◇ ; panas hati

686 156 134
                                    

HEYA GIMANA KABARNYA NIH?
SEHAT KAAN

Harus sehat dong, jangan sakit-sakit!

Kangen nga sih libur sehari? Nga kayanya ya hwhw.

Hari ini nga marah-marah, tapi silahkan katain Eron sepuasnya hwhw

Jangan lupa vote dan comments, serius itu obat untuk bikin chapter selanjutnya makin liar dan menyebalkan .gg

50 votes for next chapter 💗❤

Selamat menikmati♡♡



💐💫💌










"Ron!"

Gua membeku di tempat. Samar-samar kesadaran gua hilang, gua bahkan berasa kaya nggak hidup. Semua kosong, gua nggak tau gua harus apa dan bagaimana. Seakan-akan dunia berhenti pada poros terburuknya, dan disitulah gua sekarang. Di titik terberat ini. Ketika semua ketakutan menjadi satu, dan hidup gua sudah ada diambang kenestapaan. Gua merasakan langkah gontai Jejen dari belakang dan semakin mendekat.

"Kamu kenapa lama banget?" Untuk beberapa saat gua nggak tau apa itu yang namanya bicara dan menjawab pertanyaan. Lidah gua kaku dan kelu seiring getaran di tubuh gua yang semakin mengguncang. "Aku di sini, Ron. Masa kamu munggungin pacar kamu?"

Kepala gua tertunduk lemas, perlahan gua memutar tumit dan tenggorokan gua tercekat.

"Kenapa kamu nunduk? Ayuk ke kantin dinas! Aku mau makan sotonya cepet-cepet, habis itu kita ke taman. Aku mau sayang-sayangan sama kamu di sana."

"Eron.."

Kedua tangan Jejen nangkup wajah gua, dan di saat itu juga gua liat senyumannya merekah. Indah. Dia gadis tercantik yang pernah gua temuin di seumur hidup. Tapi sayangnya, ada sesuatu yang nggak bisa dia kasih ke gua dan itu menjerumuskan 'kita' dalam masalah kaya gini. Gua amat mencintai Jejen. Dan gua berusaha untuk nggak ngedepanin ego dengan maksa dia melakukan hal itu kalau dia nggak mau. Apapun itu, gua merasa selama ini keputusan gua cukup baik.

"Aku udah maafin kamu, Ron.. Dan aku masih cinta sama kamu. Aku pernah bilang, meskipun orang berkata ini itu tentang kamu, aku tetep percayanya sama kamu. Kamu nggak usah takut aku pergi."

Lagi, gua nggak tau gimana caranya gerakin mulut gua. Mata gua melebar sementara bibir gua kaku dan lidah gua kelu. Gua nggak salah denger kan? Jejen masih maafin gua, kan? Gua janji setelah ini gua bakal perbaikin semuanya. Gua nggak mau berada di fase mematikan ini lagi.

"Aku sayang banget sama kamu, Ron, nggak terhitung lagi seperti apa. Tapi...."

















"Ini hanya di alam bawah sadar kamu."

Author's POV





"BANGSAT!!" Erang Eron begitu ia tersentak dan terbangun dari tidurnya karena teriakan yang menggema di lantai dasar. Ia membawa tangannya menarik rambutnya ke belakang secara kasar dan frustasi. Napasnya memburu hebat dan tak lama airmatanya mengalir dengan perasaan yang berkecamuk. "Sampai kapan gua disiksa kaya gini?!"

"Jejen.." Gumamnya putus asa, membanting punggung ke kasur dan memejamkan matanya erat-erat. Sudah tiga hari berlalu semenjak insiden besar yang melibatkan dirinya, Jenira, Nilam, dan Phoebe. Dan Eron harus menghadap Gong Yoo selaku kepala sekolah untuk dimintai kejelasan yang dengan sangat yakin ia menyangkalnya memakai dalih 'tidak ada bukti akurat'. Tentu saja itu menjadi pertimbangan terberat bagi sekolah maupun pihak yang tersakiti, pasalnya Dipati juga memohon sekolah untuk memilih jalur damai dengan uang ganti rugi. Akibatnya Nilam harus mengundurkan diri karena dianggap sebagai biang masalah dari keributan yang terjadi saat itu. Bahkan ia mendapat julukan sebagai 'lacur newbie' dari beberapa penggemar berat Eron yang tidak menyangka sekaligus denial bahwa 'idolanya' melakukan hal yang menjijikan semacam itu jika bukan karena digodaㅡsayangnya itu adalah fakta yang tersebar di seluruh penjuru TWH saat ini.

YOU BROKE ME FIRST {♡}Where stories live. Discover now