Part 14: Stalker

8.1K 1.1K 163
                                    

Seokjin menggumam malas dan menutupi wajahnya dengan tangan saat dia merasakan wajahnya menghangat karena sinar matahari yang menyorot wajahnya. Seokjin mengusak wajahnya lebih dalam ke bantal dan memejamkan matanya.

"Seokjin, sudah pagi, pelayanmu pasti akan segera datang, kau harus bangun."

Seokjin bisa mengenali suara Namjoon walaupun kesadarannya masih mengambang karena Seokjin masih mengantuk. Seokjin menggerutu lalu memutar tubuhnya untuk mencari posisi nyaman agar dia bisa kembali tidur.

Namjoon tertawa kecil melihat Seokjin yang meringkuk seperti kucing. Dia bergerak untuk duduk di sisi tempat tidur Seokjin dan menepuknya pelan. "Seokjin,"

"No.." gerutu Seokjin, terdengar sangat malas dan jelas tidak ingin bangun.

"Seokjin, aku serius. Kau harus bangun." Namjoon menepuk-nepuk selimut Seokjin di bagian yang menutupi kaki Seokjin.

Seokjin mengeluh dan menarik selimutnya hingga menutupi kepala.

Namjoon menaikkan sebelah alisnya ketika melihat gestur itu kemudian dia tertawa. Namjoon menggeleng pelan kemudian dia berdiri lalu membungkuk di atas kepala Seokjin, "Your Highness.." bisik Namjoon dan dia bisa merasakan Seokjin bergerak di balik selimut. "Bangun, Yang Mulia."

Seokjin mengerang keras kemudian menyibak selimutnya dengan tiba-tiba. Namjoon tidak siap untuk menarik langkah mundur sehingga dia terpaku di posisinya yang sekarang bertatapan dengan Seokjin karena Seokjin baru saja memutar posisinya menjadi menghadap Namjoon.

Namjoon tertegun, dia bisa melihat Seokjin sama terkejutnya dengan dirinya karena mata Seokjin perlahan melebar dengan lucu, rambutnya berantakan dan mencuat ke sana-sini namun anehnya Seokjin tetap terlihat mempesona.

Seokjin mengerjap beberapa kali dengan cepat kemudian dia memalingkan pandangannya dan berdeham gugup.

Deheman Seokjin menyentakkan Namjoon kembali ke alam sadarnya dan Namjoon segera menegakkan tubuhnya lalu mengambil jarak dari tempat tidur. Namjoon berdeham dan mengangguk pada Seokjin, "Sebaiknya kau bangun, pelayan akan.."

Namjoon tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena tiba-tiba saja terdengar ketukan di pintu kamar mereka. Namjoon melesat dengan segera ke pintu sementara Seokjin bergerak bangun dengan perlahan.

Tangan Seokjin bergerak ke arah rambutnya dan mencoba meluruskannya, dia bisa mendengar suara Yoongi dan Minsoo saat memberi sapaan selamat pagi pada Namjoon dari arah pintu.

Seokjin menghembuskan napas dengan perlahan seraya menarik-narik rambutnya sendiri. Dia menunduk pelan saat dia kembali teringat saat tadi wajah Namjoon berada sangat dekat dengannya.

Wajah mereka benar-benar dekat hingga Seokjin bisa melihat warna coklat gelap di bola mata Namjoon, dan bagaimana Namjoon menarik napas karena dia terkejut melihat Seokjin tiba-tiba memutar posisinya.

Seokjin menggigit bibirnya kemudian dia menggeleng pelan. Wajahnya terasa panas.

"Anda masih di tempat tidur, Yang Mulia?"

Seokjin mendongak ke arah asal suara dan melihat Yoongi berjalan ke arahnya, pelayan pribadi Seokjin berjalan mengikuti di belakang Yoongi. Seokjin tersenyum ragu-ragu dan mata Yoongi menyipit.

"Bantu Pangeran Seokjin untuk bersiap," ujar Yoongi pada para pelayan Seokjin kemudian dia kembali menatap Seokjin, "Kita harus bicara sebelum sarapan, Yang Mulia."

Seokjin mengerjap, "Oh? Ada apa?" Seokjin melirik Namjoon yang berjalan memasuki ruangan dan berdiri di dekat tempat tidur dengan Minsoo di belakangnya. Seokjin menggigit bagian dalam bibirnya saat melihat penampilan Namjoon.

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now