Changkyun mengangguk "makasih hyung. Salam juga buat Hyera nuna. Mau mampir?" tawarnya yang dibalas gelengan.

"gak dulu. Gue masih ada beberpa tamu spesial yang harus gue kasih. Jangan lupa ajak Jooheon juga" ucapnya sebelum berpamitan dan pergi dari sana.

Setelah memastikan Minhyuk sudah menghilang dari ujung belokan, Changkyun memutuskan masuk ke dalam sambil memperhatikan undangan berwarna gold tersebut.

Ia berjalan kearah kamarnya dan meletakkan undangan itu ke dalam laci riasnya. Setelahnya, ia berinisiatif untuk membersihkan kamar Jooheon yang dipastikan masih dalam keadaan berantakan.

Dan helaan napas kembali terdengar di pagi hari ini. Jika helaan napas akan menghasilkan uang, mungkin Changkyun akan menjadi seoang miliader dalam waktu beberapa jam.

"kenapa banyak jas?" Changkyun berkacak pinggang.

Tanpa memikirkan hal-hal lainnya, ia langsung membersekan kamar itu dengan segala ocehan yang memaki-maki pemilik kamar tersebut.

"ahhh seharusnya gue gak ngapa-ngapain" ucapnya sambil meregangkan badannya.

Ketertarikannya pada kebersihan, membuatnya melupakan rasa sakit dan lelahnya.

Yahh, Changkyun tidak hanya membersihkan kamar Jooheon, melainkan sepenjuru rumah ia bersihkan.

"masih jam 2" gumamnya sambil memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri.

Ia memutuskan beristirahat sejenak sebelum berbelanja kebutuhan yang sialnya adalah hari ini. Dan ia malah tertidur hingga pukul 3 lewat persekain menit.

"ah sial" desahnya kesal.

Ia bergegas membersihkan badannya kemudian menuju basemen tempat mobilnya terparkir.

Dengan mengandalkan troli dan secarik kertas Changkyun asik berkeliaran di salah satu supermarket langganannya. Matanya sibuk mencari bahan-bahan yang tertulis dikertas itu sebelum pandanganya menangkap dua sejoli yang sedang tertawa di depan rak daging.

"cih apa gak ada tempat lain selain disini?"

Changkyun merogoh sakunya mengambil handphone dan menelpon Jooheon.

"lo dimana?"

"gue? dikantor"

"temenin belanja. Gue susah jalan"

"gak bisa. Banyak kerjaan yang harus gue selesain"

Pip

Changkyun meremas handphone yang masih ia genggam. Tatapan tajamnya tidak lepas pada Jooheon yang berada tidak jauh darinya dengan seorang perempuan yang entah siapa namanya.

"kerja katanya?" gumamnya tidak suka.

Dengan segala pikiran jahilnya, Changkyun mengambil sekotak susu yang berada di rak sampingnya. Ia menutup salah satu matanya dan mengarahkan ancang-ancang lemparannya pada kedua manusia di sebrangnya.

"eh tunggu"

Hap

baru saja ia akan melempar, seseorang memegang lengannya.

"apa?!" bentaknya sambil mengeritkan kedua alisnya.

"maaf tapi anda harus membayar susu itu terlebih dahulu. Tolong jangan merusak barang di tempat ini sebelum membayar" jelas seseorang yang memakai seragam khas pekerja di supermarket itu.

"aishh aku bahkan bisa membeli tempat ini!" bentaknya.

"tapi saya tidak peduli" jawab karyawan itu santai.

"ishh" Changkyun melempar susu yang ia pegang kedalam trolinya asal setelah melihat Jooheon dan perempuan tadi sudah menghilang dari pandangannya.

Ia pergi begitu saja tanpa membalas omongan karyawan tersebut.

"dasar remaja sekarang. Tidak tahu sopan santun" ucap karyawan tersebut dan kembali merapihkan rak-rak yang berantakan.













"hah"

Changkyun mendudukkan dirinya di sofa sambil merentangkan kedua tangannya.

Setelah menata barang belanjaannya, ia merasa tubuhnya terasa sangat lelah. Jadi, ia memutuskan beristirahat sejenak sebelum memulai acara masaknya.

Tapi lagi-lagi ia ketiduran hingga pemilik apartemen yang Changkyun tempati sudah berdiri tepat di depannya.

"yak!"

"eungg?" Changkyun mengucek kedua matanya.

"oh, Joo hyung" sambutnya setelah fokusnya sudah menjadi seratus persen.

"lo gak masak?"

Changkyun memutar bola matanya malas. Dengan usaha lebih keras, Ia mengubah posisi menjadi duduk bersender pada sofa tersebut.

"laper? Hari ini gue gak masak. Mending lo makan di luar dan ajak salah satu pacar lo itu"

"apa maksud lo?"

"gue yakin, lo gak sebodoh itu Lee Jooheon-ssi" ucapnya dan beranjak dari sana.

"minggir gue gak punya cukup tenaga buat debat sama lo hari ini" Changkyun mendorong pelan tubuh Jooheon. Sangat pelan hingga Jooheon memindahkan tubuhnya sendiri dari hadapan Changkyun yang terlalu dekat.

Changkyun berjalan dan melirik sekilas perempuan yang sama sedang duduk di kursi makan. Ia melanjutkan jalannya tanpa menoleh pada Jooheon yang sedang mendecak decak.

Baiklah, sebenarnya Jooheon tidak memiliki pacar setelah ia menikah dengan Changkyun. Ia tidak pernah berkhianat pada Changkyun yang statusnya adalah istri sahnya. Jadi Jooheon tidak bersalah bukan?












TBC

I'm Not A Gay •Jookyun✔Where stories live. Discover now