PART 4

8 3 0
                                    

Di Kamar Renata

     Sepulang dari merayakan hari jadi persahabatannya sekaligus hari putus nya dia bersama sang mantan pacar, Rena dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dia yang terkenal dengan sifat ceria nya, mendadak pendiam. Seperti keadaannya sekarang ini, begitu dia masuk kamar bukannya dia langsung bersih-bersih dan siap-siap untuk makan malam bersama di ruang keluarga Rena duduk di samping ranjang nya. Sudah berkali-kali sang mantan menyakitinya, sudah berkali-kali juga dia seperti ini. Rena menangis, menangisi kebodohannya andai dari dulu saja dia memutuskan hubungan ini, andai dia tidak terlalu mencintai sang mantan, andai dia mempercayai semua apa yang orang-orang terdekatnya katakan, dan masih banyak lagi kalimat andai yang berputar di kepalanya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan memang datang di akhir bukan di depan, jika di depan pendaftaran namanya.

     Selang beberapa menit, Raga dan Rega menghampiri kamar adik tercintanya. Tak biasanya sang adik ini idak menyambutnya ketika mereka pulang. Mendengar suara motor sport nya saja sang adik ini sudah stay di depan pintu untuk menyambut mereka. Tapi sekarang, hal itu tidak dilakukannya itulah mengapa dia sangat mengkhawatirkan sang adik.

"Assalamu'alaikum dek, abang boleh masuk ga?", ucap Rega dikala pintu kamar sang adik terbuka sedikit.

"Eh abang iya masuk aja gapapa", jawab Rena sambil menghapus sisa air matanya.

     Saat si kembar menghampiri sang adik, mereka tau sang adik saat ini berada di masa kesedihan yang teramat mendalam. Dilihat dari matanya yang sembab, baju nya tidak ganti bahkan mungkin sepertinya sang adik tidak beberes diri. Dulu keadaan sang adik terakhir seperti ini adalah saat dia kelas 10 SMA dimana pacar sang adik pasti berulah, padahal si kembar sudah mengatakan bahwa tak menyukai pacar sang adik karena mereka tau bahwa pacar sang adik sangat amatlah playboy. Entah adik nya yang bucin atau bodoh, saking cintanya dia tak mempercayai apa yang sang kakak ucapkan. Kalo saja bukan karena adik tercintanya ini, pacar sang adik sudah lama hilang dari bumi ini berani-beraninya saja dia melukai adiknya ini.

"Gimana tadi acara sama temen-temen nya?", tanya Rega. Setiap harinya mereka akan saling menanyakan kabar bagaimana hari-hari yang dilalui setiap diri mereka.

"Alhamdulillah baik bang seperti biasanya", ucap Rena sambil menampilkan seyum.

"Apa yang cowo brengsek itu lakuin lagi sama kamu?", tanya Raga. Raga ini orang nya selalu to the point apalagi masalah adik perempuan semata wayangnya ini. Jika sudah berurusan dengan Raga masuk di kategori siaga 1, karena jika sudah menyangkut adikknya yang seperti ini.

"Gausa boong lagi, sudah cukup abang baikin dia selama ini karena permintaan kamu. Tapi, kalo dia udah buat kamu kek gini abang gaakan tinggal diam. Katakana pa yang dia perbuat sekarang?", ucap Raga sambil duduk di sebelah kanan sang adik, karena di sebelah kiri ada Rega.

"Bilang sama abang dek apa yang Gio lakuin lagi ke kamu, ngeliat kamu seperti ini bikin abang sedih", ujar Rega sambil mengusap lengan kiri sang adik. Setengil-tengil nya dan sejahil-jahilnya Rega ini, jika sudah menyangkut adiknya yang seperti ini dia akan sangat posesif.

     Rena bukannya menjawab, justru dia menangis sejadi-jadinya. Pecah sudah airmata yang tadi dia tahan, dia kecewa sama dirinya sendiri kalo saja dia mendengarkan apa yang sang abang ucapkan rasa sakitnya tak akan sedalam ini. Kedua abang nya lah sering mengatakan bahwa Gio bukanlah laki-laki yang baik, bahkan seorang playboy. Tapi mungkin dia dulu dibutakan oleh cinta, dan hari ini dia baru menyadarinya bahwa apa yang sang mantan lakukan dan perlihatkan selama ini membuktikan bahwa dia bukanlah laki-laki yang baik sama seperti yang abangnya katakan.

"Maaf bang maaf, selama ini adek ga dengerin apa yang abang katakan. " ujar Rena di tengah-tengah dia menangis.

"Adek udah putusin dia tadi bang, maaf baru ngelakuin sekarang bang maaf."

"Udah-udah dek gapapa gausa minta maaf", ucap Rega.

"Menangislah kalo itu membuat kamu tenang dek, ada abang disini", ucap Raga

     Melihat sang adik makin menangis, mereka mempererat pelukan nya pada sang adik. Baru kali ini sang adik sangat teramat sedih seperti ini, terakhir menangis seperti ini ketika eyang pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini, itu tandanya sang adik saat ini sangatlah terpuruk keadaannya. Melihat sang adik seperti ini membuat emosi si kembar memuncak terhadap cowo brengsek itu. 

________________________________

Hehe sorry ya guys baru bisa update sekarang soalnya lagi di genting-genting nya UAS dan artikel penelitian belom selesai. Jadinya ervia dilema guys mau ngerjain yg mana dulu:(

Tapi ini udah update kok walaupun dikit part nya soalnya lagi buntu nih mau nulis apa, ini udah di sempetin di tengah" ngerjain artikel. semoga suka doain ya tugas"ku selesai biar aku bisa lanjutin guys😁

Jangan lupa vote and coment yaa
Tinggal klik bintang nya aja😁

See u next chapter❤

Salam manis dari Ervina🥰

21 Juni 2022

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jun 21, 2022 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

RENANDRA (On Going)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon