02

69 23 39
                                    

Gerombolan cowok berbadan kekar membuat lorong SMA Trisakti menjadi ramai. Cowok-cowok dengan jaket levis bertulisan Barsa itu mampu membuat siapa saja yang melihat mereka lebih memilih mundur.

Suara hura hara terdengar memenuhi lorong itu. Diantara mereka tak ada yang memakai baju sekolah dengan rapi. Tatapan wajah mereka begitu tajam. Seolah mereka sedang mengawasi mangsa. 

Salah satunya adalah Galang Ragasiwi. Cowok yang berada paling depan dibarisan itu. Postur tubuhnya yang besar dan gagah memperlihatkan kalau dia adalah ketua disana. Jaket yang seharusnya dikenakan layaknya teman-temannya itu malah ia sampirkan dibahunya. Dilenganya terikat sebuah kain berwarna hitam bertulisan Barsa.

"KAK GALANG. YA AMPUN GANTENG BANGET,"

"KAK GALANG. COBA MUNDURAN DIKIT. GANTENGNYA KELEWATAN BANGET,"

"IH, PENGEN BANGET JADI CEWEK KAK GALANG,"

Galang memutar bola matanya malas. Dia begitu acuh mendengar teriakan murid perempuan disekolahnya. Mau adik kelas, teman seangkatan ataupun kakak kelas. Dia muak.

Ketua Barsa itu dijuluki sebagai ice boy. Karena dalam sejarahnya hidup didunia ini. Cowok itu belum pernah memiliki pacar. Sekedar suka pada satu gadispun belum. Banyak murid perempuan yang gencar mendekatinya. Mereka begitu penasaran kenapa cowok itu tak mudah tersentuh.

"Incaran, Incaran." Tunjuk Mahen pada adik kelas perempuan yang sedang duduk didepan kelas mereka.

"Incaran mulu. Yang kemarin mau dikemanain?" Sungut Giant. Dia menggelengkan kepalanya menatap temannya yang suka sekali mengganti pacar itu.

"Tau lho! Karma entar oii!" Sahut Juan.

"Bicara karma. Situ emang sempurna apa!" Kata Mahen galak.

"Hai cewek," sapa Mahen pada dua cewek yang melintas didekat mereka.

"Coba kayak Adam, Hen. Sesuai namanya, dia gak pernah mainin cewek. Cukup satu ajakan? Si Hawa," kata Giant menyenggol bahu Adam yang asik dengan ponselnya.

"Pacar gue namanya Karina. Bukan hawa,"  sahut Adam.

"Kirain udah ganti," kata Giant nyengir asal. "Eh, neng Yona. Lewat aja neng," sapa Giant pada Yona. Teman sekelas mereka. Gadis itu menatap nyalang pada Giant.

"Gak usah sok akrab lho," sinis Yona.

Gadis itu mengibaskan rambutnya kebelakang. Dagunya terangkat, lalu tatapan angkuh begitu tajam terarah pada Giant.

"Cewek galak cuk, masih berani lho." Bisik Laskar pada Giant.

"Apa lho bisik-bisik. Sini ngomong didepan gue langsung," kata Yona makin galak.

"Ya allah. Untung cantik," Bagas membesuk dadanya kaget.

Yona memberengutkan wajahnya. Cewek itu melengos dari hadapan ketujuh temannya. Gadis itu sempat protes kepada pihak sekolah. Kenapa dia bisa satu kelas kembali bersama tujuh cowok itu. Tim inti Barsa Pentolannya sekolah.

"Hahaha, enak Yan. Digalakin sama Yona?" Tanya Juan. Dia tertawa disamping Mahen yang ikut juga tertawa.

Giant mengusap jambulnya yang menegak tinggi itu. "Enak gak enak. Tapi gue tetap suka sama dia,"

"Bucin lho parah," kata Galang. Dia menyenderkan tubuhnya pada salah satu pilar sekolah. Kedua tangannya masuk kedalam saku celananya.

"Bucin tanda gue normal. Lah lho?" Tunjuk Giant pada Galang. "Gue rada gak yakin kalau lho normal,"

"Teroos, katain lagi." Kata Laskar memprovokasi.

"Lho masih suka cewekkan, Gal?" Tanya Bagas.

GALANGWhere stories live. Discover now