🤸 seberapa pantas?

100 37 31
                                    

"apapun itu cewe selalu bener, ga pernah salah!"
~rania putri Alexander



Rania POV

"Lania, Lania ayo sini! Ini ada Upin Ipin loh." Ucapnya, melambaikan tangan ke gue.

"Hiks, hiks." Gue masih terus nangis kencang.

"Lania anan nangis telus dong. Tini tama Bintang kita liat Upin." Bintang langsung duduk dekat gue.

"Nih liat Ipin nya botak kan? Nanti kalo lania angis telus bintang pucing tau, telus Bintang botak." Gue yang denger itu langsung ketawa, ngga nangis lagi. Habis itu kita langsung nonton Upin Ipin ampe habis di hp Bintang.

"Lania jan nangis ya, nanti Bintang sedih. Bintang tayang Lania." Gue yang denger itu langsung senyum.

Byur....

"Anjer, apaan ni?" Gue langsung bangkit dari tidur gue, ternyata bang Leon nyiram gue pake aer.

"Hahahaha, lagian lo ga bangun-bangun. Mana bilang betul betul betul lagi. Ngimpi apa lo?" Bang Leon geleng-geleng kepala, gue natap sinis dia.

"Kalo masuk itu ketuk pintu!" ucap gue langsung mukulin bahu dia Pelan.

"Gimana gue mau ketuk pintu kalo lo ga bangun-bangun."

"Udah ah, sono keluar lo gue mau mandi." Gue langsung dorong bang Leon keluar.

***

"Pagi, Leon sayang." sapa gue, langsung duduk di sebelahnya. Dia lagi makan roti sama minum susu.

"Pagi juga, sayang." ucap bang Leon, gue sama dia langsung ketawa lebar. Bisa-bisanya gue sama bang Leon alay kek gini. Gue sama bang Leon itu emang manja, jadi jan heran kalo tingkah gue ke dia kek orang pacaran.

"Suapin!"

"Makan sendiri lah lo." ucap bang Leon, gue langsung cemberut.

"Nih, buka mulut lo!" Gue langsung buka mulut, bang Leon nyuapin gue makan. Sampai tuh roti udah mau abis.

"Raniaaaa."

Gue langsung noleh ke arah sumber suara, bukan Adit yang manggil tapi si Bintang!

"Mau ngapain lo?" tanya Leon, serem nih Abang gue. Bayangin dua manusia es lagi adu sinis, takutnya jatuh cintrong lagi. Kan tambah serem~~

"Terus-terus! Ntar lagi gue colok mata lo berdua." Ucap gue, gue langsung menghampiri Bintang.

"Rania, jan dekat dia!" bentak Leon,

"Bang, gue mau jalan sama Bintang sekali ini aja. Kita mau rayain hari persahabatan. Lo mau ikutan ngga?" tanya gue takut, gini-gini gue takut juga sama Abang gue walaupun dia sering baik ke gue.

"Cih, Rania!" bentak Leon lagi, ini gue takut beneran sama Leon njer. Mukanya yang datar itu tambah datar serem ih. Gue mau nuruti perintah abang gue tapi gue ga enak sama Bintang, gue kan udah janji buat jalan sama dia. Gue mau jalan sama dia itu sebagai tanda maaf karena nolak cinta dia, terus sebagai merayakan hari persahabatan kita. Jadi diriku kudu ottoke ini?

Aditra [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now