Chapter 08. Petunjuk

12.2K 1.9K 512
                                    

Zoya datang lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zoya datang lagi. Kangen nggak?

Emot buat Zoya dong ?

Seperti biasa author mau ingettin sebelum baca kasih vote dulu dan komentar sebagai salam pembuka 🤣 (Dikira pidato kali yaak)

^



^



^



^



Instagram : unianhar

Pagi ini begitu cerah, matahari mulai menampakkan cahayanya di atas sana, menyapa malu bagi insan penikmatnya. Bertanda jika aktivitas hari ini akan segera di mulai. Seperti Zoya, selesai sarapan ia diantar oleh papa kandungnya ke sekolah sekalian pria paruh baya itu ke kantor.

Setibanya di depan pagar, Zoya menyalami papanya dan menciumnya lalu keluar dari mobil yang pintunya sudah di buka oleh sopir pribadi papanya. Tanpa menoleh lagi gadis itu memasuki gerbang yang sudah ramai dengan siswa-siswi memasuki area sekolah.

"Pagi Pak Darto!"

"Pagi Pak Akbar!"

Kedua satpam yang berjaga pagi ini menoleh melihat Zoya mendekati mereka. Rambut sebahu gadis itu digerai, tubuh rampingnya dibalut seragam Atlanta, sneakers hitam putih membungkus kakinya beserta tas pink tergantung di punggungnya.

"Pagi juga, Neng." Pak Akbar meluruskan pandangannya ke belakang mencari-cari seseorang. "Loh tumben nggak bareng Arsyad, Neng?" Setiap kali bertemu Zoya akan bersama Arsyad tapi pagi ini mereka tidak bersama.

"Saya nginapnya di rumah Papa Aldrik bukan di rumah Papa Raihan," jawabnya ceria. Walau tidak mengerti maksudnya pak Akbar hanya mengangguk-angguk.

"Saya masuk dulu ya, Pak. Semangat bekerjanya!" Zoya mengepalkan tangannya ke atas memberi semangat sebelum berbalik meninggalkan kedua satpam itu.

Zoya itu ramah. Iya ramah pada orang-orang tertentu yang tidak memiliki potensi merebut Orion darinya atau kepada orang tidak memiliki aura-aura busuk yang membicarakan dirinya dari belakang, Zoya anti pada orang-orang seperti itu meski kadang juga dirinya yang melakukan.

Dengan langkah santai Zoya berjalan di tengah-tengah jalan. Pandangan lurus ke depan dengan kedua tangan ke atas menghirup udara segar pagi ini.

Suara klakson terdengar. Sekali, dua kali bahkan berkali-kali terdengar memekik seantero sekolah, Zoya berhenti melangkah, mendengkus kasar meremas tali tasnya sebelum menoleh ke belakang dengan tatapan jengkel. Bukannya kaget melihat sebuah mobil Ferrari kuning tepat di belakangnya, Zoya malah berdiri tenang merubah posisinya berdiri tepat di depan mobil itu.

ZORION (Tamat)Where stories live. Discover now