Part 9: Husbands

11.8K 1.6K 208
                                    

Seokjin masih melebarkan matanya karena terkejut, dia menatap Namjoon yang masih berdiri diam di posisinya dengan tatapan ngeri. Jenderal di kerajaannya itu tidak melakukan apapun selain menatap Seokjin seraya melengkungkan alisnya.

Terdapat jeda hening beberapa waktu lagi sampai akhirnya Namjoon tersenyum tipis, "Aku bercanda."

Seokjin menghembuskan napas lega dengan tidak sadar, dan desah napas penuh kelegaannya itu membuahkan tawa kecil dari Namjoon.

Namjoon menggeleng pelan dan berjalan menghampiri pangeran kedua itu, "Tidak akan ada apapun yang terjadi, Yang Mulia. Aku menghormati anda dengan baik." Namjoon menjelaskan pelan-pelan dan keteguhan dalam suara Namjoon membuat Seokjin mengangguk pelan.

Seokjin menggaruk pelipisnya, "Maaf, aku.. sedikit tidak terbiasa dengan pernikahan ini."

Namjoon menegakkan tubuhnya, "Aku juga." Dia memalingkan pandangannya ke arah koper yang dibawanya kemudian kembali menatap Seokjin, "Nah, sekarang aku memiliki satu pertanyaan."

Seokjin mengerjap, mendadak panik lagi, "Y-ya?" cicitnya gugup.

"Aku membawa senjata pribadi milikku, dimana aku bisa menyimpannya?"

"Oh," gumam Seokjin, matanya melirik koper yang diletakkan Namjoon dan juga pedang milik Jenderal itu yang tersandang dengan baik di pinggangnya. Seokjin mengulum bibirnya, "Hanya ada satu tempat yang baik untuk menyimpan semuanya." Dia melompat bangun dan sedikit meluruskan pakaiannya yang berantakan.

Seokjin berjalan menghampiri pintu menuju ruangan berisi pakaian-pakaian mereka. Dia berhenti di ambang pintu kemudian berbalik, "Kau diperbolehkan menyimpan satu senapan atau semacamnya di dekatmu saat tidur." Seokjin mengangkat bahunya, "Untuk perlindungan pertama."

Dahi Namjoon berkerut, "Dan itu berarti kau juga menyimpan satu?"

Seokjin mengangguk tanpa beban, "Ya, Beretta 92, 9 mm, tidak terlalu luar biasa." Seokjin menuding ke arah meja nakas di sisi kiri tempat tidur, "Aku menyimpannya di sana."

Namjoon mengikuti arah yang ditunjuk Seokjin, "Berarti itu adalah sisi tempat tidurmu?"

Seokjin mengerutkan dahinya bingung, tapi dia mengangguk pelan.

Namjoon mengangguk paham, dia berjalan menghampiri kopernya dan membukanya, "Kalau begitu aku ambil sisi kanan." Namjoon memperhatikan isi kopernya sebelum mengambil salah satu pistol, memeriksa pelurunya dan setelah memastikan semuanya sesuai, Namjoon menunjukkan pistol pilihannya pada Seokjin. "Aku akan menyimpan ini di dekatku."

Seokjin mengangguk lagi, matanya memperhatikan saat Namjoon berjalan menghampiri meja nakas di sisi kanan tempat tidur, membuka lacinya, dan meletakkan pistol pilihannya di sana. Dahi Seokjin masih berkerut, "Apa kau akan tidur di sebelahku?"

Namjoon menegakkan tubuhnya, "Yeah," ujarnya santai. "Aku tidak akan melakukan apapun, we're just sleeping in the same bed. Aku tahu kamar seorang pangeran dibersihkan setiap hari oleh para pelayan dan kuanggap kau tidak mau mereka menemukan bukti-bukti aku tidak tidur di tempat tidur, bukan?"

Seokjin terlihat baru memahami maksud Namjoon, "Iya ya, benar juga." Seokjin mengangkat bahunya, "Well, terserah. Sekarang, aku akan menunjukkanmu tempat yang bagus untuk menyimpan semua perlengkapan perangmu itu."

Namjoon berjalan mengikuti Seokjin dan dia melihat barisan pakaian yang digantung dengan rapi di dalam ruangan itu. Pakaian kerajaan milik Seokjin disimpan dalam sebuah lemari kaca dan tiap pakaiannya dilapisi oleh plastik pelindung. Di sebelah lemari kaca itu ada pakaian kemiliteran Namjoon yang juga disimpan rapi dengan plastik pelindung.

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now