Chapter 18

24 1 0
                                    

"Memberi tidak akan membuatmu menjadi miskin, melainkan  bentuk kesuksesan yang sesungguhnya" | Lintang |

Matahari telah menampakkan sinarnya cukup tinggi. Lintang beranjak keluar  kost dan merentangkan tanganya menikmati keindahan awan cerah dengan kumpulan langit putih nan cantik. Secerah perasaanya kali ini mungkin.

Senyumanya simpul seakan begitu bersemangat dengan agendanya hari ini dengan Gema. Selepas berjemur sebentar,  Ia buru-buru menunggu angkot di depan.  Tujuanya yaitu ke pasar untuk membeli bahan makanan.  Pagi itu,  banyak orang-orang yang berjogging karena hari ini adalah minggu.

Sesampainya di pasar, Ia membeli cukup banyak bahan makanan hinga cukup kewalahan membawanya. Namun rasa capek itu terasa tak terasa mengingat senyum mereka yang ingin ditemuinya. Sesampainya dirumah, Ia memasak dengan semangat bahkan senyuman itu tak lepas dari wajahnya. Makanan itu kemudian dimasukkannya ke dalam kotak-kotak yang cukup banyak.

Pas sekali setelah Ia selesai mengemas makanan, suara mobil Gema terdengar. Tampak Gema keluar dari mobil diikuti oleh Remon dan Dipa.

"Ini mau ke hajatan ya Tang," tanya Dipa mendekat. Pertanyaan Dipa itu seakan lucu di telingan Remon sehingga membuatnya tertawa.

"Nggak lah Dip,"sahut Lintang yang masih sibuk memasukkan kotak ke plastik.

Gema yang juga mendekat tak kalah aneh Lintang membawa makanan sebanyak itu. "Mau dibawa kemana sih Tang?"

"Mau aku berikan mereka Gem."

"Kamu kerja capek-capek masa iya ngasih makanan orang sebanyak ini."

"Ngasih makan orang nggak akan bikin tambah miskin kok Gem. Malahan arti kesuksesan bagiku adalah ketika bisa memberikan sesuatu ke orang lain."

Dipa menggelengkan kepala sambil berdecak lalu tepuk tangan. "Tuh bos dengerin."

"Sering-sering aja Tang ngasih pencerahan pada nih orang. Biar pikiranya nggak surem melulu,"sahut Remon sambil melirik Gema.

"Lo kayak udah bener aja."

Gema merasa kesal dengan candaan yang di dengarnya seraya Ia mendekati ingin memukul dua orang itu. Seperti biasa mereka akan lari menghindar.

"Hahaha,  sudah-sudah tolong  bantu bawa ini ya guys." Lintang masih cekikikan menggelengkan kepala.

"Siapp."

"Laksanakan."

Mereka pun akhirnya berangkat. Lintang dan Gema berada di kemudi belakang sedangkan Remon dan Dipa di belakang.

"Ini sebenarnya mu kemana sih?" tanya Remon melepas keheningan.

"Tau? Jangan-jangan Lintang mau ngerjain kita nih,"mata Gema menyipit menatap kearah Lintang penuh selidik.

"Jangan-jangan bener, gara-gara Gema sering jahat ke elo ya Tang," canda Dipa.

Resek lo,"sahut Gema.

"Nggak kok, nanti juga tahu sendiri,"ucap Lintang santai.

Lokasi yang ingin mereka kunjungi pun ternyata tak terlalu jauh. Namun kemacetan jalan kala itu yang membuat perjalanan cukup lama. Lokasi tujuan mereka pun ternyata searah rumah Gema. Bedanya kali ini mereka harus melewati gang masuk yang cukup sepi.

"Ini lokasi sepertinya horor ya,"ucap Remon melepas kehiningan.

"Lebih horor muka lo tuh Mon,"sahut Gema yang fokus dengan setirnya.

Sekejap mereka pun tertawa terbahak-bahak. Merasa kesal dengan candaan Gena, Remon pun meggeplak kepala Gema yang tengah fokus nyetir."Dasar lo,"gerutunya.

Lintang dan Gema [END]Where stories live. Discover now