Chapter (12) - Malam Minggu

16 4 0
                                    

Pegang tangan bukan pegang handphone!!
°•°•°•°•°•°•°•°••°•°•°•°•°

"Selamat pagi dunia selamat pagi cinta" gumam Mutiara setiap pagi

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Selamat pagi dunia selamat pagi cinta" gumam Mutiara setiap pagi. "Ehh lupa, gak punya cinta-cintaan, eh ini belum pagi" sambung Mutiara setelah beberapa saat terdiam. Tanpa berlama-lama bermanja dengan tempat tidur nyamannya. Ia berjalan ke meja belajar, mengambil handphonenya yang terus bergetar. Ada 20 pesan yang belum di baca dan 10 panggilan tak terjawab.

Banyu. Pemuda itu menepati janjinya untuk membangunnya di sepertiga malam. Ia sengaja tidak mengangkat telepon dari Banyu, tapi ia mengirim pesan padanya bahwa ia sudah bangun.

WhatsApp

Mutiara
Syukron Yu, aku baru aja bangun

Banyu
Oke, sans. Buruan shalat

Mutiara
Otw

Setelah mengirim pesan terakhir pada  Banyu. Ia langsung keluar dari kamar. Mengambil wudhu, untuk melaksanakan shalat malam seperti rencananya tadi malam.

Setelah dua kali salam, beberapa doa terlantunkan dari bibir mungilnya. "Ya Allah jangan kau hadirkan rasa kecewa ini ketika hamba tau Engkau merasa cemburu saat hambamu ini lebih mengingat makhluk ciptaan-Mu dari pada Engkau yang telah menciptakan hamba. Jauhkan hamba dari rasa iri dan dengki. Lancarkanlah jalan yang akan hamba tempuh setelah ini. Ringankanlah segala rintangan yang menunggu hampa di kemudian hari. Maafkan hamba yang masih belum bisa menjalankan perintah-Mu dengan baik tapi hamba malah banyak meminta pada-Mu. Hamba tidak tau harus meminta pada siapa, maka dari itu hamba meminta kepada-Mu. Karena hamba tau kaulah Tuhan yang maha pemurah"

Banyak permintaan yang ingin ia sampaikan. Tapi ia akan menyampaikan permintaannya dilain hari, agar ia selalu ingat untuk meluangkan sedikit waktu tidur untuk melaksanakan shalat malam.

Setelah dirasa cukup. Ia kembali untuk tidur, sebelum tidur ia menyempatkan diri membalas pesan-pesan dari teman-temannya tadi malam. Banyak pesan dari teman-teman cowoknya, sedangkan teman ceweknya hanya ada Nara, Manda dan kakak sepupunya. Mungkin dari sinilah Nara pernah berpendapat bahwa ia termasuk dalam kategori playgirl.

Mungkin ramah dengan para pemuda itu termasuk kesalahan fatal. Menyapa semua orang dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya juga termasuk tindak kriminal terhadap hati dan perasaan.

Ia selalu memikirkan perkataan Nara. Nara selalu berpendapat bahwa ia terlalu pintar bermain drama, ia terlalu pintar memanipulasi skenario Tuhan. Nara selalu memintanya untuk menunjukkan pada dunia siapa dia yang sesungguhnya. Tapi ia belum menginginkan itu.

Ia belum ada keinginan untuk membuka lebar-lebar topengnya. Ia ingin topeng ini terbuka sedikit demi sedikit. Bukan secara langsung. Ia hanya takut jikalau nanti ada yang terkena serangan jantung karena dirinya berubah tidak seperti yang mereka kenal. Padahal seperti itulah aslinya dia.

Ily AsSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin