28. Sakit

414 34 4
                                    

Sesampainya di rumah, Ale langsung membawa Ara masuk ke dalam rumah dengan membanting pintu rumah. Dia menyentak tangan Ara yang dia cekal dengan kasar. Membuat Ara terhuyung hampir terjatuh.

"Hikss... sakit...," tangis Ara sudah tumpah karena tidak menyangka jika Ale sangat kasar padanya.

"Ale!!!!!"

"Apa-apaan kamu?! Kamu kasar banget sama Ara hah?!!" teriak Chika yang terkejut dengan perlakuan Ale pada Ara. Padahal selama ini, Ale tidak pernah sekasar itu pada Ara.

"Abang jahat banget!!! Sakitttt..." Ara memegang tangannya yang memerah. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Tapi Ale kenapa setega itu padanya?

"Ma--"

Plak!!!!

Chika menampar pipi Ale yang membuat Ale refleks menolehkan wajahnya ke samping sambil memegang pipinya yang ditampar oleh ibunya.

"Assala--loh?! Ada apa ini?!" teriak Chiko saat melihat situasi di ruang tamunya. Ara menangis sambil memegang tangannya. Dan Chiko jelas tahu jika Ale habis ditampar oleh ibunya.

"Ara salah apa sampe kamu kasar hah?! Kalo pun dia salah, gak perlu pake kekerasan kan bisa?! Ara itu nggak bisa dikasarin!" marah Chika sambil menatap tajam Ale.

"Apa?!" Chiko langsung menghampiri Ara dan melihat tangan putih Ara yang memerah. Dia langsung menolehkan kepalanya menatap Ale tajam.

"Kenapa Ale?" tanya Chiko penuh penekanan.

"Karena Ara pacaran sama orang yang salah Pa," jawab Ale menatap datar Ara.

"Siapa emang? Tahu dari mana? Emang kamu kenal?" hanya Chiko masih dengan menatap tajam Ale.

"Kenal. Sagara itu cowok brengsek! Kamu gak boleh pacaran sama dia!"

Ara membelalakkan matanya saat Ale tahu siapa nama Sagara. Padahal Ara belum memberitahukannya.

"Kaget kenapa Abang tau namanya? Karena dia emang brengsek! Semua anggota The Eagle juga tau, Ara," tekan Ale yang membuat jantung Ara berdetak lebih kencang.

"Maksud Abang apa ngomong Sagara brengsek? Dia itu baik. Dia--"

"Kamu harus percaya sama Abang, Ara," potong Ale dengan penuh penekanan.

"Enggak. Aku nggak--"

"ARA!!!" bentak Ale yang membuat Ara seketika tersentak kaget dengan air mata yang mengalir.

Plak!!!!

Chiko langsung menampar pipi Ale keras. "Jangan bentak Ara!!" marah Chiko.

Ara langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Dia menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya dengan keadaan telungkup.

Sampai akhirnya dia lelah menangis dan tertidur.

***

Sampai pagi, Ara tidak keluar kamar sama sekali. Bahkan dia melewatkan makan malam. Kedua orang tuanya sudah berusaha membuka pintu, namun ternyata dikunci. Mereka berpikir jika Ara masih butuh waktu.

Tapi tidak untuk pagi ini yang sudah menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Chika dan Chiko sangat khawatir karena Ara tak kunjung keluar juga. Kalau Ale sudah Chika berangkat ke sekolah.

"Ara! Ayo keluar! Kamu belum makan loh dari kemarin! Udah ya... jangan nangis atau sedih lagi!" teriak Chika sambil menggedor pintu.

Tidak ada sahutan. Chiko merasa ada yang tidak beres. Dia langsung mengambil kunci cadangan dengan cepat dan membuka pintu kamar anaknya.

SagaraOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz