🤸EXTRA PART

115 21 40
                                    

Aku sudah pernah merasakan kehilangan, di saat aku benar-benar mencintainya. Dan, dia pergi seakan tak menitipkan luka
-Rania Putri Alexander

Spesial 4K🥳🥳

"Sayang, tempatnya cocok ya buat kita berdua ...," ucap Angel manja, sambil menggenggam tangan Adit.

"Lepas!" bentak Adit, daritadi Angel berusaha untuk merayu Adit tapi tak bisa. Adit terus memasang tampang datarnya, terlebih lagi ketika mereka sedang memilih tempat untuk acara tunangannya dengan Angel.

"Nanti gue undang semuanya ya, Dit." Angel tersenyum lebar, membuat Adit kaget. Apa? Semuanya? Maksudnya satu sekolah juga? Lalu Rania?

"Ga cukup apa? Keluarga kita aja?" tolak Adit, Angel menggelengkan kepalanya.

"Eits! Ga bisa! Inget ya, harus satu sekolah! Kalo ga, gue gamau ya nyuruh Pap—" ucapan Angel terputus oleh Adit.

"Oke, oke. Gue nyerah!"

"Gitu dong." Angel tersenyum penuh kemenangan. Menyenderkan kepalanya di bahu Adit. Rasanya Adit ingin muntah jika berada di dekat-dekat Angel belum lagi, ia memikirkan perasaan Rania.

"Rania lagi apa ya? Rania udah makan belum? Gue kangen," batin Adit.

"Ngel ..." panggil Adit, Angel mengangkat kepalanya menatap Adit.

"Apa?" Angel tersenyum.

Adit memegangi tangan Angel, menatap Angel, tentu saja membuat jantung Angel berdetak tak karuan. Tapi ucapan Adit barusan sukses membuat Angel geram.

"Kita ga bisa kek gini, lo harus tunangan sama orang yang cinta ke lo. Dan itu bukan gue," ucap Adit.

Angel melepaskan genggaman Adit.

"Dit, gue cinta sama lo. Apapun, bakalan gue lakuin demi lo," ucap Angel.

"Ngel ...."

"Stop! Gue ga bakalan batalin cara tunangan ini. Pokoknya gue harus tunangan sama lo!" ucap Angel, dia menatap tajam Adit.

Adit membuang nafasnya kasar.
Ia di hadapkan pada dua pilihan yang sulit, cinta atau keluarga? Lagi dan lagi, Adit terus memikirkannya.

"Gue pergi dulu," ucap Adit. Berjalan meninggalkan Angel.

"Mau ke mana? Semuanya belum selesai, Dit."

Adit menghentikan langkahnya tanpa menoleh Angel.

"Tunangan ini atas dasar kemauan lo, lo buat aja sendiri," ucap Adit.

****

"LEON! BUKA WOI!" teriak Rania heboh, gadis itu terus menggedor pintu kamar Leon.

"Hmmmm," balas Leon dari dalam kamar.

"Ga lo buka, kita liat aja nanti ya, Le!" ancam Rania, gadis itu menampilkan wajah kesalnya.

Klek. Pintu kamar terbuka, Leon mengusap wajahnya kasar.

"Paan?" tanya Leon. Matanya terpejam.

Aditra [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now