EMPATPULUH DELAPAN

130 17 3
                                    

“Giseok-ah, cepat selesaikan makanmu. Hyung ada janji pukul 8 nanti.” Perintah Yoongi sambil melirik Giseok yang sedang menyantap sarapan pagi disampingnya.

“Habiskan sarapanmu juga. Jangan pergi dengan perut kosong.” Eommanya balik mengomeli Yoongi yang tampak makan dengan lambat, persis seperti siput.

“Eomma, aku sedang menikmati sarapanku dengan hikmat. Aku sangat merindukan masakan Eomma, jadi aku ingin menikmatinya sedikit demi sedikit.” Kilah Yoongi. Ia kembali menyeruput sup dengan perlahan dan sesekali memejamkan matanya pertanda dia sangat menikmati makanan buatan ibunya itu.

Eommanya tertawa kecil. Putra sulungnya itu tidak berubah sama sekali, masih saja melawan jika diomeli.

“Yooran-ah, kau masih tidak selera makan? Mau Eomma masakkan sesuatu untukmu?” Wanita itu menoleh kearah Yooran yang tampak tidak berselera dengan hidangan di hadapannya.

“Aku rasa Noona sedang sedih karena akan segera meninggalkan pacarnya dan pindah ke Paris, iya kan Noona?” Giseok ikut nimbrung dengan senyum jahilnya.

Yooran memutar bola matanya malas, sedetik kemudian ia menatap bocah itu dengan tatapan super mematikan.

“Jungkook sudah tahu kau akan pergi?” Tanya Eommanya seraya menyuapkan sesendok nasi kemulut.

Yooran menggeleng pelan. Ia meletakkan sendoknya kembali kesamping mangkuk nasinya.

“Jungkook? Kenapa Jungkook? Bukankah pacarmu Kim Taehyung?” Yoongi dengan wajah bingung menatap Yooran.

“Kim Taehyung? Ahh… Bukan pemuda itu. Pacarnya itu Jeon Jungkook. Dia pernah datang kerumah untuk menjemput Yooran.” Bantah Eomma mereka.

Yooran merengut kesal. Ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan. Ia masuk kekamar dan menguncinya. Ia melemparkan tubuhnya dengan kasar keatas kasur super empuk itu. Matanya menatap lurus ke langit-langit ruangan. Ia menghela nafas kasar dan menghentakkan kepala beberapa kali kebelakang.

Kim Taehyung tidak bisa dihubungi beberapa hari ini. Pemuda itu menolak setiap panggilannya dan tidak pernah membalas pesannya. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba sikapnya menjadi aneh seperti itu. Ia tidak tahu kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga pemuda aneh itu tiba-tiba menghilang-lebih tepatnya menjauhinya.

Yooran mengambil ponsel yang tergeletak diatas nakas dan langsung menekan layar lalu menempelkannya ketelinga.

“Jungkook-ah… Kau sedang apa?” Nada bicara Yooran terdengar sangat tidak semangat.

“Oh… Kau sedang memancing dengan Appamu ya? Apa kau dapat banyak ikan? Atau kau sedang memancing virtual dengan game di ponselmu?” Ledek Yooran. Raut wajahnya masih tidak berubah, masih masam dan tertekuk.

“Baiklah. Bersenang-senanglah. Jangan gunakan ponselmu sebagai umpan memancing ya, ikan-ikan itu tidak suka bermain game seperti mu.”

Senyum Yooran sedikit merekah, Jungkook tengah mengomelinya karena gadis itu terus saja meledeknya.

“Oke-oke baiklah. Sampai nanti.” Ucap Yooran sambil mematikan sambungan telepon.

Wajahnya kembali muram. Ia mengutak-atik ponselnya dan kembali menempelkan benda itu ditelinganya.

Ia menggigit bibir bawahnya dan memainkan ujung jari kanannya dengan gugup. Masih tidak ada jawaban dari orang yang dituju. Yooran dengan kesal menghempaskan ponselnya dengan kasar disamping tubuhnya. Ia sangat frustasi dengan hilangnya Kim Taehyung secara mendadak tanpa alasan seperti ini.

Yooran menendang-nendang udara dengan kesal. Pekikan kesal juga memenuhi kamarnya. Kekesalannya sungguh sudah sampai di ubun-ubun. Ingin rasanya ia menarik rambut Kim Taehyung itu hingga botak tak tersisa. Pemuda itu sungguh pandai membuat gadis uring-uringan seperti ini.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Where stories live. Discover now