Chapter 27

17 1 0
                                    

"Aku membencimu karena tak mempercaiku. Namun disisi lain aku masih membutuhkan dan tak ingin kehilanganmu" |Lintang|

Langkah Lintang gontai dengan ekspresi ditekuk tatkala memasuki pintu coffee shop. Malvin yang sedari tadi sudah ada disana menatapnya prihatin. Jelas saja Ia pun sudah tahu apa yang terjadi. Beberapa pegawai lainya tampak menyipit menatap bahkan beberapa diantanya ada yang berbisik sinis.

"Lo ikut gue sekarang."

Tiba-tiba saja secara mengejutkan Gema datang dengan ekspresi marahnya menarik lengan Lintang.

Gema menariknya keras menuju ke luar. Merasa khawatir, Malvin mengikuti dan mengintip dari balik tembok.

Kali ini tatapan Gema begitu berbeda dan terlihat jelas ekspresi kemarahanya. Sorot matanya tajam seakan mengingatkanya pada sosok Gema yang Lintang kenal saat pertama kali bertemu dulu. Atau bahkan lebih menakutkan lagi.

"Gue pikir lo cewek baik-baik. Ternyata lo hanya cewek murahan yang berlagak sok suci,"ucapnya menohok sambil menatap mata Lintang tajam.

Lintang memejamkan mata menahan dirinya dari rasa sakit mendengar kata-kata seperti itu. "Gema itu semua tidak seperti yang kamu lihat, aku...."

Belum sempat Lintang melanjutkan perkataanya, Gema sudah memotongnya." Lo butuh uang berapa banyak hingga melakukan itu. 10 juta, 50 juta bilang ke gue,"ucapnya memicingkan mata. "Lo jangan pernah berani-berani lagi muncul dihadapan gue."

Tak tahan dengan ucapan Gema yang menyakitkan itu, Lintang tak mampu membendung air matanya.

"Terserah kalau kamu nggak mau mendengar penjelasan aku Gem,"ucapnya berlari menjaukan diri dari hadapan Gema.

Malvin yang menatapnya dari jauh  mengepalkan tanganya kuat. Ia pun berlari menghampiri Gema.

"Gue merelakan dia untuk lo karena  dia sangat mencintai lo. Tapi kenapa lo menyakitinya terus seperti itu disaat dia begitu percaya sama lo?" ucapnya keras sambil menonjok wajah Gema.

"Lo berdua sama-sama brengsek."

Secara reflek Ia mendekati Malvin ingin membalas. Namun dengan sigap Malvin meraih kerahnya dan mencengkeramnya kuat.

"Lo bahkan percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenaranya," sorot matanya tajam seraya melepaskan cengkeraman tanganya dan berlalu.

"Dasar orang munafik," teriak Gema seraya berlalu dari tempat itu.

Ekspresi Malvin khawatir dan menghampiri Lintang. Gadis itu terlihat masih mencoba menguatkan diri dan fokus pada pekerjaanya.

"Bisa ngomong sebentar Lin?" ujar Malvin menarik lengan Lintang ke sebuah kursi.

Tanpa menyahut,  Lintang mengikuti langkahnya. Air matanya masih basah dan menunduk.

"Kamu kenapa bisa terkena masalah seperti itu sih Lin?" tanyanya cemas sambil menatap lekat kearahnya.

Lintang pun menunduk mencoba menahan air matanya. "Kamu juga percaya jika aku melakukanya? Aku dijebak Vin."

"Aku percaya kamu tak melakukanya,"sahutnya sembari mengelus rambutnya.

Mendengar kata-kata Malvin seperti itu Lintang merasakan sedikit ketenangan. Namun orang yang dicintai sudah terlalu membencinya." Apa yang harus aku lakukan?"

                            ~o0o~

Lintang sudah menduga ketika tiba dikampus teman-temanya akan bersikap aneh. Terlebih foto-foto disebarkan melalui media sosial sehingga membuat semua orang dikampus mengetahuinya. Tak bisa digambarkan bagaimana ketakutan dan kesedihanya kali ini. Mereka menatapnya jijik dan saling berbisik sinis.

Lintang dan Gema [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum