Chapter 31

4.1K 605 216
                                    



🌸🌸🌸

Sore menjelang malam, perawat dateng ke ruang rawat Wendy buat ngecek kondisinya sekaligus kasih obat yang harus Wendy konsumsi.

Yang lain udah pada pulang satu jam lalu, menyisakan Wendy yang harus tahan sendirian di ruang rawat inapnya.

Untungnya, kali ini nggak ada drama Jisung yang nangis sebelum di ajak pulang karena bocah itu malem ini nginep di rumah Sungjin-Hani, malah semangat ketika di ajak pulang.

Si perawat yang udah selesai urusannya dan puas juga udah ngomelin Wendy ini itu, bergegas buat keluar ruangan.

Wendy awalnya ragu, tapi akhirnya memberanikan diri buat panggil si perawat. "Suster!"

"Iya. Kenapa, Bu?"

"Itu, hmm," Wendy keliatan bingung tapi si perawat masih setia menunggu.

"Bisa suruh suami saya masuk sini nggak?"

"Suami Bu Wendy?"

"Iya, cowok yang suka nunggu di luar ruangan saya, yang tinggi, pake kacamata, kulitnya putih, terus ganteng,"

Eh kenapa Wendy jadi kedengeran muji suaminya? Si perawat ketawa aja bikin Wendy malu. Tapi kan deskripsi tentang suaminya yang Wendy sebut memang bener.

"Iya, saya tau kok, Bu. Kan suami ibu suka nanya kondisi ibu ke saya," jawab si perawat.

Sementara Wendy dibuat diam. Jae sepeduli itu ya sama dia?

"Ya udah saya permisi dulu ya,"

Nggak ada semenit setelah perawat pergi, pintu ruangan Wendy kebuka. Jae dengan wajah paniknya masuk, tapi masih berusaha buat jaga jarak sama si istri.

"Kamu manggil aku? Kamu nggak papa kan? Ada yang sakit? Butuh sesuatu?" Serentetan pertanyaan diajukan Jae, masih dengan wajah panik.

Cowok itu kaget begitu si perawat yang biasa ngecek kondisi Wendy tiba-tiba nyuruh Jae buat masuk, katanya disuruh istrinya.

Tanpa ba bi bu, Jae langsung lari masuk ke ruang rawat istrinya. Takut terjadi sesuatu yang buruk sama Wendy.

"Sini coba, jangan jauh-jauh," Wendy bilang kaya gitu sambil ketawa.

Ketawa. Jae nggak salah liat. Wendy beneran ketawa.

Tapi maksudnya apa? Bukannya Wendy lagi marah ya sama Jae?

"Ayah ih jangan bengong! Sini!"

Jae langsung jalan cepat ngedeketin ranjang Wendy. Beribu-ribu pertanyaan langsung memenuhi otaknya.

Ini Wendy udah nggak marah bukan sih? Soalnya udah manggil Ayah lagi.

"Bunda nggak papa? Butuh sesuatu?"

Refleks karena denger panggilan Ayah, Jae balik panggil Wendy dengan sebutan 'Bunda' yang kalau diinget, pas awal cowok itu susah banget buat nyebutin satu kata tersebut.

Sekarang malah udah jadi kebiasaan.

"Nggak papa. Bunda nggak butuh apapun," jawab Wendy senyum.

Belum cukup sama sikap Wendy tadi, kali ini Jae dibuat kaget LAGI saat Wendy menelusuri wajah Jae dengan tangannya.

Istrinya itu secara hikmat menatap wajah Jae. Dan Jae nggak tau maksud dari tatapan Wendy.

"Kenapa makin kurusan? Udah berapa lama nggak cukur? Udah mulai numbuh kumis gini. Rambut juga berantakan banget. Ck, kaya nggak keurus banget sih, Yah," kata Wendy kali ini nyisir rambut berantakan Jae pake tangannya.

10 Years Later ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang