05

216 131 135
                                    


'not much time is wasted, I want to go back to that time. the time when we held each other'

Duk,

Beberapa kali kepala itu menghentak lapisan kaca jendela bis, tubuh ringkihnya begitu terlihat menyedihkan. Dengan badan yang disandarkan ditepi jendela, mata yang memejam dengan nafas teratur. Dirinya begitu kelelahan. Biarlah Hyein terlelap sebentar untuk saat ini,

Sepuluh menit waktu dibutuhkannya untuk menuju halte dari apartemen Minji, belum lagi menunggu bis datang. Ditengah penantiannya itu, yang Hyein lakukan hanyalah duduk memandang jalanan sambil menguap. Matanya begitu berat, ingin segera dipejamkan.


Hyein terusik dari terlelapnya saat menyadari seseorang mengisi bangku kosong disampingnya. Kedua tangannya otomatis mengucek mata untuk sekedar mengembalikan kejernihan pandangan yang sedikit buram, sejenak kepalanya menoleh keluar jendela. Melihat sedikitnya kendaraan berlalu lalang membelah jalan.

Dipukul sepuluh lebih empat puluh menit, bis tepat berhenti, Hyein berjalan mendekati pintu bis untuk segara keluar.
Begitu menginjakan kaki di aspal Hyein melipat kedua tangan dan menggosoknya.

Udara malam ini cukup dingin. Ditambah terpaan angin lalu yang sedikit kencang membuatnya kedinginan. Pakaian yang ia kenakan tidak cukup tebal untuk menahan hawa dingin, dan kecerobohannya ia tidak membawa mantel seperti yang orang-orang pakai.

Dengan langkah gontai Hyein memasuki gang kawasan komplek apartemennya, ingin cepat cepat menyembunyikan diri dalam gumulan selimut yang hangat. Begitu pikirnya.

Kawasan perumahan Gwangjin-gu terlihat sepi, lampu tamaran jalanan tak cukup menerangi sebagian jalan. Suara gonggongan anjing menyusik langkahnya, tubuhnya berdesir, bulu kuduknya meremang.

Dari kejauhan terdengar derap langkah mengikuti, perasaan Hyein kalut. Dengan mempercepat langkahnya Hyein mulai berlari ketakutan, jalan menuju rumah pun mendadak seperti jauh. Bulir-bulir keringat begitu tampak diwajah pasinya.

Dengan sedikit keberanian, Hyein menengok kebelakang. Sosok pria berpakaian hitam dengan wajah yang tertutupi jubah mengejarnya. Kembali berlari secepat mungkin Hyein lakukan dan untungnya ia mengenakan sepatu kets untuk memudahkannya lari.

Hyein tersentak. Berdiri kaku sambil meremat pakaiannya, pria itu menghadangnya dengan membawa pipa besi yang sengaja digusur diatas aspal. Pria itu terkekeh mengerikan, Sejurus Hyein membalikkan badan berniat untuk lari, sebelum rambutnya ditarik kasar.

"Akh!"

Rintihannya tak digubris, Hyein menangis. Dengan sekali tarikan kelewat kasar mendorong Hyein ke tembok bangunan.
Tangan kasar itu kembali menarik rambut, sampai Hyein mendongak. Air matanya menderai turun dipelupuk mata.

"Tolong-- lepaskan aku hiks. A-aku mohon." yang dimintainya itu tertawa berbahak-bahak. Seolah apa yang diucapkan gadis didepannya itu lelucon. Sejenak suara tawa itu kemudian berhenti, digantikan tatapan mata tajam yang menusuk.

Dengan sekuat tenaga yang ada Hyein mendorong tubuh pria itu hingga terhuyung, secepat kilat Hyein kembali lari. Tapi naas dirinya malah terjatuh. Tubuh Hyein meluruh keatas aspal yang kasar, menggeser tubuhnya dengan kedua kaki yang bertumpu saat pria itu mendekatinya dengan pipa besi yang sengaja digesekan.

Untuk kesekian kali rambutnya ditarik, memaksa Hyein bangkit. Sementara air matanya bergerak turun menbasahi pipi. Isak tangisnya tak bisa dibendung lagi. Dirinya takut.

"Dasar wanita jalang sialan!"

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus dibagian pipinya, kelopak matanya sontak memejam, seolah menikmati tamparan keras. Tapi tidak. Hyein justru meringis. Pipinya panas, hingga cairan kental berwarna pekat merembes keluar disudut bibirnya.

Bau amis menyeruak menyapa penciuman, pria pshycopat itu menarik dagu Hyein. Memaksa untuk menatapnya. Dengan gerakan halus tangan kasar pria itu menggerakan ibu jarinya disudut bibir Hyein yang terluka, mengusapnya sedikit menekan hingga kembali mengeluarkan darah. Darahmu manis..

Pria itu terkekeh, menikmati wajah ketakutan dan kesakitan Hyein. Memangsanya dengan cengkraman kelewat kuat.

Dalam hitungan second yang tak terasa, pria itu melayangkan pukulan ke kepala Hyein dengan pipa besi. Darah kental jatuh merembes ke pelipis Hyein. Pun noda darah mewarnai pipa besi. Kepala Hyein pusing, pandangannya terlihat buram. Tubuh ringkih itu tak lagi sanggup untuk berpijak.

Dengan sedikit kesadarannya Hyein melihat bayangan semu pria itu berniat untuk memukulnya lagi. Detik-detik waktu seakan cepat, pipa besi itu hampir mengenai kepala Hyein untuk kedua kalinya sebelum seseorang mencekal pipa besi dengan kuat.

Tubuh ringkih Hyein tumbang. Tergeletak mengenaskan diatas aspal dengan genangan darah menyelimutinya. Pria yang mencekal pipa itu melihat kearah Hyein dengan raut tak terbaca. Khawatir tentu saja. Dengan satu tarikan sang pria melempar pipa besi dan langsung menghajar pria yang berniat membunuh Hyein dengan brutal.

"Hyein!"

Suara samar memanggilnya, kesadarannya masih tersisa, Hyein mendengar suara samar-samar memanggilnya sebelum dirinya benar-benar kehilangan kesadaran.

Pria itu menghampiri Hyein, membawa tubuh ringkih penuh darah ke dalam dekapannya. Saat sebelumnya telah menghajar dan membuat pembunuh itu pergi.

"H-hyein--- kumohon bertahanlah, eoh?" ucapnya pria itu, lidah begitu terasa kelu. matanya berkaca melihat gadis yang disayanginya tergeletak.
Bahkan tak memperdulikan darah Hyein merembes keluar mengotori pakaiannya.

Kenapa diwaktu yang seperti ini dirinya dapat mendekap Hyein erat? Dirinya tak becus menjaga Hyein.

Tangannya yang bergetar mengusap dahi Hyein yang penuh darah, merobek pakaian Hyein dengan sekali sentak. Lalu mengikatkan kain yang dirobek dikepala Hyein agar menghentikan pendarahan. Pakaian Hyein untungnya sedikit panjang jadi tidak membuatnya menampakan anggota tubuh saat pakaiannya dirobek.

Tanpa diduga tiga polisi datang dari sudut samping dengan menodongkan senjata kearahnya bersiap untuk menembak jika dirinya bergerak sedikit pun. Tak mempedulikan ketiga polisi itu si pria masih menatap Hyein khawatir sebelum kedua tangannya ditarik kebelakang guna memasang borgol.

 Tak mempedulikan ketiga polisi itu si pria masih menatap Hyein khawatir sebelum kedua tangannya ditarik kebelakang guna memasang borgol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang kau lakukan,eoh?" Taehyung memberontak. Tidak terima atas perlakuan kurang ajar itu.

"Pembunuh seperti tentu saja harus ditangkap. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatan kejimu dipenjara!" ujar salah satu polisi dengan menyeret Taehyung. Sedangkan yang lain menghubungi ambulance.

"Aku bukan pembunuh!" teriak Taehyung,

"Semua penjahat mengatakan bukan aku pelaku nya saat mereka tertangkap." Polisi tertawa remeh, menyeret Taehyung masuk ke mobil dan menutup pintu. Kedua tangan polisi itu mengangga dia atas kap dengan menatap Taehyung tajam. "Kau berhak diam. Kau bisa menghubungi pengacaramu--- ah tapi percuma saja kau menghubungi pengacara! Kau akan tetap membusuk dipenjara!"









Sampai disini gmna? Feel nya dpt ga si? Klo ngga ya maaf. Ku masih blajar.

Yang udah baca mending voment dlu yuk..

Salam sayang kekasih taehyung😘💜💜


EtherealWhere stories live. Discover now