~~Mendadak~~

1.3K 190 133
                                    

"Hannah!" aku berlari menghampiri Hannah dan memeluknya, "tolong berhentilah menjadi pelayan Istana Ruby."

Lucas sudah menceritakan semuanya. Saat aku, papa, Felix, dan Lily sedang minum teh di taman, Lucas mentelepati kami berempat. Dia menceritakan kronologi kejadian itu. Dengan segera, kami berempat menuju Istana Sapphire karena Hannah ada di sana. Dan kemudian, di sinilah kami.

"Tu...Tuan Putri," ucap Hannah sedikit tergagap.

Aku melepas pelukan ku dan mengatakan padanya sekali lagi bahwa dia harus berhenti menjadi pelayan Istana Ruby. Namun, Hannah menolak. Kalimatnya membuat ku terdiam.

Tidak ada respon selama beberapa menit dari ku membuat yang lain jadi panik. Aku masih terdiam sampai akhirnya mengajukan pertanyaan. "Kenapa?"

"Eh?" Hannah menatap ku bingung.

"Kenapa Hannah tidak mau berhenti saja? Jennette bisa saja melukai Hannah lagi," aku mengerutkan dahi tidak terima.

"Wow! wow! wow! Tenang dulu Tuan Putri," Lucas ikut nimbrung, "Hannah pasti punya alasan. Selain itu, apa yang lain tidak mau duduk?"

Aku menoleh ke arah Lucas dan menghela napas. Lucas mengganggu saat sedang serius-seriusnya. Tapi ya sudahlah, pasti yang lain juga ingin duduk. Aku pun mengalah dan duduk di sebelah Lucas.

Lucas menjentikkan jarinya dan dua sofa tambahan muncul. Papa duduk sendiri lalu Lily dan Felix duduk bersebelahan. Mereka malu-malu, dapat ku lihat semburat merah di wajah mereka.

Aku memerhatikan Lily dan Felix sampai asyik sendiri. Lucas menyenggol ku pelan. Aku menoleh dan hampir memekik kaget. Lucas bermandikan keringat.

"Kau sakit atau apa? Di sini tidak terlalu panas Kau tahu?" aku berucap pelan.

Lucas menggeleng pelan dan menunjuk ke belakang ku takut-takut. Ku ikuti arah pandangannya, ternyata mengarah pada papa yang sedang melotot tajam ke arah Lucas!

Lho, ada apa memangnya? Tidak ada yang salah kan? Lucas hanya duduk diam di-

SEBELAH KU!

"Pa...Papa kenapa?" aku tersenyum kikuk.

"Menyingkir dari bocah itu sekarang."

SRIIING!

Suhu ruangan menurun drastis. Tatapan tajam papa pada Lucas membuat semua orang merinding. Tidak mau mati di tempat, Lucas berdiri. Namun, ku tahan tangannya agar duduk lagi.

"Bodoh! Kau mau aku mati sekarang?"

"Bukan begitu!"

"Lalu apa? Cepat lepas!"

"Kalau Kau duduk di sana, bagaimana aku berdiskusi dengan mu nanti?"

Lucas terdiam, dia menyadarinya. Dia menggaruk tengkuknya ketika papa melayangkan tatapan tajam lagi. Aku berbisik pelan, "tenanglah."

"Papa. Biar Lucas duduk di sebelah Athy. Athy harus mendiskusikan sesuatu dengan Lucas."

"Tidak boleh," ucap papa datar.

"Boleh ya?" ku beri dia puppy eyes ku.

Papa mengalihkan pandangan, "tidak boleh."

"Boleh ya? Athy mohon," ucap ku dengan nada memelas dan memasang puppy eyes.

"Boleh."

"Yeay, terima kasih papa!" aku memeluknya dan mencium pipinya.

Aku kembali duduk. Ku lirik Felix dan Lily yang menghela napas lega. 'Kalian berhutang pada ku' batin ku pelan. Setelah papa berhasil menenangkan diri untuk tidak menatap tajam Lucas, diskusi dadakan itu di mulai. Kami semua menatap Hannah, meminta penjelasan kenapa dia tidak mau berhenti saja.

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Where stories live. Discover now