03

341 72 7
                                    

Halo, part 3 untuk menemani malam Rabu mu. Jangan lupa mencintai diri sendiri ya! Jangan lupa pakai masker. Stay safe and happy reading! If you don't mind, please press the star button and leave your comments below. Thank u <3

>>><<<

Di Bandara Soekarno-Hatta tampak seorang perempuan berambut ombre hitam-pink menggeret mini kopernya. Ia tampak sangat santai dengan hot pants, tanktop, dan outer putih berlengan panjang selutut itu.

"Halo, lo dimana?" Suara di seberang menyebutkan suatu titik. "Oh, oke."

Perempuan itu segera menuju tempat dimana sang penjemput berada.

"Laksyiiiiiiii, manose oleh-oleh buat akika? Akika nunggu dese lama bingo. Untung aya lekong cakep disana," cerocos laki-laki setengah matang yang masih asik duduk di bangku kemudi tanpa membukakan pintu penumpang.

"Halah, oleh-oleh aja ya yang lo tau. Bukain dulu dong pintu mobilnya."

Laki-laki itu menurut.

"You bawain I oleh-oleh apose say?" ia mengemudikan mobil keluar dari area bandara.

"Yey dapat buah naga aja yap. I ga mood cari oleh-oleh mulu buat yey."

Laki-laki setengah matang itu menoleh sekilas. "Apakah gerangan yang membuat ses Laksi ini mendung?"

"Gua capek aja sih, Bil."

"Oh, i know. You pasti habis perang manjah sama ndoro romo, yes?" tembak Billy, nama laki-laki itu.

Laksi hanya berdeham. Ia memilih menikmati jalanan yang macet. Kepalanya tengah pusing memikirkan banyak hal. Ia ingin pergi ke gunung saja rasanya. Mau nyepi, mak!

>>><<<

"Nek, yey yakin ai cuma dikasih buah naga begindang ajo?" suara cempreng Billy memenuhi apartment milik Laksi.

"Ya lo mau apa emang? Sapi bapak gua?"

Billy mendengus kesal. Untung saja Laksi ini teman sekaligus bosnya. Kalau tidak, habis sudah perempuan bantet ini ia acak-acak.

Matanya melirik sebuah bungkusan plastik berisi kue-kue kering.
"Say, ini kue buatan aa Kae yang tampannya bolak balik langit ketujuh itu?"

Laksi berdeham.

"Boleh buat ai dong."

"Pilih aja satu. Gua butuh makanan manis kalo lagi sepet gini."

Billy berdecih, "yey kan biasanya sebats dulu kalau lagi pusyeng tujuh keliling."

Sebuah boneka mengenai jambul Billy. "Gua udah mau berhenti."

"Heh, mbo. Ini jambul himalaya punya ai mehong ya mbo. Susi susanti juga buatnya. Lengan gemulai ai sampai pegel-pegel, you know."

Laksi membalikan badannya dan menatap laki-laki ini dengan tekukan di dahi. "Susi Susanti buat jambul juga sekarang?"

"No. Susi Susanti is susah," pekik Billy.

"Bil, kok gua mau ya temenan sama lo selama ini?"

>>><<<

Laksi duduk bersandar di sofa ruang tengah apartmentnya. Di hadapannya terdapat semangkuk mie pedas porsi besar dan dua kaleng soda.

LAKSIWhere stories live. Discover now