Secret husband #2

596 418 320
                                    

Langit diluar sangat biru, sayang sekali jika dilewatkan

Jangan lupa bersyukur ketika realita tak sejalan dengan ekspetasi

Kita tak pernah tau seperti apa takdir yang menanti didepan sana

Ingat...

Seseorang yang kuat juga tak luput dari kata putus asa

Hanya saja ia pandai untuk menyiasatinya


.................

Berjalan-jalan, makan dan tertawa seperti dulu yang biasa kami lakukan. Sudah lama rasanya aku tidak tertawa selepas ini, terakhir kali sebelum aku menikah. Semenjak menikah bisa dibilang aku sangat jarang bergaul dengan teman-temanku karna aku juga harus menjaga perasaan suamiku dan merahasiakannya. walaupun sebenarnya dia tidak peduli padaku.

Bukan tanpa alasan aku mau diajak ketaman oleh June. Akhir-akhir ini pikiranku sangat berkecamuk, semua nya terasa sesak dan aku tak tau harus bercerita kepada siapa selain pada June oppa. Apalagi beberapa hari ini ia tidak mengikuti kuliah. Untunglah hari ini dia mengikuti kuliah sehingga aku bisa menumpahkan sebagian perasaan yang sesak dan ingin segera keluar ini.

Disela lamunan, aku dikejutkan oleh June yang menyenggol bahuku sehingga aku hampir terpental dibuatnya. Bukan dramatis tapi itulah yang ku rasakan.

"Apa kau tidak mendengarkanku dari tadi Yeseon? Apa yang sedang kau lamunkan?" selanya

"Oppa" yang dibalas sebuah deheman oleh June

"Aku menerima surat itu lagi" ucapku seraya menunjuk beberapa kertas pink yang berada didalam tas mungilku

"Apa kau tidak senang?! Bukankah seharusnya kau senang selalu mendapat surat darinya!!?" ucap June seraya memberhentikan aktifitas mengunyahnya dan memandang kearahku

"Apa kau lupa oppa, aku sudah menikah. disatu sisi aku senang karna dia masih saja peduli padaku dengan selalu setia mengirim surat ataupun puisi-puisi, tapi disisi lain aku merasa bersalah. sebentar lagi dia akan menyelesaikan wamilnya. Bagaimana kalau dia tau? Apa yang harus aku katakan padanya?" ucapku frustasi mengacak rambutku

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja. kau pasti bisa menjelaskan padanya nanti, aku tau dia adalah orang yang sangat baik. Aku tau itu" June mengusap punggungku menenangkan. (aku rasa june lebih pantas disebut suami dari pada mino mengingat perlakuannya)

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore yang seharusnya aku sudah ada dirumah dan menyiapkan makan malam untuk suamiku, lebih tepatnya ahjuma dirumah yang menyiapkannya. Tiba-tiba telfonku berdering dan langsung mengangkatnya. Hanbin oppa memberi tahu kalau tuan Kim (appaku) masuk rumah sakit.

"Nee oppa, ada apa?

"Jinjja? Ne nee aku segera kesana"

June yang melihatku panik langsung bertanya

"Siapa yang menelfonmu yeseon? Ada apa? Kau tampak begitu panik?

"Itu ituuu, mmmm aku harus ke rumah sakit sekarang. Hanbin oppa menelfon katanya appa ku sedang dirawat. Aku harus pergi." jawabku terburu-buru dan segera berdiri.

"Aku akan mengantarmu, kau tidak bawa mobilkan? ayo kemobilku, palli palliii" June pun tak kalah paniknya denganku

Aku berlari menuju parkiran mobil June dan melaju ke rumah sakit tempat appaku dirawat.

Secret husbandWhere stories live. Discover now