Part 1

6.8K 422 55
                                    


Kalau ada typo, tandai ya.

72 🎉🎉

🍭

🍭

🍭

Freya berlari kencang, keringat telah bercucuran disekitar wajahnya. Seragam yang ia kenakan terlihat tak rapih. Dengan rok yang terkena noda lumpur dan rambut yang lembab, entah berasal dari keringat atau tetesan air dari langit. Freya menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kala merasakan sesak di dadanya. Ia sudah tak kuat lagi untuk berlari.

Freya melihat kearah jam buluk yang ia kenakan ditangan kanannya, "5 menit, lagi. Astaga aku akan telat." Freya menyeka keringat yang akan menetes ke mata indahnya. Ia kembali berlari, senyumnya terbit kala melihat gerbang belum tertutup, ia menambah kelajuan berlarinya.

"Hey, jangan ditutup dulu gerbangnya," teriak Freya, seorang pria itu yang mendengar teriakannya berhenti sesaat, waktu masuk tinggal satu menit lagi jika siswa itu tak memasuki lingkungan sekolah yang akan terjadi selanjutnya adalah ia akan menutup pintu gerbang dan membuat sang siswi harus membolos.

"Terima kasih, pak." Freya langsung berlari masuk ke lingkungan sekolah. Ternyata sudah sepi, Freya yakin bahwa bel masuk sekolah telah berbunyi dan guru pasti telah masuk ke kelasnya. Freya menghembuskan nafasnya kasar, ia harus bersiap-siap menerima hukuman dari guru akibat keterlambatannya.

Dari luar kelasnya, Freya mendengar seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Dengan ragu, Freya mengetuk.pelan pintu dan memasuki kelas. Ia menunduk, tak berani menatap guru ataupun teman sebaya-nya yang tampak terganggu dengan keberadaannya.

"Ms.Wallace, bagaimana anda bisa terlambat hampir tiap harinya? Bahkan semua guru telah mengeluh karena keterlambatan mu ini." Mrs.Smith--guru sejarah Freya tampak marah pedasnya. Freya tak bisa beralasan lagi, karena Mrs.Smith sendiri adalah wali kelasnya yang pasti mengetahui semua daftar merah siswa dan siswi.

"Maaf, Mrs. Saya tadi terlambat bangun dan saya harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan berjalan kaki."

"Huuu." Seluruh siswa bersorak seolah alasan yang diberikan Freya tadi adalah sebuah kebohongan. Bukan hanya serokan yang ia dapatkan, tapi lemparan gumpalan kertas diterimanya. Freya hanya menunduk, ia sudah biasa diperlakukan seperti ini.

"Ms.Wallace, anda sudah terlambat lima menit. Hukuman menanti anda, sapu seluruh lantai disekolah ini. Jika sudah selesai, temui saya di ruangan saya." Freya mengangguk, perintah Mrs.Simth tak bisa dibantah, menyapu lantai bukanlah pekerjaan yang sulit baginya. Hanya saja, ia pasti mendapatkan masalah lain.

"Baik, Mrs.Smith." Freya berbalik dan tiba-tiba ia terpeleset. Posisi Freya yang memalukan membuat para siswa tertawa dan melemparkan ejekan padanya. "Anak-anak berhenti tertawa." Mrs.Smith membantu Freya bangun, "hati-hatilah jika berjalan." Freya mengangguk, lalu ia pergi dari kelas, namun sebelum itu ia melihat ke arah pojok kelas, dimana Livy sedang tersenyum penuh kemenangan.

Livy ada teman sekelasnya, tidak kata teman sangat tidak cocok untuk hubungan mereka berdua. Livy selalu menganggu kehidupan Freya, sudah dari dulu. Entah apa alasannya, bahkan saat ia terlambat tadi juga disebabkan oleh Livy karena bajunya kotor terkena noda lumpur yang disebabkan oleh mobil yang dikendarai Livy melemparkan lumpur.

Freya mengambil sapu, pel dan lap, alat-alat yang dibutuhkan untuk membersihkan lingkungan sekolah ini. Memang hukuman yang diberikan jika ada siswa yang melanggar peraturan sangat berat, bahkan hukuman yang Freya dapat ini bukanlah apa-apa dibanding hari kemarin.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang