CIY | Ciuman Manis Pagi Hari

747 117 23
                                    

Pagi ini Aurista begitu semangat tidak seperti pagi biasanya. Bukan tanpa alasan semua karena ada Eru yang menginap di rumahnya. Sambil menatap dirinya dipantulan cermin besar dalam kamar sejenak merapikan rambut yang dia biarkan terurai.

"Oke Rista, lo udah cantik banget pagi ini."

Tersenyum senang dan meraih tas sekolah segera dia keluar kamar dan menuruni tangga dengan riang. Langkah kakinya menuju kamar tamu, tidak perlu bersusah payah mengetuk pintu dirinya langsung bergegas masuk.

"Eru?"

Suara keran dari arah dalam kamar mandi mengalihkan perhatiannya. Aurista duduk ditepi tempat tidur menunggu penuh semangat, menunggu pacarnya itu dengan senyum manis hingga suara pintu dibuka membuat Aurista melotot kaget. Dia  berusaha menahan mulutnya untuk tidak berteriak saat melihat Eru keluar dari kamar mandi. Menatap kagum bentuk tubuh cowok itu untuk seukuran remaja seperti mereka Eru mempunyai postur tubuh yang bagus.

Tiba-tiba saja dia merasakan kedua pipinya memanas, Aurista memaki dirinya sendiri seakan melihat hal ini baru pertama kali, padahal dia sudah sering melihat para mantan pacarnya bertelanjang dada.

"Apa Pak Bhanu udah cerita?"

"Eh?" Aurista refleks menepuk kedua pipi agar tidak memerah sepertinya akan merasakan seperti itu, atau memang wajahnya sekarang ini sudah memerah?!

"Tentang salah satu bodyguard-nya akan jaga kamu di sekolah. Semua berlaku sejak malam tadi."

"Aku nggak mau,"

"Harus mau. Selama aku dalam tahap penyembuhan kamu akan dalam pengawasan, sekalipun di lingkungan sekolah."

"Iya deh terserah." Ucapnya lalu menarik tangan Eru membawa  cowok itu untuk duduk ditepi tempat tidur.

"Aku ganti perban kamu ya, tunggu bentar."

"Bisa sendiri. Kamu segera sarapan dan berangkat sekolah nanti terlambat."

"Masih awal tau,"

"Katanya mau berubah demi Pak Bhanu? Jadi jangan sampai datang telat."

Senyum lebar dia perlihatkan pada Eru. Gemas akan sikap ditunjukkan dia meraih wajah itu mendekat.

"Berubah karena kamu juga. Oke, aku akan turuti semua kata-katamu, sebagai gantinya berikan aku ciuman manis di pagi hari."

Eru menolak bahkan menurunkan kedua tangan Aurista yang mengusap kedua pipinya.

Tidak merasa marah gadis itu justru tertawa senang, kembali  meraih wajah Eru mendekat Aurista menempelkan bibirnya pada bibir itu. Tersenyum sejenak dia mulai menggerakkan bibirnya secara pelan. Melumat bibir bawah dan bibir atas secara bergantian merasakan lembutnya bibir Eru terasa sangat manis.

Hanya sebentar sebelum melepaskan tautan bibirnya Aurista menatap Eru, "Aku akan membuatmu terbiasa menerima ciumanku kamu 'kan pacarku, ke depannya kamu harus balas ciuman aku,"

"Segera sarapan lalu berangkat sekolah."

"Siap bos! Kamu jangan ke mana-mana ya sampai aku pulang sekolah, kamu tetap harus di rumah ini."

Cup.

Aurista mengecup bibir Eru, rasanya bibir cowok itu telah menjadi candu bagi dirinya dan itu sangat menyenangkan.

¤ ¤ ¤ ¤ ¤

"Ada yang lucu saat gue dan Reno, bantu Pak Ikhsan bawa buku ke meja --" Ucap Michelle terhenti karena dia tiba-tiba tersedak makanannya sendiri.

"Abisi dulu baksonya dalam mulut baru ngomong." Aurista segera menyodorkan minuman ke Michelle.

Setelah merasakan baik Michelle melanjutkan perkataannya,  "Ehem! Semua guru di ruangan pada ribut ngomongin lo."

Crash Into YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora