Part 1: The Prince Proposal

21K 1.8K 217
                                    

Sistem kerajaan di dunia modern mungkin bukan sesuatu hal yang umum.

Namun ada beberapa negara yang masih mempertahankan sistem monarki kerajaan dalam pemerintahan mereka.

Mereka memberikan kekuasaan mutlak pada keluarga kerajaan, dan jelas membiarkan mereka melakukan apapun dengan tujuan yang sama, untuk kepentingan negara.

Namun sayangnya hal itu tidak berlaku dalam kerajaan itu sendiri, terlalu lama mengisi kursi sebagai seseorang dengan darah bangsawan tentunya akan menimbulkan sisi tamak.

Disaat kerajaan berusaha keras mempertahankan yang terbaik, akan ada pihak yang mencoba menggulingkan mereka.

Di sini, hanya ada dua pilihan, membunuh, atau dibunuh.

.

.

.

Seokjin melangkah menyusuri koridor istana tempatnya tinggal sejak dia lahir, beberapa pelayan serta penjaga yang berjaga di sana terlihat membungkukkkan tubuh mereka untuk menyapa Seokjin, Seokjin hanya berjalan melewati mereka dengan memberikan sebuah senyuman ramah.

Ketika akhirnya dia berhenti di depan sebuah pintu besar yang berat dan megah dengan gagang pintu yang terbuat dari emas, Seokjin merasakan napasnya memberat. Dia menarik napas dalam, kemudian melirik dan memberi tanda pada dua penjaga di depan itu untuk mengumumkan kedatangannya. Kedua penjaga itu mengangguk serempak dan mereka membukakan pintu untuk Seokjin.

Salah satu dari mereka mengumumkan kedatangan Seokjin dengan suara lantang dan Seokjin segera memasang senyumnya. Dia sudah memikirkan ini selama berbulan-bulan, melatih ekspresi wajahnya di depan cermin, dan mempersiapkan dirinya semalaman penuh hanya untuk berjalan ke ruangan ini.

Dia pasti bisa melakukan ini.

Kaki Seokjin melangkah masuk ke dalam ruangan saat dipersilakan, Seokjin melihat seorang pria yang masih terlihat gagah walaupun usianya sudah tidak lagi muda sedang duduk di singgasana utama. Itu adalah ayahnya, Raja saat ini, dan di sebelah kanannya Seokjin bisa melihat penasihat utamanya, seorang pria tua dengan tubuh yang agak bungkuk dan wajah yang dipenuhi keriput.

Seokjin selalu yakin penasihat utama itu bisa mati hanya karena hembusan angin, tapi tentunya itu tidak akan terjadi karena ayah Seokjin tidak akan membiarkan penasihat utamanya mati karena angin meniup tubuh ringkihnya. Ketika Seokjin berjalan semakin dekat, dia bisa melihat kakaknya, Pangeran Sejong, duduk di sisi kiri ayahnya dengan dahi berkerut karena melihat Seokjin.

Seokjin menarik napas dalam, lagi, sebelum kemudian melebarkan senyumannya. "Selamat siang, Ayah." Seokjin tersenyum kemudian melirik ke arah penasihat ayahnya, "Penasihat Han," lalu dia menatap kakaknya yang masih terlihat bingung, "Kakakku, Pangeran Sejong."

"Apa ada masalah, Pangeran Seokjin?" tanya ayahnya.

Seokjin menggeleng, dia mengepalkan tangannya untuk memberikan kekuatan tambahan sebelum kembali menatap ayahnya. "Tidak ada masalah, aku ke sini untuk meminta izinmu, Ayah."

Ayah Seokjin mengangguk, "Katakan saja, son."

"Aku ingin menikah."

Penasihat Han tersedak, kakak Seokjin terpaku, dan ayah Seokjin melebarkan matanya.

"A-apa?" ujar Sejong akhirnya, dia menatap Seokjin dengan mata melebar dan dahi berkerut dalam.

Seokjin mengangguk mantap, "Dan alasan kenapa aku ingin meminta izin Ayah adalah karena aku ingin menikah dengan seseorang yang berada di dalam istana ini."

Régalien Wedding [ ON HOLD ]Where stories live. Discover now