Part 18: Back Home

5.4K 912 122
                                    

Namjoon menepati ucapannya soal mereka yang pulang lebih cepat daripada jadwal yang ditentukan. Pihak istana terdengar kurang senang karena tur bulan madu ini adalah sarana publikasi sekaligus cara yang paling baik untuk mendapatkan dukungan dari seluruh rakyat di kerajaan ini untuk tetap mendukung keluarga kerajaan. Seokjin mendengar Namjoon berdebat dengan pihak istana dan akhirnya pihak istana menyetujui usulan Namjoon agar mereka pulang lebih cepat karena Namjoon memang terdengar menyeramkan saat berdebat dengan mereka.

"Kau membuat bagian humas istana ketakutan." Seokjin terkikik pelan setelah Namjoon menutup sambungan teleponnya yang tersambung dengan bagian humas istana.

Namjoon mengangkat bahunya, terlihat santai dan tidak peduli. "Itu harus, agar mereka mau mendengarkanku."

Seokjin tertawa, "Kau memberi perintah seperti Jenderal dalam perang, kurasa mereka tidak akan membantah apapun yang kau ucapkan untuk sementara waktu." Seokjin meraih ponselnya dan memeriksanya, "Aku sudah menghubungi Jungkook terkait kepulangan kita yang sehari lebih cepat daripada jadwal, dia mengatakan akan mempersiapkan rangkuman terkait apa saja yang dia lakukan selama mengambil alih pekerjaanku agar aku siap bekerja kapan saja."

"Hoseok juga melakukan hal yang sama, dia terlihat agak lega karena terbebas dari tugas seorang Jenderal." Namjoon tertawa kecil, "Yah, aku bisa bayangkan itu, mengurus militer di kerajaan memang bukan tugas mudah."

Seokjin mengulum bibirnya dan mengangguk, kemudian dia menatap Namjoon. "Apakah menurutmu kita akan baik-baik saja? Pasukan khususmu sudah mendapatkan kabar terkait surat itu?"

"Siapa pun itu, dia bekerja dengan cukup rapi, timku tidak menemukan sidik jari selain sidik jari dari staff di rumahku yang mengantarkan surat ini. Ada sedikit jejak parfum yang menempel di surat dan kurasa kurir yang mengantarkan surat itu bukanlah kurir biasa."

Seokjin memiringkan kepalanya, "Kenapa?"

"Timku menganalisa lebih lanjut terkait parfum itu dan itu adalah parfum pria dengan merk terkenal yang harganya cukup mahal. Jelas sesuatu yang tidak akan mungkin bisa dibeli oleh kurir pos biasa." Namjoon mengusap dagunya, "Dugaan awal dariku dan timku adalah seseorang dengan uang cukup banyak meminta salah satu pengawalnya untuk mengantarkan surat itu ke rumah ini dengan menyamar sebagai petugas pos."

"Kenapa pengawalnya? Bisa jadi itu karyawan biasa, bukan?"

"Aku sudah memeriksa rekaman dari kamera pengawas berkali-kali, dan aku bisa mengenali seseorang yang terlatih dengan pria biasa, dan dari cara dia bergerak, dia jelas mendapatkan pelatihan khusus atau dia adalah mantan anggota militer." Namjoon tersenyum tipis pada Seokjin, "Hanya mantan anggota militer yang mungkin bekerja sebagai pengawal."

Seokjin terpaku dengan mulut terbuka saat mendengarkan penjelasan Namjoon. "Wow, kurasa jika kau berhasil melihat wajahnya, maka kau akan segera mengenali dia."

Namjoon tersenyum tipis, "Mungkin, aku tidak tahu pasti, aku memiliki ingatan yang baik, tapi kurasa tidak sebaik itu jika berkaitan dengan wajah yang sudah kutemui."

Seokjin mengangguk, "Bagaimana dengan Menteri Kwon? Apakah dia melakukan sesuatu yang mencurigakan?"

"Tidak, berbanding terbalik dengan itu, dia tidak datang ke istana sama sekali selama kau berada dalam tur bulan madu ini. Dia juga jarang datang ke kantornya, urusannya diurus oleh sekretarisnya dan dia lebih memilih untuk datang ke kantor ketika ada sesuatu hal yang benar-benar mendesak."

Dahi Seokjin berkerut, "Ow, apakah aku salah menduganya sebagai orang yang mengirimkan ancaman padaku selama ini?"

"Justru kurasa kau sangat tepat dalam menduga dia adalah orang yang mengirim ancaman padamu." ujar Namjoon dengan sangat yakin.

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now