33. Ale Brengsek!

418 35 9
                                    

Sudah hampir seminggu ini, Ara dan Ale tidak bicara sama sekali. Tentu saja Ara yang selalu menghindar dari Ale karena Ara yang masih marah dengan penghinaan yang Ale berikan untuk Sagara-nya.

Bahkan saat mereka di meja makan, mereka semua diam. Tidak seperti dulu-dulu. Setelah makan malam pun Ara memilih langsung pergi ke kamarnya dan menghabiskan waktu dengan menggambar.

Begitu juga dengan Chika dan Chiko. Mereka juga kecewa karena Ale yang tiba-tiba berubah dan menghina orang seperti itu.

Hari minggu ini, Ara bersiap untuk jalan-jalan bersama Sagara. Bahkan sekarang, Sagara selalu mengantar-jemputnya. Tidak peduli dengan kehadiran Ale yang sangat membenci dirinya.

"Om, Tante, saya ijin mau ajak Ara keluar ya?" Sagara meraih tangan Chika dan Chiko lalu mencium punggung tangannya.

"Iya. Hati-hati ya. Kembalikan anak gadis Om dengan selamat," ujar Chiko sambil terkekeh.

"Hehe... pasti Om."

"Dadah Mama-Papa." Ara melambaikan tangannya lalu keluar bersama Sagara. Kebetulan juga, Ale tidak ada dan sudah pergi dulu.

***

Sagara dan Ara sedang ada di taman setelah menghabiskan waktu seharian ini bersama. Mereka sedang menatap sekeliling taman yang banyak orang juga yang sedang bersantai.

"Saga. Aku mau kesana dulu ya. Mau beli itu," ijin Ara sambil menunjuk seorang penjual permen kapas.

"Aku aja yang beliin," balas Sagara bangkit berdiri.

"Eh, enggak usah! Aku aja!" Ara menarik ujung jaket yang dipakai oleh Sagara.

Sagara menoleh. "Diem disini."

Ara akhirnya mengangguk dan membiarkan Sagara membelikannya. Saat dia sedang memperhatikan Sagara dari kejauhan, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang.

"Eh?! Si-- Bang Ale?!!" Ara melotot saat Ale menarik tangannya dengan paksa.

"Apaan sih Bang! Lepasin!" teriak Ara sambil memukul lengan Ale.

"Putusin Sagara."

Ara melotot. "Apaan sih?! Lepasin! Sagara!!!!" teriak Ara yang membuat Sagara segera menoleh dan terkejut saat melihat Ale menyeret paksa Ara.

Sagara segera berlari menuju ke arah mereka. Sagara langsung melepas cekalan tangan Ale dengan kasar.

"Jangan sampe lo nyakitin atau kasarin Ara!" Sagara menarik kerah kemeja yang dipakai oleh Ale. Mereka saat ini sedang berada sedikit jauh dari taman.

"Punya hak apa lo?! Gue Abangnya!" balas Ale sambil melepas tangan Sagara dengan kasar.

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

Sagara yang belum siap, langsung diserang oleh Ale. Ale langsung menduduki perut Sagara dan memukulnya penuh emosi.

"Abang!!!!" Ara berusaha menarik lengan Ale, tapi Ale tidak peduli. Emosinya sudah di ubun-ubun saat ini.

"Abanggggg!!!" Ara berteriak kencang sambil menarik lengan Ale.

Ale yang emosi lalu menoleh dan menghantam rahang Ara dengan keras sampai Ara tersungkur dan....

Dukkk!!!!!

Kepala Ara membentur pembatas trotoar jalan sampai darah keluar, mengucur dari kepalanya ke hidungnya.

Sagara langsung mendorong tubuh Ale dan menghampiri Ara. "Ara! Bangun! Ara!!!!!"

Dengan cepat, Sagara menyetop taksi yang kebetulan lewat dan membopongnya masuk ke dalam. Masa bodo dengan motornya. Bisa dia urus nanti.

Sedangkan, Ale mengangkat tangannya yang tadi dia gunakan untuk memukul Ara, kini gemetar. Dengan jantung yang berdetak lebih kencang.

"Ara...."

"Maaf...."

***

Ara mengerjapkan matanya beberapa kali sambil meringis karena merasakan sakit di kepalanya. Dia juga merasakan sakit di rahangnya. Seketika dia ingat apa yang terjadi tadi sebelum dia kehilangan kesadaran.

"Sagara...," lirih Ara masih memejamkan matanya, lalu terbuka sempurna.

Sagara mendekat dan menggenggam tangan Ara dengan erat. Sagara langsung memeluk Ara. Walaupun ada Chika dan Chiko juga disitu. Tapi Sagara tidak peduli.

"Saga... kamu gak papa kan?" tanya Ara sambil berusaha tersenyum.

"Kamu yang kenapa-napa, bukan aku. Maafin aku, gara-gara aku kamu kayak gini." Sagara melepas pelukannya dan menatap Ara dengan sedih.

Ingin menangis rasanya Sagara saat ini. Tapi dia tahan sekuat yang ia bisa.

Chika dan Chiko yang paham, lalu keluar dari ruangan rawat Ara.

"Sayang... Mama-Papa keluar dulu," pamit Chika yang diangguki oleh Ara.

Saat itu juga, tangis Sagara pecah. Dia tidak bisa melihat orang yang sangat dia cintai ini terluka dan itu karena dirinya.

Ya, Sagara menangis. Dia menangisi seorang perempuan. Pertama kalinya dia menangisi perempuan selain ibunya.

Sagara langsung memeluk Ara. "Maafin aku... maaf... maaf... gara-gara aku--"

"Saga... enggak. Kamu nggak salah. Abang yang salah!" sela Ada sambil membalas pelukan Sagara. "Aku takut kamu kenapa-napa Sagara," lanjut Ara.

Sagara melepas pelukannya dan menghapus air matanya. "Aku jauh lebih takut kamu kenapa-napa, Ara...."

Tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang yang membuat Ara gemetar. Dia teringat lagi dengan apa yang tadi terjadi pada dirinya.

"Ara."

"Maafin Abang." Ale melangkah mendekat, tapi Ara menggelengkan kepalanya dan menatap Ale penuh kebencian saat ini.

Ale menatap Sagara penuh kebencian. "Kalo bukan karena Sagara breng--"

"Bukan Bang!" sela Ara cepat. Bahkan Ale masih menyalahkan Sagara?!

"Bukan Sagara yang brengsek. Tapi Abang!!!!!"

"Abang yang brengsek!!!!"

#####

Jangan lupa vote&comment!!!!!

Love you all💕💕💕

Next kuyyyt???

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang