Hanya Rindu (Viny)

530 47 23
                                    

Sudah hampir dua minggu semenjak kepergian Ibu dan Adiknya, Viny masih tetap sama. Ia masih tidak bersemangat untuk melakukan apapun, bahkan ia seperti tidak tertarik pada apapun lagi. Yang dilakukan Viny hanya mengurung diri dan menangis di kamarnya.
Hanya Gracia yang sesekali membelikan makanan untuknya, meski Viny hanya makan satu atau dua suap dari Gracia. Setiap Gracia memaksanya untuk makan, Viny selalu beralasan jika makanan itu tidak seenak masakan Ibunya.

"Viny.."
Gracia masuk ke dalam kamar Viny dengan membawa baskom berisikan air hangat dan handuk untuk menyeka tubuh Viny.

Gracia sudah melakukan berbagai cara untuk mengembalikan sahabatnya yang ceria dan penuh semangat. Tapi semuanya gagal, Viny tetap mengurung dirinya di dalam kamar.
Hati Gracia seperti teriris melihat kondisi Viny yang semakin hari semakin menyedihkan. Tubuhnya semakin kurus karena sangat sulit untuk membuatnya makan.

"Hari ini aku nerima banyak hadiah sama kiriman video dari fans kamu lagi. Mereka kangen kamu, Vin." Ucap Gracia. Meski sudah puluhan kali Gracia mengatakan hal itu, Viny tetap tidak ada perubahan. Viny juga tidak memberikan respon apapun. Walau ia memutarkan Video buatan dari para fans-fans nya yang ingin melihat Viny kembali ke layar kaca. Tapi semua percuma, arah mata Viny memang ke video yang ditunjukkan oleh Gracia. Tapi tatapan itu kosong, dan entah kemana perginya pikirannya saat itu.

"Aku juga kangen kamu yang dulu." Gracia meneteskan sambil menyeka tubuh kurus Viny.

"Aku kangen kamu yang ceria, aku kangen kamu yang senang ngehibur orang-orang dengan suara kamu. Aku kangen liat senyuman sahabat aku yang manis. Aku kangen itu semua Vin"

Viny tetap tidak memberikan respon apapun.

"Ibu pasti sedih ngeliat kamu gini, Vin. Kamu gak kasian sama Ibu? Gak kasian sama Anin? Harapan mereka sebelum mereka pergi itu untuk ngeliat awal kesuksesan kamu. Mereka berharap banyak sama kamu Vin. Yang mereka ingin lihat itu adalah Ratu Vienny yang suka memberikan kebahagiaan lewat suaranya, lewat senyuman manisnya."

Gracia menangkup pipi Viny dan menyeka airmata Viny yang kembali menetes.

"Kamu bisa. Balik jadi Viny yang dulu ya? Demi Ibu dan adik kamu, demi aku dan para fans kamu yang benar-benar khawatir dan sayang sama kamu. Kamu gak sendiri Vin, kamu gak sendiri."

Viny menunduk dan kembali menangis.

"Vin, lihat aku." Gracia mengangkat wajah Viny agar menatapnya.

"Ibu sama adik kamu memang pergi, tapi mereka gak ninggalin kamu. Mereka hanya beristirahat di tempat yang berbeda, tapi mereka selalu ngawasin kamu. Mereka memperhatikan semua kegiatan kamu dari sana. Jadi jangan kecewain mereka ya? Kamu sayang mereka kan?" Viny mengangguk.

"Buktiin kalau kamu sayang ke mereka. Tunjukin ke mereka kalau kamu bisa lebih sukses lagi seperti impian mereka."

"Aku.. Aku gak bisa, Ge. Aku.." Gracia langsung memeluk Viny.

"Udah lama aku gak denger kamu ngomong. Setelah kamu berhari-hari gak ngomong, aku gak mau denger kata-kata gak guna itu keluar dari mulut kamu. Kamu bisa. Kamu masih punya aku dan mereka yang masih dukung kamu, jangan nyerah sebelum mencoba. Doa Ibu dan adik kamu itu selalu menyertai langkah kamu. Jangan sia-siain itu semua."

Viny membalas pelukan Gracia dan menangis sejadinya.

Gracia membiarkan Viny melampiaskan segala kesedihan dan emosinya lewat tangisannya. Ia berharap setelah ini Viny bisa kembali seperti dulu lagi.

~~~

Setelah hari itu, Viny sedikit demi sedikit mulai berubah. Ia kembali melakukan kegiatan seperti biasa, meski tidak secara keseluruhan.

OneshotWhere stories live. Discover now