ENAMBELAS

235 25 9
                                    

Yooran menatap keluar jendela. Hari tampaknya masih belum bersahabat. Sejak tadi pagi turun salju lebat. Ia menatap kearah pasien-pasien lain. Ada 8 pasien wanita didalam kamar luas itu. Ada yang sudah renta, ada yang masih muda. Hal yang sama dari mereka semua adalah mereka tengah ditemani oleh sanak-saudara mereka. Tampak seorang anak berusia 6 tahunan tengah bercanda tawa dengan seorang wanita tua renta dengan rambut pendek putih berpakaian pasien rumah ditemani oleh kedua orang tuanya. Ada pula seorang wanita dengan perban besar di dahinya diteman oleh seorang pria yang tampaknya sebaya dengan wanita itu. Pria itu bahkan menyuapi wanita itu beberapa sendok bubur yang tampaknya ia bawa dari rumah. Hanya Yooran yang sendirian, menatap keluar jendela. Cuaca yang suram tambah membuat hatinya juga suram.

Pagi ini Mirae sudah menelponnya. Gadis itu memarahi Yooran yang masih lemah dengan omelan panjang tidak berguna. Mirae akan pulang minggu depan dan akan memberi Yooran 'pelajaran' jika mereka bertemu. Jungkook juga menelponnya dan bertanya kenapa Yooran tidak ada di perpustakaan beberapa hari ini. Yooran berdalih ia sedang tidak punya tugas yang membuatnya harus ada diperpustakaan. Ia tak ingin membuat Jungkook khawatir. Membuat banyak orang khawatir benar-benar hal yang tidak Yooran sukai. Akan ada banyak perhatian yang ia terima. Itu adalah hal yang lebih Yooran benci.

"Apa yang kau lamunkan?" Suara Taehyung membuyarkan lamunan Yooran. Pemuda itu baru saja datang dengan banyak bawaan ditangannya. Taehyung meletakkan satu persatu barang bawaannya di loker kecil disamping tempat tidur Yooran.

"Kenapa kau kembali?"

Taehyung yang baru saja menutup loker langsung menatap mata Yooran, "Aku akan menjagamu." Yooran diam. Ia mencoba untuk menggerakkan tubuh lemahnya, Ia berusaha duduk.

"Yaa.. Apa yang kau lakukan?" Tegur Taehyung. Ia melihat Yooran berusaha untuk duduk, ia segera mengambil tombol seukuran setengah telapak tangannya dan langsung menekan tombol 'up'. Dengan perlahan posisi ranjang Yooran berubah. Gadis itu bisa duduk tanpa menggerakkan tubuhnya. Yooran masih tampak lemah. Selang oksigen masih terpasang di hidungnya. Suster bahkan memasang alat pendeteksi denyut jantung dijari Yooran dengan monitor sebesar layar komputer disamping ranjangnya.

"Dokter Kang sudah datang?" Tanya Taehyung. Pemuda itu duduk di pinggir ranjang Yooran dan meletakkan telapak tangannya di dahi Yooran-masih demam. Yooran menggeleng pelan.

"Terima kasih sudah menolongku."

"Terima kasih lah nanti, saat kau sudah sembuh total. Traktir aku bibimbap, oke?"

Yooran tersenyum tipis. "Apa yang kau bawa tadi? Kenapa banyak sekali?"

"Oh, itu ada buah-buahan, beberapa makanan ringan yang sehat, ada ginseng merah."

"Kenapa banyak sekali? Aku tidak ingin lebih banyak merepotkan mu."

"Ssshhhh... Kau selalu saja bilang merepotkan, merepotkan, merepotkan. Aku tidak merasa direpotkan. Lagipula hari ini aku tidak ada kelas. Jadi diam saja dan menurut pada Oppa, mengerti?"

Yooran terkekeh pelan, "Oppa? Yang benar saja."

"Hei, aku dua tahun lebih tua darimu. Panggil aku Oppa. Itu akan lebih sopan."

"Darimana kau tahu aku dua tahun lebih muda darimu?"

"Mirae yang bilang. Aku yang mengisi identitasmu semalam. Kau pasti tidak tahukan. Oppamu ini sangat bisa diandalkan, tenang saja."

"Berhenti menyebut dirimu Oppa. Aku mulai mual mendengarnya."

"Pasien Han Yooran." Dokter Kang datang dengan dua orang suster dan dua orang dengan jas dokter seperti dokter Kang namun tampak lebih muda. Seorang suster wanita memberikan sebuah catatan kepada dokter Kang.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant