24. LOLIPOP

170 24 43
                                    

"Kamu yakin mau pulang? nggak mau nginep disini aja gitu?" pertanyaan Itu dilontarkan Melly ketika Melda dan Ardhan bersiap untuk keluar dari kediaman rumah ini.

Sebenarnya Melda enggan untuk pulang dulu, dia masih ingin bermanja-manja ria beraana Melly, karena rasa nyamannya sama seperti almr. Bundanya.

Hampir

Melda menggeleng kecil, "Nggak tan- eh Bunda, Nanti di cariin ayah kalo anak gadisnya keluyuran malem-malem terus gak dibolehin kesini lagi. Kan serem." Melda  tersenyum ketika Melly menjawil dagunya gemas.

Ardhan yang mendengarnya mengkerutkan dahinya. "Bunda?"

"Sejak kapan Mama jadi Bunda?" tanya Ardhan bingung. Pasalnya kan tadi Dia hanya bermimpi jika sedang menjalankan akad nikah dengan Melda. Masa itu terjadi beneran didunia nyata? Aiss.. Belum mungkin.

Belum sempat Melda membuka pinta suaranya, sudah disikat terlebih dahulu oleh Melly-Mamanya Ardhan, "Jangan banyak tanya kamu. Intinya Mama sama Bunda itu sama aja. Satu tubuh, satu orang, satu nama."

Melda mengulum senyumnya ketika melihat raut wajah Ardhan yang kebingungan tapi lucu.

"Jagain anak orang itu, tapi kalo mau cepet  sih jadi anak Bunda juga gak papa," Cengir  Melly

"Pokoknya jangan sampek lecet secuil pun. Harus nyampe ke rumah dengan sehat wal-afiat, utuh,penuh, gak ada yang kurang. Inget tu Ardhan!"

"Nanti kalo udah sampe di rumah cepet-cepet kabari Bunda ya, pokoknya tiada detik tanpa ngasih kabar ke Bunda,"

Ardhan mendengus sebal, "Jangan dong Mah, kalo ngasih kabarnya sedetik-detik, kapan waktu ngasih kabarnya ke Ardhan,"

inilah yang ditakuti Ardhan jika mempertemukan dua spesies manusia betina  tapi yang Ia sama-sama sayang tapi beda jalur.

"Ya bodo amat, emang Mama pikirin."

Melda tersenyum, "Kapan-kapan Melda bakalan sering kesini kok kalo ada waktu," gadis itu langsung memeluk Melly. "Melda seneng banget bisa ketemu sama Bunda,"

Melly menepuk-nepuk halus pundak Melda, merasakan hal yang sama, "Bunda juga seneng... banget bisa ketemu sama gadis manis seperti kamu," ucap Melly dengan nada panjang

Ardhan memutar bola mata jengah, sama gue aja belum pelukan masa diduluin ma nyokap. Batinnya sebal.

Dengan rasa berat hati Melda melepaskan rengkuhannya lalu tersenyum manis, "Ya udah Bunda, Melda pulang dulu ya.. Bay-bay..."

"bayy.., jangan lupa kirimin Kabar ya kalo udah dirumahhh. Muchhh." ucap Melly lalu memberikan kiss jauh.

Melda langsung menangkap kiss jauh itu dan meletakkan dihatinya.

"Fiks, Dia harus jadi mantu gue," ada binar-binar ceria dimata Melly.

***

Ardhan menghentikan laju motornya kepinggiran jalan dekat dengan gerobak mang-mang penjual sate tahu. Dengan gerobak yang bertulis.

Bukan satte tahu kaleng-kaleng
Beli seribu tusuk persis kaya mbak kunti.
Mau beli tapi gak punya uang?
Nyium mamang tamvan dulu sini. Uhuyy..

"Mau beli sate?," tanya Melda ketika montor Ardhan berhenti di samping Mang sate tahu.

Ardhan menggeleng membuat Melda menyergitkan dahinya. "terus kita ngapain berhenti disini? Lupa arah jalan rumah aku? Padahal kita tinggal lurus terus belok kiri ada pertigaan belok kanan terus belok kanan lagi, dah nyampe,"

"Kita kencan dulu disini, kan kamu tadi udah kencan sama Mama, giliran aku dong sekarang,"

Melda terkekeh, "Tapi ini udah malem Ardhan,"

Tentang Dia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang