biar nggak masuk sekolah. Tadinya dia itu kekeuh mau jemput kamu."

Jenira tersenyum hangat, "Jejen masuk, ya?"

"Tentu dong. Masa iya tante biarin kamu di luar. Dia nggak mau keluar kamar dari semalam, coba kamu yang bujuk." Tangan Julia meraih lembut lengan Jenira untuk masuk dan menaruh tasnya di bangku ruang tamu sebelum ia pergi ke dapur untuk mengambil mangkuk lalu melesat ke atas sendirian. Meninggalkan Julia yang berniat memasak untuk Jenira.

Di depan pintu kamar Eron, Jenira mengetuk pintunya tiga kali.

"Siapa?" Gadis itu menempelkan telinganya dengan pintu.

"Anaknya Papah Ramli Pradikusuma." Jawab Jenira tersenyum geli.

"Tunggu, jangan masuk dulu. Sebentar lagi, Ra."

"Orang pintunya dikunci gimana aku bisa masuk? Emang kamu lagi ngapain?"

"Coli."

"Ih?!" Spontan ia menarik dirinya kebelakang dan mengernyit jijik. Tau-tau yang di dalam kamar ketawa dan sesaat kemudian pintu terbuka, menampakkan Eron dengan balutan kaus putih bertuliskan merk brand Celinè. Lelaki itu menarik rambut panjang keritingnya ke belakang dan tersenyum malu, menampakkan dahi lebarnya yang selalu Jenira puja.

YOU BROKE ME FIRST {♡}Where stories live. Discover now