7

111 52 26
                                    

"Cuman gara-gara salah paham bisa bikin semuanya hancur. Jadi apa salahnya minta penjelasan terlebih dahulu?"

- Kayla -



💎💎💎




Kayla
"Alena gak mau ngomong sama gue "

Setelah mendapat pesan dari Kayla, Rey langsung mengirim balasan agar Kayla menemuinya di koridor. Rey keluar dari kelasnya dengan tergesa-gesa. Sungguh, hatinya tidak tenang dengan keadaan Alena saat ini.

"Gue juga gak ngerti Rey..." Kayla berucap dengan tangan bertaut dan perasaan yang tidak karuan.
"Biasanya kalo ada apa-apa, dia selalu cerita ke gue. Apapun itu. "

Kayla menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Gue coba cari dia dulu, " sanbil berdiri dan bersiap melangkah. "Kalo dia balik kelas, kabarin gue. " ucapnya kemudian pergi meninggalkan Kayla yang masih duduk termenung memikirkan sahabatnya.



💎💎💎



"Pak saya lagi kurang sehat, mau ke rumah sakit. Boleh ya? " pinta Alena untuk ke sekian kalinya kepada pak Yadi, satpam sekolahnya.

Pak Yadi yang awalnya ngotot tidak membolehkan Alena keluar tampak kasihan dengan keadaan Alena yang terlihat lemah dan pucat.

"Baiklah Neng, lain kali minta izin guru BK dulu, biar ada suratnya. " ucapnya kemudian.

Alena tersenyum mengangguk. "Baik pak, terima kasih. "

Alena keluar dari gerbang sekolah dengan langkah pelan. Ia seperti tidak punya tenaga untuk berjalan. Dari semalam ia tidak makan, dan tidur hanya 40 menit saja.

Ia menunggu taxi untuk ia gunakan ke tempat kerja mama nya. Ia butuh sandaran, ia butuh tempat untuk menangis. Sudah 2 hari ini sang mama tidak pulang karena banyaknya pekerjaan membuatnya harus lembur berhari-hari.

Alena tiba di butik mamanya dengan air mata yang sudah berada di pelupuk. Ia ingin segera menumpahkannya dalam pelukan sang mama.

"Selamat pagi nona Alena. " ucap wanita yang Alena tau adalah seorang kasir, dengan senyum manis kepada Alena.

Alena hanya membalas dengan menundukkan kepalanya sopan.

Banyak pegawai-pegawai yang menyapa Alena ramah, dan Alena hanya mengangguk saja sebagai balasan.

Alena tiba di depan ruangan mamanya. Ia segera membuka pintu dan di dalam sana sudah terlihat mamanya sedang bergelut dengan banyak pekerjaannya.

Bela yang melihat anaknya berada di ambang pintu segera berdiri dan menghampiri anaknya.

"Sayang, kok jam segini udah pulang? "
Mengelus pipi Alena. "Tumbenan nyamperin mama, ada apa sayang?"

Alena tak menjawab. Ia malah menangis dan memeluk Bela erat.

Bela pun terkejut melihat anaknya menangis seperti itu. "Kamu kenapa Alena? "  mengelus punggung Alena lembut.

"Semua orang jahat sama Alena ma... " lirihnya di sela tangisnya.
"Gak ada yang bener-bener sayang sama Alena... "

Bela melepaskan pelukan sang putri, menangkup pipinya kemudian menghapus air mata di pipi putihnya.
"Duduk dulu, ceritain semua ke mama. "

Alena hanya menurut patuh.

Keduanya duduk di sofa dengan Alena yang langsung memeluk kembali mamanya.

"Kenapa kenapa? " mengelus lembut kepala Alena. "Siapa yang buat anak mama begini? Hmm? "

A REGRETWhere stories live. Discover now