Warna Dalam Cerita

526 22 2
                                    

Okta menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan sebelum ia naik ke atas panggung.

Okta meletakkan lukisannya dengan perlahan dan hati-hati di tempat yang telah disiapkan. Ia tersenyum melihat hasil lukisannya sebelum berbalik untuk menunjukkannya pada orang-orang yang telah menanti hasil karya nya itu. Ini adalah pers peluncuran novel terakhirnya.

Okta tersenyum memandangi hasil lukisannya, lalu menyapu pandangannya pada orang-orang yang hadir malam itu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Okta tersenyum memandangi hasil lukisannya, lalu menyapu pandangannya pada orang-orang yang hadir malam itu.

"Selamat malam. Tanpa membuang banyak waktu lagi, kita langsung saja ke acara utama kita." 

Mc itu memberikan kode pada Okta untuk melanjutkan.

"Terimakasih karena sudah hadir pada peluncuran buku saya yang baru. Karena ini adalah karya saya yang terakhir. Maka peluncuran kali ini juga cukup berbeda dari biasanya."

"Setelah cukup lama vakum, banyak dari kalian yang bertanya tentang apakah saya akan mengeluarkan karya baru atau tidak? Dan sekarang saya kembali dengan membawa cerita  yang mungkin bisa membuat kita sama-sama belajar tentang berharganya sebuah kebersamaan, kepercayaan, kasih, kesetiaan, juga kerja keras." Okta tersenyum namun matanya mulai berkaca-kaca ketika pandangannya bertemu dengan dua orang yang sangat ia hormati juga sayangi.

"Kak Viny, jangan nangis. Aku belum selesai cerita."
Mereka sama-sama tersenyum dan menyeka airmatanya.

"Ah, gak boleh sedih-sedih ya. Kita harus happy disini."

Okta melihat sekilas pada lukisannya dan kembali menghadap pada hadirin yang datang.

"Dalam buku 'Warna Dalam Cerita' ini, Saya meliris tiga seri sekaligus. Yaitu seri pertama dengan kode 'M' seri kedua dengan kode '&' dan yang seri terakhir, seri ketiga dengan kode 'U'. Jika digabungkan dari tiga seri buku itu, covernya akan menjadi seperti lukisan yang ada dihadapan kalian saat ini."

"Kenapa saya memilih gambar ini untuk menjadi cover novel saya kali ini. Karena ini karya terakhir, saya membuat ini lebih berbeda dan spesial dari biasanya. Disana terdapat sebuah kastil, yang tidak terlalu besar namun terlihat sangat nyaman. Ada pelangi dibelakang kastil tunggal itu, juga beberapa jenis pepohonan juga hewan yang berbeda namun masih tetap terlihat indah jika disandingkan bersama. Gambar itu cukup mewakili perasaan saya tentang keluarga baru saya yang cukup unik dan hangat."

Okta berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk selama beberapa detik, sebelum kembali menegakkan tubuhnya dan tersenyum.

"Disini, didalam ruangan ini. Saya ingin berterimakasih pada orang yang sangat berpengaruh besar dalam setiap tulisan saya, dan tentu saja orang yang akan saya ceritakan di dalam buku ini."

"Terimakasih Kak Viny, Kak Beby. Karena sudah menjadi pilar yang kokoh untuk kami. Meskipun ini adalah yang terakhir, gak ada yang berubah. Aku tetap adik kalian. Untuk adik-adik ku yang selalu mendengarkan keluhanku saat aku lelah dan ingin berhenti menulis. Untuk anak-anakku yang pernah kukecewakan, maafkan karena belum bisa menjadi orangtua yang baik untuk kalian. Terimakasih untuk Feni dan Sinka yang sudah memberikan warna indah itu untuk ku kenang. Untuk Papi, maaf karena aku belum bisa menjadi menantu yang baik, terimakasih untuk menjadi pengganti orangtuaku." Okta sempat terhenti dan menyeka airmatanya.

"Ah, ada banyak nama yang ingin saya sebutkan namun mungkin tidak bisa. Olla, Kris, Anin, Flora, Badrun, Aya dan Mama Yona. Terimakasih untuk pelajaran berhargannya. Kalian adalah orang yang mengajarkan bagaimana cara untuk menempatkan diri."

"Baiklah, sebelum masuk kedalam sesi tanya jawab. Saya ingin mengundang dua orang yang sangat saya hormati, juga tokoh utama dalam cerita saya kali ini."

Okta tersenyum pada Viny dan Beby.
"Kak Beby, Kak Viny"

Terdengar riuh tepuk tangan ketika Beby dan Viny berdiri dan maju keatas panggung bersama dengan Okta.

Ketiganya duduk dengan posisi Okta yang berada di tengah. Viny dan Beby juga diberikan microphone untuk sesi tanya jawab.

Dipojok kanan mereka sudah ada seorang wanita yang berperan sebagai Mc  yang akan memberikan pertanyaan seputar peluncuran buku dari Okta.

"Oke, tadi kita sudah mendengar penjelasan singkat langsung dari penulisnya. Nah tanya jawab ini bertujuan untuk mengupas lebih dalam lagi tentang novel terbaru dari Okta. Sudah siap?" Okta mengangguk.

"Tadi kan sudah membahas beberapa gambar di cover novelnya. Saya mendapat sedikit bocoran setiap gambarnya itu ada artinya. Apa benar?"

"Ya benar. Yang pertama itu Kastilnya, itu ibarat rumah dimana kita semua berkumpul.  Sungai kecil yang terlihat mengalir tenang, itu adalah cara kami semua bertemu. Dengan cara yang biasa, sederhana, tapi menjadi hubungan yang sekuat sekarang. Hewan dan pepohonan dengan jenis yang beragam itu menggambarkan kita. Kita yang benar-benar memiliki sifat dan pikiran beragam, ternyata bisa menjadi satu dengan cara yang seperti itu. Dan yang terakhir pelangi itu. Pelangi itu selalu muncul setelah badai berlalu. Meski ada banyak masalah yang terjadi, Kak Viny dan Kak Beby selalu ada untuk membereskan masalah itu." Jelas Okta.

"Wah sangat bermakna sekali ya. Oke, pertanyaan selanjutnya untuk Kakak-kakak dari Okta. Gimana sih sosok seorang Okta dimata kalian?"

"Dari Beby dulu kali ya? Okta itu adek yang lumayan penurut. Kadang suka ngambil keputusan tanpa berpikir panjang dulu. Kesel, tapi ya maklum. Okta memang emosinya sering gak stabil." Ucap Beby sambil merangkul pundak Okta.

"Kalau dari Viny, Okta adek yang suka bikin masalah. Sering berisik gak jelas gitu, kayak yang heboh gitu. Anehnya dia itu kadang gak peka sama kalimat atau kode dari orang. Tapi peka sama perasaan orang. Kayak misalnya aku pusing, terus banyak pikiran itu. Dia dengan gayanya yang sok dewasa itu muncul mencoba menghibur aku gitu. Meskipun suka bikin masalah, tapi aku maklum kok." Kini Viny yang berganti merangkul Okta dan mengusap kepala belakangnya sambil tersenyum.

"Baiklah, untuk Okta nih. Apa harapannya atau pesan nya mungkin untuk yang membaca buku kamu nanti."

"Hmm.. Kayaknya udah teralalu banyak dibongkar ya isi dari novelnya. Untuk yang penasaran silahkan baca bukunya dari seri satu sampai tiga. Semoga kalian suka, dan... untuk semua keluarga aku, Terimakasih karena sudah menerima aku yang bukan siapa-siapa ini dengan sangat hangat."

Beby dan Viny memeluk Okta, adik mereka yang selalu membuat onar itu akan pergi meninggalkan mereka, karena Okta akan berpindah keluar negeri dan menetap.

"Maafin aku, Kak" Bisik Okta pada keduanya.

Sebelum acara peluncuran itu berakhir, Okta kembali mengambil mic nya dan menatap seluruh orang yang hadir saat itu.

"Ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan untuk kalian yang tadi sudah sempat membeli buku aku. Semoga setelah ini kalian bisa menghargai setiap pertemuan dan perpisahan, bisa menghargai kesempatan yang telah diberikan, usaha keras seseorang, dan bisa menjaga kepercayaan orang lain. Terimakasih."

Acara ditutup dengan sesi foto sebelum mereka benar-benar berpisah.











Holla.

Ini Os pertama dan terakhir aku yang membahas tentang keluarga Roleplayer aku. Maaf untuk yang gak kesebut, waktu aku ngetik ini dadakan dan terhambat karena kegiatan RL. Makasih untuk kenangannya, dan maaf aku selalu bikin onar. Masih banyak yang mau aku tulis, tapi waktunya terbatas. Maaf Kak.. Niatnya mau membawa semuanya. Tapi kayaknya malah jadi bentuk ungkapan dari sisi aku doang.

Untuk kak Beby sama Kak Viny, aku sayang kalian.
Sehat terus, aku berharap kita gak putus atau berhenti disini. Kita tetep keluarga, kalian tau harus cari aku kemana saat kalian butuh, sayang kalian.

Ttd
Author ngeselin.

OneshotKde žijí příběhy. Začni objevovat