7~Papa [Edited]

1.8K 198 9
                                    

Edited

Keesokan harinya

"Tuan Putri, bangunlah. Anda harus segera melihat keluar."

Itu seperti suaranya Lily, jadi aku pun membuka mataku perlahan-lahan. Kulihat seorang wanita berambut cokelat disanggul dengan mata biru langitnya menatapku. Oh, ternyata memang Lily.

"Nanti dulu. Aku masih mengantuk, Lily. "

Aku menarik selimut ku untuk tidur lagi. Namun, Lily tidak membiarkan hal itu. Ia segera membuka gorden kamar dan membuat sinar matahari pagi menyilaukan mataku. Mau tidak mau, aku pun bangun dan turun dari kasur.

"Ada apa Lily?" ucapku mengusap mataku pelan.

"Ayo kita turun. Tuan Putri sudah ditunggu."

'Ha? Ditunggu siap-'

Belum juga selesai berpikir, aku langsung ditarik Lily bahkan tanpa sempat bertanya lebih lanjut. Entah karena buru-buru atau apa, Lily menggendong ku tanpa basa-basi. Tidak biasanya Lily seperti ini.

***

"Suatu kehormatan bagi kami untuk melayani Tuan Putri Athanasia."

A-Apa-apaan ini? Kenapa ada puluhan pelayan di hadapanku saat ini? Ini kiriman dari papa atau bagaimana? Semua pertanyaan muncul di benak ku sampai ku dengar langkah kaki yang agak berat mendekat.

TAP!

TAP!

TAP!

Kesatria berambut merah maroon mendekat.

'Apa yang Felix lakukan di sini?' aku bertanya dalam hati.

Tiba-tiba saja Felix berlutut di hadapanku dengan satu tangan mengepal ke lantai dan tangan lainnya di depan dada.

"Hamba, Felix Rovein, sesuai perintah Yang Mulia mulai hari ini ditugaskan untuk menjadi kesatria tangan kanan sementara Tuan Putri Athanasia."

Aku hanya bisa ternganga. Memang ada yang salah dengan papa. Dia salah makan atau kena sihir atau bagaimana, sih? Lihatlah! Lily dan para pelayan di belakangku ikut ternganga. Apa sih yang dipikirkan papa?

"Ka-Kami sangat berterima kasih pada Yang Mulia, tapi sampai Tuan Rovein ..." Lily tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Kami semua-aku, Lily, dan pelayan dari Istana Ruby- memandang ke arah puluhan pelayan yang baru kemudian ke arah Felix yang tersenyum lebar.

"Mohon bantuannya mulai hari ini, Tuan Putri."

Aku mengangguk patah-patah. Habis ini ada apa lagi?

***

Aku, Lily, dan Felix saat ini tengah berada di kamarku. Lily dan Felix melakukan ancang-ancang ingin menangkapku, sedangkan aku menggembungkan pipi ku dan menatap mereka.

"Ayolah, Tuan Putri. Anda harus berganti pakaian. Anda akan bertemu dengan Yang Mulia," Lily memegang beberapa pakaian di tangannya.

"Athy nggak mau ganti baju!"

"Kalau begitu kita temui Yang Mulia sekarang saja," Felix ancang-ancang ingin menggendongku.

Aku mundur beberapa langkah dari Felix dan merengek, "Athy mau di sini saja! Athy capek!"

"Bukankah Tuan Putri sudah berjanji untuk menemui Yang Mulia hari ini?"

CTAAAAR!

Seakan ada petir yang menyambar ku, air mata imajiner mengalir di wajahku. Aku lupa kalau kemarin sudah membuat janji dengan papa psikopat itu secara tidak langsung. Tersenyum kecut, semua usahaku untuk mengelak sepertinya gagal. Aku sudah tak bisa mengelak lagi.

Chance (WMMAP FANFIC) || S1✓ [REVISI]Where stories live. Discover now