thank u!

32 11 6
                                    

Mereka berdua terlihat sangat ruwet dengan pot-pot itu, ya Marina dan Caca. "Ca, lo duluan ya yang masuk."

(Jadi jalanan di dalam taman ini tuh bentuk huruf I dan dikelilingi pot-pot yang berdempetan, jadi yaa sempit gitu.)

"Mentang-mentang badan gue kayak lidi."

"Ga gitu juga Ca, ahahahah." Marina mendorong Caca untuk masuk.

"Rin, jangan didorong ah."

"Iya iya."

"Aw- sakittt. Ni pohon bener-bener ya, ngajak ribut." Caca heboh sendiri, dia tidak melihat ada ranting pohon menjulang di depannya.

Marina tertawa ngakak, "Makanya punya ma—"

"Ekhem."

Marina yang berada di posisi paling belakang, tiba-tiba berhenti.

"Marina? Lo ngapain disini?"

Caca yang mendengar suara seseorang pun berbalik, Marina juga.

Bukannya menjawab, Marina dan Caca malah diam. Mereka saling berpandangan. Akhirnya Marina menjawab,  "Gue sama Caca lagi cari kunci rumah gue, hilang By."

Ternyata yang memanggil Marina dan Caca adalah Aby.

"Ohh yang ini bukan?" Aby mengangkat tangannya yang memegang kunci.

"Iya! Itu kuncinya." Marina mengambilnya dan tersenyum, "Wah makasih ya By. Lo nemu dimana?"

Aby menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "Bukan gue yang nemuin Rin, tapi—"

"Gue."

Marina memalingkan wajahnya menuju seseorang yang baru saja datang dari arah kiri Aby.

Axe?

Caca cuman bisa bengong, "Ketemu juga lo akhirnya sama doi." ujar Caca dalam hati.

Marina terpaku pada mata itu. Mata yang menatapnya begitu dalam. Seketika Marina sadar, dia memalingkan matanya ke arah Aby.

"Gue tadi nemuin kunci lo di bawah kaki gue, di tempat lo ngobrol sama Aby." ujar Axe yang masih menatap Marina. Marina tentu saja tidak menatap Axe, mana berani hihi.

Marina tau dirinya ditatap, dia agak salting sebenarnya. Cuman ya wanita harus bisa cool depan doi. (WKWKWKWWK -author)

Ia membasahi bibirnya, lalu menengok ke Axe, menatap matanya.

Ia berdoa dalam hati agar kakinya kuat menopang tubuhnya saat dia menatap Axe.

Di lain sisi, Aby malah menatap Caca, Caca balik menatap. Mungkin sekitar 2 detik, Aby memutus.

WAIT.

WAIT.

WAIT.

Ini kenapa jadi pada tatap-tatapan siii😭 (author).

"Thanks ya..." Marina menampilkan senyum terbaiknya. Tak lupa, ia sembari menatap Axe.

"Manis banget." ucap Axe dalam hati.

"Kalo lo ga nemuin kunci ini, gue gatau harus masuk rumah pake apa hehe." bisa-bisanya depan doi Marina cengengesan.

"Iya sama-sama. Berkat Aby juga kok, dia yang lihat kalo ada nama lo di kunci itu." Axe menyikut Aby.

"Makasih banyak By!"

Aby menggangguk.

Caca pun maju di samping Marina, berbicara kepada mereka semua, "Oke, udah kan? Yuk balik, bentar lagi matahari mau gantian sama bulan."

Mereka pun pulang ke rumah berpasang-pasangan. Hei, bukan Axe dan Marina ya, tapiii u know lahh wkwkw.

-----

"CACA! OMAIGAT CACA! CACA! CACA!" Marina lagi teriak, ga pake toa, tapi suaranya kedengeran sampe tetangga di ujung kulon. Wajar si, lagi seneng soalnya🙆

"BE-RI-SIK. U know berisik ga Marina Natradinata yang cantiknya susah dijelaskan dengan kata-kata?"

"Caca...." Marina memanggil Caca dengan lembut.

"Waduh gabisa nolak, kudu dengerin." Caca berkata dalam hati.

"Gue. Seneng. Banget. Hari. Ini. Gaboong. Seriusan. Woi."

Caca mengangguk, "Iya sayangkuh."

Mereka sedang berada di rumah Marina, tepatnya di kamar. Bagi Caca rumah Marina adalah rumah keduanya, karena Caca seringgggg banget disuruh nginep untuk ngerjain tugas bareng. Apalagi selama tahun pertama kemarin, tugas numpuk sangat.

Mereka layaknya kakak-adik dan sahabat. Sering curhat bareng, kemana-mana bareng.

Sekarang posisi mereka ialah, Marina duduk di pinggiran kasur, Caca tiduran dengan guling menjadi bantalnya.

"Ingin rasanya menghentikan waktu pas Axe natap gue tadi Ca."

Caca tersenyum, "Iya dah yang lagi kasmaran."

"Akh- sakittt. Tdi gua kena pohon, skrng kena tampolan lo." Marina memukul bahu Caca, saking gemasnya.

"Awwww Rin, apaan siii." Marina kembali memukul bahu Caca.

"Gemes gue sama lo Ca."

Caca hanya geleng-geleng kepala, "Gue emang gemesinnn, makasihh." ucapnya sambil tersenyum ala anak kecil.

Marina melihat langit-langit kamarnya, "Besok gue mau hilangin kunci gue lagi ah, biar ditemuin sama Axe. Hihi"

"Kalo ditemuin ama dia, kalo engga? Kalo ilang? Sukur dah lo."

"Apa gue hilangin hati gue aja ya, trus nanti Axe yang nemuin aaaaa Cacaaaaa!" Marina kembali memukul bahu Caca pelan.

"Haduh susah kalo orang lagi bucin. Iyain aja."

°°°°°°°°°°
tbc.

Vote+comment boleh hihi, makasiii❤

(jika ada salah kata, bahasa, tanda baca, dll, bisa tolong kasitau aku yaa, thx)

-6 Agustus 2020-

Ya Kamu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang