HALU

45 14 22
                                    


Nyatanya gue emang harus halu biar bisa dapetin apa yang gue mau

-Lara Alexandria-

•••


Seorang gadis berjalan memasuki sebuah rumah mewah nan megah, yang tak lain rumahnya sendiri. Ia sudah pulang sekolah dan tadi dijemput oleh sopir pribadi keluarganya, Pak Asep namanya.

Ia mendorong kenop pintu. Satu hal yang ia rasakan saat menginjakkan kaki di rumahnya sendiri

Sepi.

Tentu saja!
Setiap hari kedua orangtuanya pergi bekerja. Jika pulang pasti bertengkar. Ia bingung dengan kedua orangtuanya, akankah selamanya akan begini?

Menghela nafas lelah, gadis itu segera berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Sampai di kamar, gadis itu segera mengganti seragam putih abunya dengan pakaian santai.

"Meong meong"

Sebuah suara mengalihkan perhatiannya. Ia menoleh ke arah balkon tempat asal suara tadi. Ia tersenyum tipis dan menghampiri binatang peliharaannya.

Kucing! Gadis itu sangat menyayanginya. Kucing itu yang selalu setia bersamanya, menemaninya, dan dengan tingkahnya yang menggemaskan membuat ia tersenyum, walau sementara. Setidaknya ia merasa sedikit terhibur.

"Gembul udah makan belom?" Tanyanya pada seekor kucing yang di beri nama Gembul itu.

"..."

"Belom kan? Gue ambilin dulu ya, makanannya. Gembul di sini dulu, jangan kemana mana"

Gadis itu berjalan mengambil wishkas yang ia letakkan di laci nakas. Kemudian kembali ke balkon.

"Nih, gembul makan dulu ya biar tambah gemuk"

"Meong..."

Gembul mulai makan wishkas dengan lahap. Sedangkan gadis disampingnya tersenyum memperhatikan Gembul yang sedang makan. Tangannya terulur mengelus bulu-bulu lembut kucing itu.

"Gue jadi iri sama lo, Gembul. Lo dapet perhatian dari gue. Gue kasih makan, gue mandiin... sedangkan gue? Gak ada yang perhatian sama gue Mbul, Mama sama Papa sibuk, sekali pulang ke rumah pertengkaran yang ada."

"Meong"

"Gue pengen bahagia, nggak punya masalah, kayak temen-temen. Hiks, tapi Tuhan ngasih gue kehidupan kayak gini Mbul, anak broken home. Apa Tuhan benci sama gue Mbul? Hiks.."

"Meong"

"Gu-gue harus hiks gimana?"

"Jawab Mbul..hiks"

"Meooong..."

Gadis rapuh itu beranjak. Berjalan ke arah nakas untuk mengambil benda berharganya. Ia menatap benda itu.

"Hanya lo yang bisa membuat gue lupa masalah." Ucapnya lirih.

Perlahan ia menggoreskan benda itu ke tangannya. Perlahan juga darah seorang gadis rapuh, Lara Alexandria menetes mengenai lantai. Dan sangat benar! Gadis itu merasa lega sekaligus puas. Ia menatap luka yang digoreskannya sendiri. Tidak sakit! Ia malah merasa lega.

Setelah puas menatap hasil karya nya, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya. Luka itu Ia balut menggunakan plester. Tak lupa ia bersihkan noda darah di lantai, agar tak ada yang curiga.

Melihat jam yang masih menunjukkan pukul 2 siang dan juga sedang dalam fase sedih, malas, dan gabut gadis itu memilih untuk tidur saja. Siapa tau nanti ia bertemu dengan dewa dan ia akan meminta untuk dikasih hidup bahagia.

LARA [On Going]Where stories live. Discover now