Bersamamu (Part 1)

476 26 14
                                    

Gracia memandang layar ponselnya menunggu balasan pesan dari seseorang yang terus mengusik harinya dengan rindu yang belum tersampaikan.
Hubungan jarak jauh, terdengar biasa saja. Tapi ketika rasa cinta semakin dalam, jarak menjadi beban terberat. Waktu menjadi teman yang kurang bersahabat, dan rindu semakin sering menggoda hati.

"Ota kemana sih"

Gracia menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Entah mengapa, rindunya seakan tak tertahankan hari ini setelah semalam Okta menyanyikan sebuah lagu untuknya.

Jika sedang tidak sibuk, dan bisa pulang ke rumah lebih awal. Okta selalu menyempatkan untuk menghubungi Gracia. Bercerita tentang apa saja yang telah mereka lakukan hari ini, sampai menyanyikan lagu menghantarkannya hingga ke alam mimpi.

"Kangen.." Lirih Gracia memandangi foto Okta di layar ponselnya.

Suara lembut Okta yang menyanyikan lagu tentang rindu untuknya, sapaan manis di setiap waktu senggangnya. membuat rindu itu kian membesar setiap detiknya.

Ia ingin Okta nya ada disampingnya, ingin mendengarkan suaranya, ingin menggenggam tangannya, dan banyak lagi yang ia ingin lakukan bersama.

Semenjak kedatangan Okta beserta keluarga, menemui kedua orangtuanya bulan lalu untuk melamar dirinya, Gracia semakin sulit meredam rindunya.

Ditengah lamunannya, Gracia dikejutkan oleh suara pesan masuk dari ponselnya.

"Hai Bidadari, masihkah merindu hari ini? 😄"

Gracia semakin memanyunkan bibirnya, setelah membaca pesan dari Okta.
Pertanyaan bodoh macam apa itu? Pikir Gracia.
Dengan cepat jari lentiknya mengetikkan pesan balasan.

"Kesel, ih. Pake nanya lagi"

Ingin sekali rasanya ia menghubungi Okta agar bisa mendengar suaranya. Tapi Gracia mengalah dan menahan rindunya karena tidak ingin mengganggu pekerjaan Okta.

"Sabar ya, minggu depan aku udah libur. Aku janji bakal temuin kamu. 💜"

Gracia menghela nafas, tiba-tiba ia teringat dengan foto yang dikirim oleh salah seorang kenalannya yang bekerja di tempat yang sama dengan Okta.

"Kamu jangan terlalu maksain diri, muka kamu keliatan banget kalau lagi capek banget."

Hanya itu saja yang bisa Gracia ucapkan pada Okta.
Jarak diantara mereka membatasi dirinya untuk memberikan perhatian khusus untuk kekasihnya.

"Aku harus selesaiin kerjaanku secepatnya, biar bisa ketemu kamu. Setelah ketemu, rasa capek aku pasti hilang semua."

"Vino, dokter bedah temen kamu itu ngirimin aku foto kamu. Aku gak suka kamu yang terlalu maksain diri."

Lima menit berlalu, tidak ada tanda balasan dari Okta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima menit berlalu, tidak ada tanda balasan dari Okta. Gracia menyimpan kembali ponselnya, ia mengerti. Okta sedang sibuk, ternyata seperti ini rasanya menjadi kekasih seorang dokter terkenal. Sulit untuk mendapatkan waktu berdua, belum lagi dengan jarak karena berbeda kota. membuat pertemuan menjadi suatu hal yang sangat langka dan dinantikan.

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang