08

119 57 42
                                    

༄ᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵇᵃⁿʸᵃᵏ ʰᵃʳᵃᵖᵃⁿ ᵈⁱᵇᵘᵗᵘʰᵏᵃⁿ ᵘⁿᵗᵘᵏ ᵐᵉⁿᵍᵍᵃᵖᵃⁱᵐᵘ ᵈⁱ ᵏᵒᵗᵃ ˢᵉⁿʲᵃ༄

Air matanya kembali merembes berjatuhan dipelupuk, membuat obsidian cantik itu sembab membengkak, pun isakannya menggema diruangan yang sedikit sunyi, ia bahkan tidak malu menangis dihadapan seorang pria yang mungkin asing, hatinya tiba-tiba bergejolak sakit bersama rasa tidak terima melihat wajah tampan itu terluka.

Disini, diruangan sel kunjungan tahanan yang dingin Hyein duduk menukuk, dirinya tidak kuat melihat wajah Taehyung yang babak belur, luka disudut bibirnya membiru akibat gumpalan darah yang mengering.

Setelah mengambil kesempatan kabur dari Minji yang tengah membeli makanan, Hyein pergi meninggalkan rumah sakit untuk menemui Taehyung, ia melakukannya bukan tanpa sebab, dirinya kelewat tahu jika Minji tidak akan mengijinkannya untuk pergi. Maka dari itu Hyein memilih kabur_-.

Hyein mendongakkan kepala, mengusap kedua belah kelopak matanya yang berair disertai isak, pandangan kembali mengamati Taehyung dibalik kaca bening yang tebal.

"K-kau terluka hiks.., kau terkuka karenaku."

Air matanya menderai lebih banyak, punggungnya yang ringkih berguncang menahan isak pilu menyakitkan. Namun pria yang dihadapan Hyein itu hanya menunjukan air muka datar tanpa ekspresi. Tapi tidak kah kalian tau dibalik itu semua Taehyung menahan dirinya, ingin memeluk rasanya, menghapus air mata Hyein dengan kedua jemarinya. Tapi sekarang dirinya orang asing, bukan Kim Taehyung-nya Hyein.

"Lalu kenapa jika aku terluka? Kau merasa sedih?" obsidian teduh Hyein kembali bersirobok dengan obsidian padmarini itu. "Jangan pernah mencoba untuk memahamiku, apalagi mengasihani!" Taehyung melanjutkan perkataan.

"Orang mana yang tidak merasa sedih saat seseorang yang berarti untuknya terluka. Kau penolongku. Kau yang menolongku waktu itu, aku tahu--
Kau bukan pembunuh itu hikss--."

Lagi-lagi hatinya merasa sesak, dirinya lemah. Dan yang pasti Hyein merasa bersalah sekarang, bayangkan saja saat kau ditolong seseorang tapi orang itu malah menderita karenamu

Frasa maaf saja tidaklah cukup, apalagi tangisan yang tidak berguna seperti sekarang, tapi apalah daya seorang Hyein. Seumur hidup dirinya akan dihantui rasa bersalah yang teramat. Bagaimanapun caranya Hyein harus bisa membebaskan pria Kim itu.

"Hye..." panggilan itu sontak membuat Hyein membalikan badan, guna melihat orang yang memanggilnya.

Pandangan Hyein sedikit tercekat begitu Hoseok memandangkan, pria berprofesi polisi itu menyipitkan kedua matanya begitu dirinya merasa bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pandangan Hyein sedikit tercekat begitu Hoseok memandangkan, pria berprofesi polisi itu menyipitkan kedua matanya begitu dirinya merasa bingung. Kebiasaan sejak kecil memang, Pria bersetelan kasual kaos putih dipadu jaket hitam itu terlihat dingin begitu pandangannya bersirobok dengan pria yang berada dibalik kaca.

"Kenapa kau berada disini?" Lirih Hoseok pelan tapi terkesan dingin.

"A-aku-- itu aku...."

Ucapnya begitu kelu sesaat Hoseok menanyainya, bingung mau mengatakan apa. Pun pria Jung itu mengerti, menganggukan kepala pada petugas sipir guna memerintahkan untuk membawa Taehyung kedalam sel.

Hyein melangkah perlahan mengikuti Hoseok pergi, dirinya tahu Hoseok pasti menginginkan jawaban dari pertanyaannya, di depan kantor kepolisian departemen kejahatan mereka berdiri,saling memandang, ah bukan mereka. Tapi Hoseok saja, Hyein hanya menundukan kepala, tidak berani.

"Kau kemari untuk menemuinya?" Hyein mengangguk masih enggan mendongakan kepala. "Apa Minji tahu?" lagi-lagi yang didapat Hoseok hanya gerakan tubuh.  Pria Jung itu mendekat, memegang bahu ringkih Hyein memaksa supaya Hyein menatapnya.

"Hye dengar, kumohon jangan seperti ini. jangan gegabah mengambil keputusan dan terlebih kau kabur dari rumah sakit, kondisimu akan semakin buruk nantinya. Minji juga pasti mengkhawatirkanmu."

"Tapi dia tidak bersalah Hoseok-ah," dirinya tidak lelah untuk meyakinkam semua orang bahwa Taehyung bukan pelakunya.

"Dipersidangan nanti hakim yang akan menentukan dia bersalah atau tidak. Dan juga kepolisian menemukan beberapa bukti yang menunjukan dia pelakunya."  Hoseok berucap tegas, terlalu lelah untuk memberitahu Hyein yang keras kepala.

" T-tidak." gelengan kepala Hyein lakukan untuk menepis omong kosong Hoseok, obsidiannya berbinar berkaca menahan tangis, namun tangis yang ia tahan kembali meledak begitu Hoseok merengkuh tubuhnya, membenamkan kepada Hyein di dada bidangnya, membiarkan pakaiannya basah oleh air mata.

"D-dia. Dia bukan pelakunya Hiks." Hyein terisak, meremat bagian belakang jaket hitam yang Hoseok kenakan.

Hoseok termenung, tangannya bergerak mengelus lembut surai hitam legam milik Hyein. Seperti pepatah yang mengatakan peluklah dia disaat menangis, bukan hanya saat berbahagia saja. Sebab saat itu dirinya sedang lemah, yang dibutuhkan saat hati bersedih hanyalah rengkuhan pelukan hangat sebagai tumpuan sandaran.

***























Halo welcome back to my story,
Balik lagi sama pacarnya Jekey ehem😜
setiap mau up ada aja gangguannya, mau itu males atau kadang pikiran lagi blank sma susah nyari kata yang pas yang ujung2nya buntu trus dibiarin,

Happy reading guys..
Please give a your hear for my story
Vomment banyak2 sygkuu💜




EtherealWhere stories live. Discover now