17. Apa Artinya??

358 33 15
                                    

Sagara mendekatkan wajahnya, tepatnya bibirnya pada telinganya Ara. Kemudian berbisik, "Jangan buat gue jatuh lebih dalam lagi, Ara."

"Jangan buat gue beneran jatuh cinta sama lo. Apa lo mau tanggung jawab?" Setelah itu Sagara menjauhkan wajahnya dan tersenyum menatap wajah Ara yang menegang.

Ara memukul lengan Sagara. "Apaan sih?" Ara memalingkan wajahnya ke samping kiri.

"Ayo pulang Ra. Udah sore nih," ajak Sagara membuat Ara menoleh dan mengangguk.

"Eh, tapi aku mau ketemu Ibu kamu dulu," ujar Ara membuat Sagara menaikkan sebelah alisnya.

"Ngapain?"

"Loh, emang gak boleh? Kan Ibu yang nyuruh aku supaya sering main," ujar Ara.

"Ya udah ayo."

Ara dan Sagara pun sudah sampai dibawah. Sagara segera menaiki sepedanya, lalu menatap Ara.

"Duduk disini aja," suruh Sagara sambil menarik tangan Ara dan menyampingkan tubuh Ara, lalu membuatnya duduk di depannya.

"Nggak susah Sa?" tanya Ara saat Sagara mulai memegang kedua setang sepedanya, membuat Ara terkurung dalam tubuh Sagara.

Ara dapat menghirup aroma wangi dari tubuh Sagara. Ingin rasanya Ara memeluk tubuh Sagara itu. Ah, Ara ngaco!!

Sagara mengayuh sepedanya dengan pelan sambil menikmati angin sore. Dapat Sagara cium bau harum dari rambut Ara. Sangat wangi sekali.

"Lo gak dimarahin kalo pulangnya kemaleman? Sekarang hampir jam 5 loh," ujar Sagara sambil membelokkan sepedanya ke kiri.

"Enggak. Tenang aja, aku udah ijin tadi," balas Ara santai.

Banyak sekali orang yang menatap mereka saat Sagara mengayuh sepedanya di tepi jalan raya. Banyak juga remaja seusia mereka yang menatap iri pada Ara dan Sagara yang tampak serasi dengan posisi seperti itu.

Ara menundukkan kepalanya karena malu ditatap seperti itu. Sagara melepas tangan kirinya dan dia gunakan untuk menutupi wajah Ara yang malu.

Ara terkejut. "Sagara! Kalo jatuh gimana?!" pekik Ara pelan sambil menahan setangnya dengan tangan kirinya.

Sagara terkekeh. "Gak akan. Gue ahli kok."

Ara bernapas lega saat ternyata mereka sudah sampai akhirnya di rumah Sagara. Ara turun dan berlari menuju ke arah wanita yang sedang menyiram bunganya itu.

"Ibu!"

Mira menoleh dan terkejut saat melihat Ara datang tiba-tiba. Ada Sagara juga.

"Ara? Kalian kok baru pulang? Sagara juga bukannya ijin kan tadi kata kamu? Kok kamu bisa sama Ara?" tanya Mira bertubi-tubi.

"Sagara ngajak Ara ke bukit, Ibu," jawab Ara yang membuat Mira tersenyum pada Ara lalu Sagara.

"Ayo masuk dulu. Kita makan sama-sama dulu ya," ujar Mira yang dibalas anggukan pelan oleh Ara.

Ara memasuki rumah sederhana tapi bagus itu dengan menatap sekelilingnya. Tidak ada foto keluarga atau apa. Hanya ada lukisan besar gambar lautan dan gambar harimau.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang