EMPATPULUH SATU

126 16 0
                                    

Yooran duduk di salah satu bangku yang ada ditaman dekat kampusnya. Wajahnya terlihat gusar dan gelisah. Ia berulang kali melihat kearah jam tangan baru yang kemarin dibelikan oleh Yoongi untuknya. Yooran berkali-kali melirik kearah kanan-kiri untuk menemukan seseorang yang sejak tadi ia tunggu.

Kim Taehyung tampak dari kejauhan, berjalan dengan wajah datar nan dingin dan terkesan seram menuju tempat Yooran. Yooran yang melihat pemuda itu langsung meneguk ludah diiringi dengan degupan jantung yang super kencang. Tangannya mulai terasa dingin dan sedikit gemetar. Yooran menarik nafas panjang satu dua kali berusaha untuk menenangkan dirinya.

"Aku sedang sibuk jadi cepatlah bicara. Aku sedang tidak punya banyak waktu." Taehyung duduk disamping Yooran dengan wajah membelakangi gadis itu.

"I-Itu... Aku mau minta maaf soal kata-kataku waktu itu. Aku tahu aku melewati batas. Sangat melewati batas. Aku sungguh minta maaf." Ujar Yooran dengan wajah tertunduk lesu dan tangan yang sibuk memainkan tas selempang putih miliknya.

"Emm. Kau benar. Apa yang diketahui oleh seorang anak yang diadopsi. Aku bahkan tidak tahu siapa orangtuaku." Jawab Taehyung dengan nada menyindir dan wajah yang masih enggan menatap Yooran.

Yooran kehabisan kata-kata. Mungkin ia sudah benar-benar keterlaluan kali ini. Ia tidak seharusnya mengatakan hal yang menyakiti pemuda itu seperti kemarin. Kata-kata bodoh itu benar-benar menghancurkan pertemanan mereka yang baru seumur jagung.

"Jika kau sudah selesai, aku pergi. Aku masih punya janji." Taehyung bangkit dari duduknya. Ia beranjak pergi namun dengan cepat tangan Yooran meraih tangan Taehyung dan membuat langkah pemuda itu terhenti seketika.

"Aku sungguh minta maaf. Aku tahu aku keterlaluan, Oppa bisa menghukumku dengan apapun. Tapi kumohon jangan marah lagi. Aku tahu aku bodoh, aku.. aku bersalah. Aku sungguh minta maaf Oppa." Suara Yooran terdengar gemetar. Ia tidak berani mengangkat wajahnya sanking takut dan menyesalnya.

Taehyung dapat merasakan tangan Yooran yang dingin. Dengan wajah yang masih sangar ia menoleh kearah Yooran. Gadis itu masih tertunduk dengan rambut yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

"Kau menyesal?" Tanya Taehyung datar.

Yooran tak bersuara, hanya anggukan cepat yang ia berikan sebagai jawaban.

"Kau siap aku beri hukuman?"

Yooran kembali mengangguk.

Taehyung tersenyum miring. Melihat Yooran ketakutan seperti ini membuat bunga-bunga dihatinya mekar seketika. Sebenarnya, ia sangat merindukan Yooran. Memang, pada awalnya ia sangat marah karena Yooran mengungkit statusnya dan menyakiti harga dirinya. Namun rasa rindu mengalahkan segalanya, bahkan kemarahan dan kebencian. Amarah Taehyung dengan cepat mereda dan ia mulai berpikir jernih. Ia mencoba memahami amarah Yooran tempo hari, pasti ada sesuatu yang membuatnya kesal dan marah waktu itu. Akan sangat wajar jika seseorang melontarkan kata-kata menyakitkan saat sedang sensitif dan mood yang sedang tidak bagus.

Taehyung mengelus kepala Yooran pelan. Ia menyingkap rambut yang menutupi wajah gadis itu dan menyelipkannya ketelinga. Yooran mengangkat wajahnya perlahan, wajahnya pucat dengan mata yang berkaca-kaca. Sepertinya dia hampir menangis.

"Aku minta maaf, aku sungguh minta maaf." Ulang Yooran.

Taehyung terkekeh pelan, "Jangan menangis, aku tidak ingin membuat seorang gadis menangis. Sudahlah, aku memaafkanmu."

Taehyung mengusap airmata Yooran yang mengalir di pipinya. Yooran dengan sigap melangkah mundur dan menghapus sendiri airmata yang entah sejak kapan mengalir. Pipinya memanas mengingat betapa hangatnya telapak tangan Taehyung dan betapa dekatnya jarak antara wajah mereka tadi.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang