12

142 30 0
                                    

Hello, udah lama ngga update, haha. I'm so sorry, ya. Meski aku tau no one wait for me, tapi aku merasa bersalah bgt wkwk. Lately my life is kinda fucked up. Aku baru mulai bangkit pelan-pelan sekarang. Untuk kalian yang sedang dalam fase sulit, I can't say anything, but semangat ya! Time flies, fase ini pasti bakal selesai. Stay safe!
Please let me know what do you think abt this part. Gimme vote, pwease?
Thank you <3

-L A K S I-

Laksi sedang padat-padatnya akhir-akhir ini. Ini sudah akhir bulan dan akan ada dua event penting. Salah satunya akan digelar di Bali enam belas hari lagi, dengan kata lain awal bulan depan.

Laksi benar-benar memforsir tubuhnya untuk merampungkan pekerjaannya. Ia jarang tidur dan hanya makan jika sempat. Kalau untuk olahraga sih Laksi selalu rutin meski hanya berlari diatas treadmill atau hanya plank dan olahraga ringan lainnya.

Entah bagaimana Tuhan menciptakan Laksi tapi perempuan itu masih belum juga tumbang. Meski terlihat seperti vampir kurang tidur dengan kantong mata hitam dan kulit pucat akibat jarang bertemu dengan matahari, Laksi tetap sehat.

Oh, Laksi sangat jarang kembali ke apartmentnya. Ia hanya datang untuk mengambil barang-barang penting kemudian kembali lagi ke Galeri. Ya itulah alasan mengapa Laksi mendesain Galerinya senyaman mungkin. Laksi anti membawa pekerjaan ke rumah meski artinya ia harus bekerja seperti orang gila di sini. Untuk kebersihan apartment-nya ia menyerahkan urusan itu pada Billy. Lelaki itu tak jarang memilih mengisi apartment milik Laksi, mengingat unit itu adalah tipe 2.

Kalau Laksi tidak salah, sekarang sudah pukul dua siang dan ruangannya masih remang-remang karena gorden setebal dosa-dosa Laksi menutupi ruangan itu. Laksi tengah menekuri sulaman tangan di bagian pinggang gaun yang ia desain.

Sun dress berwarna putih dengan sulaman benang kuning membentuk motif kuncup bunga menempel indah di manekin. Diatasnya terdapat sebuah topi jerami dengan tatanan mutiara. Ini salah satu koleksi summer yang akan Laksi kenalkan pada fashion week dua minggu lagi.

>>><<<

"Laksiiiiiii." Seorang perempuan memanggilnya heboh tanpa aba-aba. Hal tersebut tentu saja mengagetkan Laksi. Jarum ditangannya menusuk jari tengah perempuan dengan penampilan acak-acakan itu.

Laksi berdecak sebal, ia memasukan jari tengahnya ke mulut dan menatap pelaku kesal. "Apa?" nada suaranya tak bersahabat. Siapa yang tidak kesal kalau seseorang mengacaukan pekerjaan mu tanpa aba-aba. Sialan.

Sang pelaku tersenyum tanpa dosa. Ia menyingkirkan kain-kain yang bertebaran di sofa, kemudian duduk di sana. Laksi hanya berdiri memandang nya sekilas. Ia memilih melanjutkan pekerjaannya lagi. Perempuan ini paling membicarakan hal-hal yang tidak penting. Lebih baik Laksi segera menyelesaikan pekerjaannya. Ia harus menyelesaikan dua pakaian musim panas lagi baru hidupnya akan tenang untuk sementara waktu.

"Untuk dua bulan kedepan apa jadwal mu padat, Laksi?" tanya perempuan itu. Laksi mengangguk sekilas. "Lumayan."

Perempuan berambut ikal itu mendengus, "kalau untuk membuat tiga gaun pernikahan apa bisa?" tanyanya.

Laksi menoleh sekilas, "tergantung," ia kembali dengan sulamannya, "memangnya, siapa yang akan menikah?"

Perempuan itu masih belum berniat membuka mulut. Laksi memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin menyelesaikan dua sulaman terakhir sebelum beranjak pada renda di akhir nanti.

"Aku," cicit perempuan itu. Laksi terdiam mematung, benar-benar mematung. Ia memproses maksud perempuan itu. "Kamu pasti bercanda, Una." Laksi terbahak sebentar lalu melanjutkan sulamannya dengan perasaan tidak tenang.

LAKSIWhere stories live. Discover now