Gone (BebNju)

489 50 14
                                    

"Bagus. Mungkin, nadanya bisa lebih tinggi dari itu" Ucap seorang pria berusia 50 tahun.

Seorang pemuda berusia 23 tahun itu pun mengikuti arahan dari guru piano nya.

"Ya, bagus. Sempurnakan lagi." Ucap pria itu lagi.

Pemuda tampan dan kaya bernama Boby itu pun tersenyum tipis ketika permainan piano nya selesai.

"Mainkan sekali lagi, untuk memperlancar permainanmu" Boby menuruti permintaan gurunya. Ia memainkannya sekali lagi. Di tengah permainan piano Boby, gurunya mengatakan untuk keluaruntuk menjawab telfonnya.

Boby memainkan pianonya dengan tenang, namun tak lama, konsentrasinya buyar ketika melihat seorang gadis lewat di hadapannya. Ruangan latihan piano Boby itu hampir 50% dari kaca. Jadi, ia bisa melihat keadaan di luar ruangan.

Meski Boby tetap menekan tuts pada piano di hadapannya, namun mata dan konsentrasinya sudah terbagi pada gadis yang berjalan di luar sana.

Guru les piano Boby kembali dan melihat muridnya yang tidak berkonsentrasi penuh itu pun memukul baagian atas piano dengan rotan kecil yang selalu ia bawa ketika mengajar dan itu membuat Boby terkejut. Ia melirik kearah belakang dan melihat kearah gurunya sekilas. Boby berusaha mengembalikan konsentrasinya dan kembali bermain dengan serius.

Sebelum Boby menyelesaikan permainannya, ekor matanya melihat kearah belakang. Ternyata, gadis yang menarik perhatiannya itu sedang duduk di luar ruang piano. Boby bisa melihatnya karena pintunya terbuat dari kaca.

Pelajarannya hari itu selesai. Boby berpamitan pada gurunya. Ketika akan berpapasan dengan gadis itu, Boby menegapkan tubuhnya dan berjalan dengan gaya yang menurutnya keren, agar gadis itu melirik kearahnya. Namun, kenyataannya tidak. Gadis itu tetap jalan tanpa melirik sedikitpun kearahnya.

"Hei, siapa dia yang.." Boby mencoba bertanya pada pelayannya yang selalu mengantarkannya untuk latihan piano. Bukannya menjawab, pelayannya itu malah mendorong pelan tubuhnya agar lebih cepat berjalan. Dan itu membuat Boby sedikit kesal.

~~~

Keesokan harinya, di jam yang sama. Boby kembali datang untuk les piano. Sudah satu bulan ia belajar di tempat itu. Guru itu adalah pilihan orangtua nya. Awalnya, Boby setuju dan bersemangat les piano karena penasaran dengan keahlian bermain piano dari orang yang terus dibicarakan oleh orang tuanya itu. Sekarang, Boby lebih semangat lagi untuk belajar piano, karena ada seoang gadis yang menarik perhatiannya.

Saat akan masuk ke dalam ruang latihan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara gurunya tengah memarahi seseorang. Boby melangkah semakin dekat, dan ia duduk di sofa yang berada di depan ruang latihannya. Ia bisa melihat gurunya itu terlihat memarahi gadis yang ia lihat kemarin. Selama ia belajar disini, ini pertama kalinya ia melihat gurunya semarah itu.

"Kamu memang anak gak berguna! Bikin malu Papa aja kamu!!"  Gurunya itu memukul piano dengan keras menggunakan rotan miliknya. Hingga membuat gadis itu terperanjat.

"Tidak melihat, bukan alasan untuk tidak bisa bermain Piano. Apalagi kamu sudah bisa memainkan dasarnya! Kamu itu anak seorang pianis terkenal, tapi kamu bahkan tidak bisa memainkan satu lagupun dengan sempurna!!"
Setelah puas melampiaskan emosinya,
Pak Kinan pergi meninggalkan gadis itu.

Boby semakin penasaran, siapa sebenarnya gadis itu? Ia melihat gadis itu meraba lantai mencari permennya yang terjatuh di lantai.

"Pak, apa dia tidak bisa melihat?" Tanya Boby pada seorang pelayan rumah itu yang sedang berdiri di belakangnya.
Namun pelayan itu tidak menjawab, ia bahkan memberi isyarat pada Boby untuk diam.

Tak lama, terdengar suara Pak Kinan yang memanggil pelayannya.
Merasa keadaan sudah cukup aman, Boby mengendap-endap masuk ke dalam ruang latihan dan duduk tepat di samping gadis yang sejak tadi diperhatikannya itu.

OneshotWhere stories live. Discover now